Mengajar membaca kepada anak-anak dengan disleksia membutuhkan pendekatan multifaset yang memenuhi kebutuhan belajar unik mereka. Disleksia, gangguan perkembangan saraf, mempengaruhi membaca dan proses kognitif terkait bahasa, memerlukan strategi khusus untuk meningkatkan kemampuan membaca. Penelitian menyoroti beberapa metode yang efektif, termasuk pembelajaran multisensori, fonik terstruktur, dan intervensi inovatif seperti pendekatan Orton-Gillingham. Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan kefasihan membaca, pemahaman, dan keterampilan melek huruf secara keseluruhan pada anak-anak dengan disleksia. Di bawah ini adalah strategi dan wawasan utama dari penelitian terbaru tentang cara terbaik mengajar membaca kepada anak-anak dengan disleksia.
Pembelajaran Multisensori dan Neurofeedback
- Metode pembelajaran multisensori melibatkan banyak indera secara bersamaan, seperti pendengaran, penglihatan, dan sentuhan, untuk memperkuat pembelajaran. Pendekatan ini telah terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan membaca pada anak-anak disleksia dengan memanfaatkan berbagai bagian otak untuk membantu proses belajar (Eroğlu, 2020).
- Neurofeedback, bila dikombinasikan dengan pembelajaran multisensori, dapat lebih meningkatkan kemampuan membaca dengan menormalkan koneksi sinaptik di otak. Studi telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pemahaman membaca ketika metode ini diterapkan secara bersamaan(EroÄŸlu, 2020).
Fonik dan Perancah Terstruktur
- Instruksi fonik terstruktur, disajikan dalam lingkungan bahasa yang kaya, sangat penting untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman fonologis. Metode ini berfokus pada pengajaran fonik yang sistematis, yang penting untuk akuisisi membaca pada pelajar disleksia(Troeva_Chalakova, 2016).
- Strategi perancah, yang memberikan dukungan dan secara bertahap meningkatkan kompleksitas tugas, telah terbukti meningkatkan kelancaran membaca. Strategi ini memungkinkan anak-anak untuk berlatih membaca dengan bimbingan, yang mengarah pada hasil yang lebih baik (Unimuke et al., 2024).
Membaca Berulang dan Pemetaan Pikiran
- Membaca berulang melibatkan membaca materi yang sama beberapa kali untuk mencapai kelancaran dan pemahaman. Strategi ini telah efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca pada anak-anak disleksia dengan memperkuat keakraban dengan teks (Chen, 2023).
- Pemetaan pikiran, alat berpikir organisasi, membantu anak-anak disleksia memahami dan mengatur ide dengan memetakan subtopik dan tema sentral. Strategi visual ini membantu dalam memahami informasi yang kompleks dan meningkatkan pemahaman baca (Chen, 2023).
Pendekatan Orton-Gillingham dan Telepractice
- Pendekatan Orton-Gillingham, metode mapan untuk mengajar membaca kepada anak-anak disleksia, menekankan instruksi multisensori, terstruktur, dan berurutan. Studi terbaru menunjukkan bahwa pendekatan ini dapat disampaikan secara efektif melalui telepractice, sehingga dapat diakses oleh anak-anak di daerah terpencil (“Telepractice Reading Intervention using Orton-Gillingham Approach for Child with Dyslexia”, 2023).
- Telepractice memungkinkan penerapan intervensi membaca secara online, memberikan fleksibilitas dan jangkauan kepada praktisi dan peserta didik sampa (“Telepractice Reading Intervention using Orton-Gillingham Approach for Child with Dyslexia”, 2023).
Dukungan Keluarga dan Pengajaran Remedial
- Keterlibatan dan dukungan keluarga memainkan peran penting dalam keberhasilan intervensi membaca untuk anak-anak disleksia. Melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran dapat memberikan penguatan dan motivasi tambahan bagi anak (Tarjiah et al., 2023).
- Pengajaran remedial, disesuaikan dengan kebutuhan spesifik siswa disleksia, melibatkan instruksi dan praktik yang ditargetkan untuk mengatasi kesenjangan pembelajaran individu. Pendekatan yang dipersonalisasi ini sangat penting untuk meningkatkan keterampilan membaca pada pelajar disleksia (Tarjiah et al., 2023).
Sementara strategi ini menawarkan hasil yang menjanjikan, penting untuk menyadari bahwa disleksia adalah kondisi yang kompleks dan heterogen. Setiap anak dapat merespons secara berbeda terhadap berbagai intervensi, dan kombinasi metode mungkin diperlukan untuk mencapai hasil terbaik. Selain itu, membina lingkungan belajar yang mendukung dan inklusif sangat penting untuk kesejahteraan secara keseluruhan dan keberhasilan akademik anak-anak dengan disleksia.