Mengajar berhitung kepada anak-anak dengan keterbelakangan mental membutuhkan pendekatan terstruktur yang sabar yang menggabungkan instruksi individual, dukungan motivasi, dan kegiatan yang menarik. Orang tua memainkan peran penting dalam proses ini, karena mereka dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung yang melayani kebutuhan unik anak-anak mereka. Bagian berikut menguraikan strategi dan praktik yang efektif untuk mengajar berhitung dengan kesabaran kepada anak-anak dengan keterbelakangan mental.
Instruksi Individual
- Kurikulum yang Disesuaikan: Menerapkan kurikulum berhitung individual, seperti program Pemulihan Matematika yang disesuaikan, telah menunjukkan hasil positif dalam meningkatkan keterampilan berhitung pada anak-anak penyandang cacat intelektual. Pendekatan ini melibatkan penyesuaian pelajaran dengan kebutuhan dan kemampuan belajar khusus anak, yang dapat mengarah pada peningkatan berkelanjutan dalam keterampilan berhitung dari waktu ke waktu (Tzanakaki et al., 2014).
- Teknik Pengajaran Presisi: Metode pengajaran seperti pengajaran presisi, yang berfokus pada penguasaan keterampilan tertentu melalui pengulangan dan penguatan, telah efektif. Misalnya, mengajar anak-anak dengan sindrom Down untuk menambah dengan menghitung telah terbukti berhasil, dengan siswa menguasai teknik dalam waktu seminggu dan mempertahankan keterampilan dari waktu ke waktu (Irwin, 1991).
Praktik Kognitif dan Motivasi
- Keterlibatan Kognitif: Orang tua dapat meningkatkan pembelajaran berhitung dengan menggunakan petunjuk lanjutan dan pembicaraan berhitung terstruktur selama kegiatan. Keterlibatan kognitif ini mendorong anak-anak untuk menggunakan strategi berhitung tingkat lanjut, mendorong pemahaman yang lebih dalam dan pengembangan keterampilan (Jiawen et al., 2024).
- Dukungan Motivasi: Memberikan dukungan otonomi daripada kontrol selama kegiatan berhitung dapat secara signifikan meningkatkan keterlibatan dan motivasi anak-anak. Pendekatan ini membantu anak-anak merasa lebih mengendalikan pembelajaran mereka, yang dapat mengarah pada hasil yang lebih baik (Jiawen et al., 2024).
Aktivitas Pembelajaran yang Menarik
- Alat Interaktif: Memanfaatkan sistem pembelajaran interaktif yang melayani gaya belajar yang berbeda (visual, pendengaran, kinestetik) dapat membuat pembelajaran berhitung lebih mudah diakses dan menyenangkan bagi anak-anak dengan keterbelakangan mental. Sistem ini sering mencakup elemen sensorik yang melibatkan anak-anak dan mendorong partisipasi aktif (Dangeti et al., 2013).
- Pembelajaran Berbasis Bermain: Menggabungkan kegiatan berbasis permainan, seperti menggunakan blok angka, dapat secara efektif meningkatkan keterampilan berhitung. Kegiatan ini memungkinkan anak-anak untuk mengeksplorasi konsep matematika secara langsung dan menarik, yang dapat mengarah pada peningkatan signifikan dalam kemampuan berhitung mereka (A’tiana et al., 2021).
Kesabaran dan Konsistensi
- Instruksi Pasien: Guru dan orang tua harus menunjukkan kesabaran dan konsistensi dalam metode pengajaran mereka. Ini melibatkan penggunaan metode komunikasi, simulasi, dan latihan dengan sabar untuk membantu anak-anak mengejar keterlambatan perkembangan (“Implementasi Sabar dalam Mendidik Anak Tunagrahita”, 2023).
- Penguatan dan Umpan Balik: Memberikan umpan balik dan penguatan segera, seperti melalui instruksi yang dibantu komputer, dapat membantu anak-anak dengan keterbelakangan mental belajar dan mempertahankan keterampilan berhitung. Pendekatan ini telah terbukti meningkatkan kinerja dan memfasilitasi generalisasi keterampilan (Leung, 1994).
Meskipun strategi ini efektif, penting untuk mengenali tantangan dan keterbatasan yang mungkin dihadapi orang tua dan pendidik. Misalnya, guru sering membutuhkan pelatihan dan dukungan tambahan untuk mengajar berhitung secara efektif kepada anak-anak dengan kebutuhan khusus(Diana et al., 2023). Selain itu, lingkungan berhitung di rumah memainkan peran penting, dan intervensi yang membimbing orang tua dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dapat menguntungkan (Napoli, 2019). Secara keseluruhan, kombinasi instruksi individual, dukungan motivasi, kegiatan yang menarik, dan pengajaran pasien dapat secara signifikan meningkatkan pembelajaran berhitung untuk anak-anak dengan keterbelakangan mental.