Orang tua dari anak-anak autis menghadapi tugas yang kompleks dan beragam ketika mempersiapkan masa depan anak-anak mereka. Persiapan ini melibatkan menyelaraskan harapan, terlibat dalam kegiatan transisi, dan mendorong penentuan nasib sendiri, sambil menavigasi tantangan unik yang ditimbulkan oleh gangguan spektrum autisme (ASD). Penelitian ini menyoroti pentingnya keterlibatan orang tua dan perlunya pendekatan terstruktur untuk perencanaan masa depan anak-anak autis. Di bawah ini adalah aspek-aspek kunci tentang bagaimana orang tua mempersiapkan masa depan anak-anak autis mereka, berdasarkan makalah penelitian yang disediakan.
Menyelaraskan Harapan
- Perbedaan dalam Harapan: Penelitian menunjukkan bahwa seringkali ada tingkat kesepakatan moderat antara orang tua dan remaja autis mengenai harapan masa depan, dengan remaja biasanya memiliki harapan kemandirian yang lebih tinggi daripada orang tua mereka (“Autistic Adolescents’ and Their Parents’ Visions for the Future: How Aligned Are They?”, 2022).
- Kekhawatiran Orangtua: Orang tua mengungkapkan keprihatinan tentang swasembada anak-anak mereka, transisi ke masa remaja, dan pendidikan, yang merupakan bidang penting untuk perencanaan masa depan (Ganjeh et al., 2020).
Kegiatan Persiapan Transisi
- Keterlibatan dalam Kegiatan Transisi: Orang tua terlibat dalam berbagai kegiatan persiapan transisi, seperti diskusi tentang masa depan dan kegiatan sosial, yang terkait dengan peningkatan persepsi orang tua tentang kesiapan untuk dewasa (Kirby et al., 2020).
- Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan: Keterlibatan orang tua aktif dalam pendidikan dan sosialisasi anak autis sangat penting. Ini termasuk bekerja dengan para profesional untuk membuat rencana individual yang memenuhi kebutuhan unik anak (Bogatikov & Chernikova, 2019).
Membina Penentuan Nasib Sendiri
- Pengaturan Tujuan Otonom: Mendorong penentuan nasib sendiri melalui penetapan tujuan otonom terkait dengan hasil positif bagi remaja autis. Orang tua dan profesional berperan dalam memfasilitasi proses ini, meskipun hambatan seperti kurangnya bimbingan dan sumber daya dapat menghambat kemajuan (Hodgetts et al., 2018) (Hodgetts & Park, 2017).
- Memberdayakan Orang Tua: Program yang memberdayakan orang tua untuk menciptakan visi untuk masa depan anak mereka dan berpartisipasi aktif dalam perencanaan sangat penting. Program-program ini membantu orang tua menilai kebutuhan anak mereka dan menetapkan prioritas belajar (Webster et al., 2017).
Mengatasi Faktor Sistemik dan Individu
- Dampak Harapan pada Hasil: Harapan orang tua secara signifikan mempengaruhi hasil orang dewasa untuk individu autis, seperti pekerjaan dan kemandirian. Memahami dan mengatasi harapan ini dapat memandu kegiatan terkait transisi yang efektif (Holmes et al., 2018) (Chen et al., 2019).
- Pertimbangan Budaya dan Sosioekonomi: Efektivitas persiapan transisi dapat bervariasi berdasarkan faktor budaya dan sosial ekonomi, menyoroti perlunya intervensi yang disesuaikan yang mempertimbangkan variabel-variabel ini (Noorden, 2024).
Sementara penelitian menggarisbawahi pentingnya keterlibatan orang tua dan perencanaan terstruktur, penelitian ini juga menunjukkan tantangan seperti perbedaan harapan dan perlunya penelitian yang lebih inklusif dan beragam. Orang tua sering menghadapi ketidakpastian dan kurangnya bimbingan, yang dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk secara efektif mempersiapkan masa depan anak mereka. Mengatasi tantangan ini membutuhkan pendekatan kolaboratif yang melibatkan orang tua, profesional, dan komunitas yang lebih luas untuk memastikan bahwa anak-anak autis dapat mencapai potensi penuh mereka di masa dewasa.
