Orang tua memainkan peran penting dalam membangun kebiasaan berhitung awal pada anak-anak dengan cerebral palsy (CP) dengan menciptakan lingkungan berhitung di rumah yang mendukung dan terlibat dalam intervensi yang ditargetkan. Anak-anak dengan CP sering menghadapi tantangan dalam mengembangkan keterampilan aritmatika karena keterbatasan motorik dan kognitif, membuat keterlibatan orang tua menjadi lebih kritis. Dengan memanfaatkan berbagai strategi, orang tua dapat membantu mengurangi tantangan ini dan mendorong perkembangan berhitung pada anak-anak mereka. Bagian berikut menguraikan pendekatan kunci yang dapat diadopsi orang tua untuk mendukung berhitung dini pada anak-anak dengan CP.
Lingkungan Berhitung Rumah
- Aktivitas Matematika: Orang tua dapat meningkatkan keterampilan berhitung dengan memasukkan kegiatan matematika ke dalam rutinitas sehari-hari. Penelitian telah menunjukkan bahwa lingkungan berhitung di rumah yang terstruktur, di mana orang tua terlibat dalam kegiatan berhitung langsung, dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan berhitung anak (Napoli, 2019) (Segers et al., 2015).
- Membaca Buku Cerita Matematika: Melibatkan anak-anak dalam membaca buku cerita matematika adalah cara yang efektif untuk memperkenalkan konsep angka. Orang tua dapat membimbing anak-anak mereka melalui cerita, mengatasi kesalahan dan mendiskusikan konsep matematika, yang telah terbukti mengurangi kesalahan dan meningkatkan pemahaman (Uscianowski, 2018).
Intervensi yang Disesuaikan
- Alat dan Strategi yang Disesuai: Untuk anak-anak dengan CP, intervensi perlu disesuaikan dengan kebutuhan spesifik mereka. Sebuah studi kasus menunjukkan efektivitas alat komputasi yang dipersonalisasi yang membantu seorang anak dengan CP meningkatkan kemampuannya untuk memecahkan penambahan kompleks (Neveu et al., 2023).
- Bimbingan Indera Angka Terintegrasi: Program yang berfokus pada menghubungkan representasi numerik nonsimbolik dan simbolik dapat meningkatkan kelancaran aritmatika dan menormalkan pola pemrosesan saraf pada anak-anak dengan cacat matematika, termasuk mereka yang memiliki CPÂ (Park et al., 2024).
Praktik Kognitif dan Motivasi
- Keterlibatan Kognitif: Orang tua dapat menggunakan petunjuk lanjutan dan pembicaraan berhitung terstruktur untuk melibatkan anak-anak secara kognitif. Pendekatan ini telah terbukti meningkatkan keterlibatan anak-anak dengan strategi berhitung (Jiawen et al., 2024).
- Dukungan Motivasi: Memberikan dukungan otonomi daripada kontrol selama kegiatan berhitung dapat menumbuhkan lingkungan belajar yang positif, mendorong anak-anak untuk terlibat lebih dalam dengan tugas berhitung (Jiawen et al., 2024).
Pengetahuan dan Harapan Orang Tua
- Memahami Perkembangan Matematika Awal : Pengetahuan orang tua tentang perkembangan berhitung awal memengaruhi dukungan yang mereka berikan. Meskipun pengetahuan saja mungkin tidak memprediksi dukungan berhitung, itu secara positif terkait dengan keyakinan orang tua tentang kemampuan berhitung anak-anak mereka, yang pada gilirannya mempengaruhi frekuensi dan kompleksitas kegiatan berhitung (Douglas & Rittle-Johnson, n.d.).
- Harapan dan Aktivitas: Harapan dan aktivitas berhitung orang tua adalah prediktor signifikan dari keterampilan berhitung awal, menyoroti pentingnya lingkungan berhitung di rumah yang mendukung (Segers et al., 2015).
Meskipun strategi ini efektif, penting untuk mempertimbangkan tantangan unik yang dihadapi oleh anak-anak dengan CP. Kerangka kognisi yang diwujudkan menunjukkan bahwa persepsi dan perilaku tindakan mempengaruhi perkembangan kognitif, yang dapat menawarkan wawasan tentang bagaimana keterampilan berhitung dapat dikembangkan pada anak-anak dengan CP (Rooijen et al., 2011). Selain itu, perbedaan dalam lingkungan berhitung di rumah dapat menyebabkan variasi dalam keterampilan matematika, menekankan perlunya intervensi yang disesuaikan yang mempertimbangkan perbedaan individu (Girard et al., 2022). Dengan memahami dinamika ini, orang tua dapat lebih mendukung perkembangan berhitung anak-anak mereka, bahkan di hadapan CP.