A close-up portrait of a child's eye, capturing subtle expressions and natural light details.

Bagaimana Cara Merawat Anak Dengan Sindrom Down Yang Memiliki Masalah Penglihatan Atau Pendengaran?

Mengobati anak dengan sindrom Down yang memiliki masalah penglihatan atau pendengaran memerlukan pendekatan multidisiplin yang komprehensif karena tingginya prevalensi masalah ini pada populasi ini. Anak-anak dengan sindrom Down sering mengalami gangguan pendengaran konduktif dan gangguan penglihatan, yang secara signifikan dapat mempengaruhi perkembangan dan kualitas hidup mereka. Manajemen yang efektif melibatkan deteksi dini, pemantauan rutin, dan intervensi khusus yang memenuhi kebutuhan medis dan perkembangan. Di bawah ini adalah strategi utama untuk mengelola kondisi ini.

Manajemen Pendengaran

  • Deteksi Dini dan Pemantauan: Evaluasi pendengaran secara teratur sangat penting, dengan rekomendasi untuk penilaian setiap enam bulan sampai usia sekolah, dan setiap tahun sesudahnya. Hal ini disebabkan tingginya risiko gangguan pendengaran pada anak-anak dengan sindrom Down, sering disebabkan oleh anomali struktur telinga anatomi dan patologi telinga tengah seperti otitis media dengan efusi (Nightengale, 2018).
  • Intervensi Medis dan Bedah: Manajemen agresif, termasuk penggunaan tabung pemerataan tekanan, seringkali diperlukan untuk mengatasi infeksi telinga kronis dan gangguan pendengaran konduktif. Namun, intervensi bedah mungkin tidak selalu berhasil, memerlukan pendekatan alternatif (Shott, 2006) (Nightengale, 2018).
  • Rehabilitasi dan Teknologi: Teknologi amplifikasi, seperti alat bantu dengar, dan terapi pendengar-verbal direkomendasikan untuk mendukung perkembangan bahasa. Dalam kasus di mana alat bantu dengar tidak mencukupi, implan koklea dapat dipertimbangkan (Pappas et al., 1994) (Hyvärinen et al., 2011).

Manajemen Visi

  • Evaluasi Visi Komprehensif: Penilaian menyeluruh oleh spesialis perawatan mata anak sangat penting untuk mendiagnosis dan mengelola gangguan penglihatan. Evaluasi ini harus mempertimbangkan kebutuhan medis, fungsional, dan pendidikan anak (Ciner et al., 2024).
  • Intervensi dan Dukungan: Terapis okupasi memainkan peran penting dalam menerapkan rencana manajemen visi individual, seringkali melalui sekolah atau program intervensi dini. Rencana ini mungkin termasuk latihan untuk meningkatkan perhatian dan persepsi visual (Ciner et al., 2024) (Son & Lee, 2023).
  • Terapi Integrasi Sensori: Pendekatan ini dapat meningkatkan perhatian visual dan keterampilan persepsi, seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan pelacakan visual dan perhatian pada anak-anak dengan sindrom Down setelah terapi integrasi sensori (Son & Lee, 2023).

Pendekatan Multidisiplin

  • Perawatan Kolaborasi: Tim spesialis, termasuk audiolog, dokter mata, terapis wicara, dan terapis okupasi, harus bekerja sama untuk memberikan perawatan yang komprehensif. Pendekatan tim ini memastikan bahwa semua aspek perkembangan anak didukung (Hyvärinen et al., 2011) (Ciner et al., 2024).
  • Peran Dokter Keluarga: Pengawasan kesehatan secara teratur oleh dokter keluarga sangat penting untuk memantau dan mengelola kondisi komorbiditas, memastikan bahwa anak-anak dengan sindrom Down menerima intervensi dan dukungan yang tepat (Bunt & Bunt, 2014).

Sementara fokus utamanya adalah mengatasi gangguan sensorik tertentu, penting juga untuk mempertimbangkan konteks perkembangan yang lebih luas. Anak-anak dengan sindrom Down sering memiliki kekuatan dalam pembelajaran visual, yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung keterampilan pendengaran melalui teknik persepsi lintas modal, seperti menggunakan gerakan visual untuk meningkatkan diskriminasi pendengaran (Kermani, 2014). Pendekatan holistik ini tidak hanya mengatasi tantangan sensorik langsung tetapi juga mendukung kemajuan perkembangan secara keseluruhan.

Nightengale, E. (2018). Hearing Loss in Children with Down Syndrome. The Hearing Journal. https://doi.org/10.1097/01.HJ.0000530645.24806.BF
Shott, S. R. (2006). Down syndrome: common otolaryngologic manifestations. American Journal of Medical Genetics Part C-Seminars in Medical Genetics. https://doi.org/10.1002/AJMG.C.30095
Pappas, D. G., Flexer, C., & Shackelford, L. (1994). Otological and habilitative management of children with down syndrome. Laryngoscope. https://doi.org/10.1288/00005537-199409000-00003
Hyvärinen, A., Dietz, A., & Löppönen, H. (2011). Auditory rehabilitation path for children. Duodecim Lääketieteellinen Aikakauskirja.
Ciner, E., Appel, S. D., & Graboyes, M. (2024). Management of Vision Disorders in Children With Disabilities. https://doi.org/10.4324/9781003526841-12
Son, J., & Lee, H.-R. (2023). Effects of Sensory Integration Therapy and Home-Based Sensory Integration on Visual Attention in Children with Down Syndrome. 대한감각통합치료학회지. https://doi.org/10.18064/jkasi.2023.21.2.12
Bunt, C. W., & Bunt, S. K. (2014). Role of the family physician in the care of children with Down syndrome. American Family Physician.
Kermani, F. K. (2014). The impact of cross-modal perception on auditory discrimination of down syndrome chilren.
Scroll to Top