Menyusun menu makanan sehat untuk anak-anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) membutuhkan pemahaman yang bernuansa tentang kebutuhan dan preferensi diet unik mereka. Anak-anak dengan ASD sering menunjukkan selektivitas makanan, sensitivitas sensorik, dan preferensi untuk tekstur dan rasa tertentu, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi. Oleh karena itu, membuat menu yang menarik dan mencukupi nutrisi sangat penting. Ini melibatkan mempertimbangkan preferensi individu, kepekaan sensorik, dan kebutuhan nutrisi, sementara juga memasukkan strategi untuk secara bertahap memperkenalkan makanan baru.
Memahami Selektivitas Makanan dan Sensitivitas Sensorik
- Anak-anak dengan ASD sering menampilkan selektivitas makanan, lebih memilih makanan dengan tekstur, warna, dan rasa tertentu. Mereka mungkin menyukai makanan ringan, semi-cair dan menunjukkan preferensi untuk makanan berwarna pucat, yang dapat menyebabkan diet monoton dan potensi kekurangan gizi (Conti et al., 2023) (Conti et al., 2024).
- Sensitivitas sensorik dapat mempengaruhi pilihan makanan, karena anak-anak dengan ASD mungkin hiper atau hiporeaktif terhadap rangsangan sensorik yang terkait dengan makanan, mempengaruhi kesediaan mereka untuk mencoba makanan baru (Sabatini et al., 2023).
Strategi Gizi dan Perencanaan Menu
- Pendekatan diet individual sangat penting. Ini melibatkan bekerja dengan spesialis nutrisi untuk menyesuaikan rencana makan yang memenuhi kebutuhan spesifik setiap anak, mempertimbangkan preferensi sensorik dan kebutuhan nutrisi mereka (Önal et al., 2023) (Sabatini et al., 2023).
- Memasukkan berbagai tekstur dan rasa makanan secara bertahap dapat membantu mengurangi selektivitas makanan. Proses ini membutuhkan waktu dan dedikasi dari para profesional dan anggota keluarga (Tananta & Filgueiras, 2024).
- Penggunaan alat interaktif, seperti Nutri-App dan buku-buku pop-up augmented reality, telah terbukti secara efektif memperkenalkan makanan baru kepada anak-anak dengan ASD, meningkatkan pemahaman dan penerimaan mereka terhadap diet seimbang (Muhammad et al., 2022).
Komponen dan Intervensi Makanan
- Intervensi diet tertentu, seperti diet bebas gluten, bebas kasein, dan bebas gula, telah bermanfaat bagi beberapa anak dengan ASD, membantu mengelola berat badan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan (Abu-Hussein, 2023).
- Dimasukkannya produk alami, prebiotik, dan probiotik dalam makanan dapat lebih meningkatkan efektivitas intervensi diet, berpotensi mengurangi beberapa gejala yang terkait dengan ASDÂ (Li et al., 2024).
Tips Praktis untuk Persiapan Makanan
- Menyajikan makanan dengan cara yang sederhana dan menjaga konsistensi dalam peralatan makan dan pengaturan makanan dapat membantu anak-anak dengan ASD merasa lebih nyaman selama waktu makan (Conti et al., 2023).
- Intervensi berbasis sekolah dan kolaborasi dengan ahli gizi ahli gizi terdaftar dapat mempromosikan kebiasaan makan yang sehat pada anak-anak prasekolah dengan ASD, mengatasi kebutuhan nutrisi unik mereka (Kandiah et al., 2023).
Sementara fokusnya adalah menciptakan menu yang disesuaikan dan bergizi untuk anak-anak dengan ASD, penting untuk mengakui tantangan dan keterbatasan dalam menerapkan perubahan pola makan. Kurangnya data ilmiah konklusif tentang efektivitas diet terapeutik spesifik untuk ASD menunjukkan bahwa tidak ada pendekatan diet tunggal yang dapat direkomendasikan secara universal. Oleh karena itu, kolaborasi berkelanjutan dengan penyedia layanan kesehatan dan spesialis nutrisi sangat penting untuk memastikan bahwa intervensi diet efektif dan berkelanjutan untuk setiap anak (Önal et al., 2023).