Menjelaskan disleksia kepada seorang anak dengan cara yang memberdayakan daripada mengurangi sangat penting untuk harga diri mereka dan pemahaman tentang gaya belajar yang unik. Disleksia adalah perbedaan pembelajaran umum yang mempengaruhi bagaimana individu memproses bahasa, tetapi tidak mencerminkan kecerdasan atau potensi seseorang. Dengan berfokus pada kekuatan dan perspektif unik yang datang dengan disleksia, orang tua dan pendidik dapat membantu anak-anak melihat kondisi mereka sebagai bagian dari identitas mereka yang berkontribusi pada individualitas mereka. Berikut adalah beberapa strategi yang perlu dipertimbangkan ketika menjelaskan disleksia kepada seorang anak.
Gunakan Bahasa dan Analogi Ramah Anak
- Analogi Kulit Telur: Analogi “kulit telur manusia” dapat menjadi alat yang berguna. Ini menunjukkan bahwa seperti kulit telur, penderita disleksia memiliki lapisan luar yang unik yang melindungi interior yang kaya dan berharga. Analogi ini dapat membantu anak-anak memahami bahwa disleksia mereka hanyalah salah satu bagian dari siapa mereka, dan itu tidak menentukan nilai atau kemampuan mereka (Beckwith, 2023).
- Penjelasan Pengkabelan Otak: Jelaskan bahwa disleksia berarti otak mereka terhubung secara berbeda, yang dapat membuat membaca dan menulis lebih menantang, tetapi juga berarti mereka mungkin lebih baik dalam hal lain, seperti pemecahan masalah atau pemikiran kreatif (Zambo, 2003).
Tekankan Kekuatan dan Kemampuan
- Sorot Kekuatan Unik: Banyak individu disleksia unggul dalam bidang-bidang seperti kreativitas, pemecahan masalah, dan berpikir di luar kotak. Menekankan kekuatan ini dapat membantu anak-anak merasa bangga dengan kemampuan mereka (Aitken, 2012).
- Model Peranan: Bagikan kisah individu disleksia yang sukses, seperti penulis terkenal, ilmuwan, atau pengusaha, untuk menunjukkan bahwa disleksia tidak membatasi potensi seseorang (“Parenting a Dyslexic Child”, 2021).
Memberikan Dukungan Emosional dan Dorongan
- Penguatan Positif: Dorong anak dengan berfokus pada kemajuan dan upaya mereka daripada kesulitan mereka. Rayakan kemenangan kecil untuk membangun kepercayaan diri (Fonyuyshey & Nsah, 2019).
- Komunikasi Terbuka: Pertahankan dialog terbuka di mana anak merasa nyaman mengekspresikan perasaan dan frustrasi mereka tentang disleksia. Hal ini dapat membantu mereka merasa didukung dan memahaminya (Moody, 2012).
Mendidik dan Libatkan Anak
- Pemahaman Ilmiah: Mendidik anak tentang aspek ilmiah disleksia, seperti bagaimana otak mereka memproses informasi secara berbeda. Hal ini dapat memberdayakan mereka dengan pengetahuan dan membantu mereka memahami bahwa mereka tidak sendirian dalam pengalaman mereka (Zambo, 2003).
- Keterlibatan dalam Strategi Belajar: Libatkan anak dalam mengembangkan strategi yang paling cocok untuk mereka, seperti menggunakan buku audio atau alat bantu visual, yang dapat memberi mereka rasa kontrol atas proses belajarnya (“Supporting Dyslexia and Literacy Difficulties in Schools”, 2022).
Meskipun strategi ini dapat membantu anak memahami dan menerima disleksia mereka, penting juga untuk mengakui tantangan yang mungkin mereka hadapi. Disleksia dapat menyebabkan kesulitan dalam lingkungan belajar tradisional, yang mungkin mempengaruhi harga diri dan kinerja akademik anak. Oleh karena itu, sangat penting untuk memberikan dukungan berkelanjutan dan menyesuaikan metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dengan membina lingkungan yang inklusif dan memahami, anak-anak dengan disleksia dapat berkembang dan mencapai potensi penuh mereka (John & Chandekar, 2023) (Neanon, 2002).