Meningkatkan kepercayaan diri seorang anak dengan diskalkulia melibatkan pendekatan multifaset yang menggabungkan intervensi yang dipersonalisasi, bantuan teknologi, dan strategi pendidikan yang mendukung. Dyscalculia, ketidakmampuan belajar spesifik yang mempengaruhi keterampilan matematika, dapat secara signifikan mempengaruhi harga diri dan kepercayaan diri anak. Dengan menggunakan intervensi yang ditargetkan dan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, pendidik dan orang tua dapat membantu anak-anak dengan diskalkulia membangun kepercayaan diri mereka dan meningkatkan kemampuan matematika mereka. Bagian berikut menguraikan strategi utama untuk mencapai tujuan ini.
Intervensi yang Dipersonalisasi
- Alat EdSense: Alat EdSense menggunakan model Pelacakan Pengetahuan Bayesian untuk menilai dan mengatasi keterampilan matematika pada anak-anak dengan diskalkulia. Dengan mengidentifikasi area kesulitan tertentu, seperti multiplikasi dan identifikasi simbol, EdSense menyediakan intervensi yang dipersonalisasi yang dapat membantu anak-anak meningkatkan keterampilan matematika mereka dan, akibatnya, kepercayaan diri mereka (Jadhav et al., 2023).
- Rencana Tindakan: Mengembangkan rencana tindakan praktis yang berfokus pada pelatihan ‘rasa angka’ dan pemikiran strategis dapat mengoptimalkan kemajuan anak-anak dalam matematika. Rencana-rencana ini harus disesuaikan dengan kebutuhan individu anak, menekankan pentingnya pemahaman daripada hafalan (Hannell, 2013).
Bantuan Teknologi dan Gamifikasi
- Pembelajaran Gamifikasi: Memasukkan gamifikasi ke dalam pembelajaran dapat membuat matematika lebih menarik dan kurang menimbulkan kecemasan bagi anak-anak dengan diskalkulia. Materi pembelajaran yang digamifikasi, seperti yang dikembangkan untuk anak kecil, dapat membantu mereka menguasai keterampilan berhitung dasar dengan cara yang menyenangkan dan interaktif, sehingga meningkatkan kepercayaan mereka (Ramadhan et al., 2023) (Vanjari et al., 2020).
- Program Berbasis Komputer: Program seperti Calcularis 2.0, yang berfokus pada otomatisasi representasi angka dan melatih operasi aritmatika, telah terbukti meningkatkan kemampuan aritmatika dan mengurangi kecemasan matematika. Perbaikan ini dapat menyebabkan peningkatan kepercayaan diri pada anak-anak dengan diskalkulia (Kohn et al., 2020).
Strategi Pendidikan yang Mendukung
- Proses Desain Teknik (EDP): Menerapkan EDP dalam pendidikan STEM dapat meningkatkan kepercayaan diri dengan mempromosikan pemecahan masalah langsung dan pertumbuhan kognitif. Pendekatan ini mendorong anak-anak untuk terlibat aktif dengan konsep matematika, menumbuhkan kepercayaan akademis dan sosial (Bilir et al., 2025).
- Konteks dan Refleksi yang Familiar: Menggunakan konteks yang sudah dikenal dalam pendidikan matematika dapat membantu anak-anak dengan diskalkulia menghubungkan konsep abstrak ke aplikasi dunia nyata. Mendorong refleksi dan interaksi dalam proses pembelajaran juga dapat memberikan wawasan tentang aktivitas berpikir mereka, membantu mereka mengatasi kecemasan matematika dan membangun kepercayaan diri (Nelissen, 2024).
Perspektif yang Lebih Luas
Meskipun strategi ini dapat secara signifikan meningkatkan kepercayaan diri anak-anak dengan diskalkulia, penting untuk menyadari bahwa diskalkulia adalah kondisi kompleks dengan potensi dasar genetik dan neurologis. Beberapa peneliti berpendapat bahwa diskalkulia mungkin terkait dengan kapasitas spesifik domain yang diwariskan, menunjukkan bahwa sementara intervensi pendidikan dapat membantu, mereka mungkin tidak sepenuhnya mengatasi penyebab yang mendasari kondisi (Nelissen, 2024). Selain itu, efektivitas intervensi dapat bervariasi berdasarkan faktor individu seperti kecemasan matematika dan adanya gangguan belajar lainnya (Kohn et al., 2020). Oleh karena itu, pendekatan komprehensif yang mencakup identifikasi dini, dukungan yang dipersonalisasi, dan penilaian berkelanjutan sangat penting untuk mendukung anak-anak dengan diskalkulia secara efektif.