Monochrome image of a child holding a teddy bear while walking down a dirt road, conveying a sense of solitude.

Bagaimana Cara Mengukur Keberhasilan Terapi Pada Anak Dengan Retardasi Mental?

Mengukur keberhasilan terapi pada anak-anak dengan keterbelakangan mental melibatkan evaluasi berbagai dimensi peningkatan, termasuk keterampilan motorik, perilaku, fungsi emosional dan sosial, dan dinamika keluarga. Efektivitas intervensi terapeutik yang berbeda dapat dinilai melalui ukuran kuantitatif dan kualitatif, yang memberikan pemahaman komprehensif tentang kemajuan anak. Bagian berikut menguraikan metode dan pertimbangan utama untuk mengevaluasi keberhasilan terapeutik dalam populasi ini.

Peningkatan Keterampilan Motorik

  • Terapi motorik telah terbukti secara signifikan meningkatkan keterampilan motorik kasar dan halus pada anak-anak dengan keterbelakangan mental. Sebuah tinjauan sistematis menemukan bahwa 10 dari 11 intervensi efektif dalam meningkatkan keterampilan ini, menunjukkan bahwa peningkatan keterampilan motorik adalah indikator keberhasilan terapeutik yang dapat diandalkan di bidang ini (Fadjaritha & Pratisti, 2024)].

Perubahan Perilaku

  • Terapi musik telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam perilaku di antara anak-anak yang mengalami gangguan mental. Sebuah penelitian melaporkan penurunan skor perilaku rata-rata yang signifikan secara statistik setelah 45 hari terapi musik, menyoroti keefektifannya dalam memodifikasi masalah perilaku(Chicholkar, 2022).
  • Terapi Interaksi Orangtua-Anak (PCIT) juga efektif dalam mengurangi perilaku mengganggu pada anak-anak dengan keterbelakangan mental dan gangguan penantangan oposisi komorbid. Penilaian pasca pengobatan menunjukkan peningkatan kepatuhan dan berkurangnya perilaku mengganggu, seperti yang dilaporkan oleh orang tua (Bagner & Eyberg, 2007).

Fungsi Emosional dan Soal

  • Terapi Filial dan Terapi Respon Pivotal (PRT) telah efektif dalam mengurangi masalah perilaku, emosional, dan sosial pada anak-anak dengan gangguan mental. Terapi ini juga secara positif mempengaruhi sikap orang tua, menunjukkan peningkatan kesejahteraan emosional dan sosial anak secara keseluruhan (George & Gandhimathi, n.d.).
  • Terapi mendongeng telah digunakan untuk meningkatkan keterampilan sosial pada anak-anak dengan keterbelakangan mental yang parah dan gangguan spektrum autisme, menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam perhatian dan pengurangan masalah perilaku (Giuliani et al., 2016).

Dinamika dan Dukungan Keluarga

  • Terapi psikoedukasi telah terbukti mengurangi beban keluarga dan meningkatkan kemampuan mereka untuk merawat anak-anak dengan keterbelakangan mental. Terapi ini membantu keluarga memahami kondisi dengan lebih baik dan memberi mereka strategi untuk mendukung perkembangan anak mereka (Sutinah & Saswati, 2017).

Evaluasi Subyektif dan Kepuasan

  • Studi evaluatif tentang perawatan rawat inap telah menyoroti pentingnya pendapat subjektif dari pasien, orang tua, dan terapis. Studi-studi ini menemukan korelasi positif antara keberhasilan pengobatan, pengalaman, dan kepuasan, menunjukkan bahwa evaluasi subjektif sangat penting dalam menilai hasil terapeutik (Bredel et al., 2004).

Meskipun metode ini memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk mengukur keberhasilan terapeutik, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan konteks individu setiap anak. Efektivitas terapi dapat bervariasi berdasarkan jenis intervensi, pengaturan, dan tantangan spesifik yang dihadapi oleh anak. Selain itu, penelitian berkelanjutan dan adaptasi pendekatan terapeutik diperlukan untuk mengatasi beragam kebutuhan anak-anak dengan keterbelakangan mental dan untuk memastikan bahwa intervensi tetap efektif dan relevan.

Fadjaritha, F., & Pratisti, W. D. (2024). The effects of motor therapy for the intellectual disability: a systematic review. JPI (Jurnal Pendidikan Inklusi). https://doi.org/10.26740/inklusi.v5n2.p90-100
Chicholkar, J. (2022). A quantitative report on effectiveness of music therapy on behavioral changes among mentally challenged children. International Journal of Research in Paediatric Nursing. https://doi.org/10.33545/26641291.2022.v4.i1a.89
Bagner, D. M., & Eyberg, S. M. (2007). Parent-child interaction therapy for disruptive behavior in children with mental retardation: a randomized controlled trial. Journal of Clinical Child and Adolescent Psychology. https://doi.org/10.1080/15374410701448448
George, Dr. G., & Gandhimathi, Dr. M. (n.d.). Effectiveness of filial therapy and pivotal response therapy on behavioral, emotional, and social problems of mentally challenged children and attitude of their parents.
Giuliani, F., Marchetti, B. C., Perrenoud, V., & Korh, P. E. (2016). Is Storytelling Therapy Useful for Children with Autism Spectrum Disorders and Severe Mental Retardation. Advanced Techniques in Biology & Medicine. https://doi.org/10.4172/2379-1764.1000166
Sutinah, S., & Saswati, N. (2017). Psychoeducation therapy reduces burden and improves family ability in caring for mental retardation children. https://doi.org/10.24990/INJEC.V2I1.126
Bredel, S., Brunner, R., Haffner, J., & Resch, F. (2004). [Success of treatment, experience of treatment, and satisfaction with treatment from the perspective of patients, parents, and therapists–results of an evaluative study on inpatient treatment in child and adolescent psychiatry]. Praxis Der Kinderpsychologie Und Kinderpsychiatrie.
Scroll to Top