Mengajar anak-anak dengan autisme untuk membaca tanpa menerapkan tekanan berlebihan membutuhkan pendekatan bernuansa yang menghormati kebutuhan dan tantangan belajar mereka yang unik. Kuncinya adalah menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung yang menekankan pengembangan keterampilan decoding dan pemahaman membaca, sementara juga mempertimbangkan perbedaan individu di antara peserta didik dengan autisme. Ini melibatkan penggunaan praktik berbasis bukti, mendorong keterlibatan melalui konten yang dapat dihubungkan, dan memastikan bahwa instruksi terstruktur dan fleksibel. Berikut adalah beberapa strategi untuk menghindari tekanan berlebihan saat mengajar membaca untuk anak-anak dengan autisme:
Penggunaan Praktik Berbasis Bukti
- Menerapkan praktik berbasis bukti sangat penting untuk instruksi membaca yang efektif. Rekomendasi Panel Baca Nasional (NRP), yang mencakup strategi seperti hubungan tanya jawab (QAR), telah terbukti bermanfaat bagi anak-anak dengan autisme dengan meningkatkan keterampilan pemahaman (Whalon & Hart, 2011) (Bailey et al., 2020).
- Instruksi langsung dan petunjuk sistematis efektif dalam meningkatkan pemahaman bacaan, karena memberikan panduan yang jelas dan terstruktur yang dapat membantu siswa dengan proses autisme dan memahami teks (Accardo, 2015) (Tárraga-MÃnguez et al., 2020).
Instruksi Individual dan Inklusif
- Menyesuaikan instruksi untuk memenuhi kebutuhan individu siswa dengan autisme sangat penting. Ini termasuk menggunakan intervensi yang membahas proses kognitif tertentu, seperti menemukan peristiwa anteseden dan menghasilkan pertanyaan, yang dapat membantu meningkatkan pemahaman (Randi et al., 2010).
- Pengaturan inklusif yang mengintegrasikan siswa dengan autisme ke dalam ruang kelas pendidikan umum dapat memberikan pengalaman melek huruf yang kaya, tetapi penting untuk memastikan bahwa siswa ini tidak dikecualikan dari kegiatan yang bermakna seperti mendongeng dan bermain-akting (Vacca, 2007).
Konten yang Menarik dan Terkait
- Menggunakan konten yang relevan dan menarik bagi anak dapat meningkatkan keterlibatan dan motivasi, mengurangi tekanan yang terkait dengan tugas membaca. Pendekatan ini bisa sangat efektif bila dikombinasikan dengan kegiatan membaca bersama yang mempromosikan pemahaman bahasa dan mendengarkan(Conner et al., 2023).
- Memasukkan minat anak ke dalam bahan bacaan dapat membuat proses belajar lebih menyenangkan dan tidak terlalu membuat stres, menumbuhkan sikap positif terhadap baca (Conner et al., 2023).
Rutinitas Terstruktur dan Dukungan Perilaku
- Membangun rutinitas yang konsisten dan memberikan dukungan perilaku dapat menciptakan lingkungan belajar yang stabil yang mengurangi kecemasan dan tekanan. Struktur ini membantu anak-anak dengan autisme merasa lebih aman dan fokus selama kegiatan membaca (Conner et al., 2023).
- Dukungan perilaku, seperti jadwal visual dan penguatan positif, dapat membantu mengelola perilaku menantang yang mungkin timbul selama instruksi baca (Conner et al., 2023).
Mengatasi Tantangan Pemahaman
- Banyak anak dengan autisme dapat memecahkan kode teks tetapi berjuang dengan pemahaman. Intervensi yang berfokus pada pemahaman kesimpulan dan ide utama teks sangat penting untuk meningkatkan keterampilan pemahaman (Tárraga-MÃnguez et al., 2020).
- Guru harus dilatih untuk menggunakan praktik berbasis penelitian dan memiliki akses ke peluang pengembangan profesional untuk menjembatani kesenjangan antara penelitian dan praktik kelas (Accardo & Finnegan, 2019).
Meskipun strategi ini efektif, penting untuk mengakui tantangan yang dihadapi guru dalam menerapkannya. Seringkali ada kesenjangan antara praktik yang direkomendasikan penelitian dan yang digunakan di ruang kelas, sebagian karena kurangnya akses ke sumber daya dan pelatihan untuk guru (Accardo & Finnegan, 2019). Selain itu, heterogenitas profil membaca di antara peserta didik dengan autisme berarti bahwa apa yang berhasil untuk satu anak mungkin tidak bekerja untuk anak lain, memerlukan pendekatan instruksi (Whalon, 2018) yang fleksibel dan adaptif.