Children sitting in a circle playing fun team games on artificial grass.

Bagaimana Cara Menghindari Tekanan Berlebihan Dalam Mengajarkan Anak Autisme Berhitung?

Mengajar anak-anak dengan autisme untuk berhitung tanpa menerapkan tekanan berlebihan membutuhkan pendekatan bernuansa yang mempertimbangkan kebutuhan unik dan gaya belajar anak-anak ini. Kuncinya adalah menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan mudah beradaptasi yang menghormati perbedaan individu mereka dan mempromosikan keterlibatan melalui strategi yang disesuaikan. Ini melibatkan penggunaan alat bantu visual, metode pengajaran inklusif, dan intervensi berorientasi perilaku untuk memfasilitasi pembelajaran dengan cara bebas stres. Di bawah ini adalah beberapa strategi dan pertimbangan berdasarkan makalah penelitian yang disediakan.

Strategi Pengajaran Visual

  • Strategi pengajaran visual sangat efektif untuk anak-anak dengan autisme, karena mereka sering merespons rangsangan visual lebih baik daripada instruksi pendengaran. Ini dapat mencakup penggunaan alat bantu visual seperti bagan angka, representasi bergambar, dan alat digital interaktif untuk mengajarkan penghitung (Tissot & Evans, 2003).
  • Jadwal dan petunjuk visual dapat membantu anak-anak memahami urutan aktivitas penghitungan, mengurangi kecemasan dan memberikan struktur yang jelas (Tissot & Evans, 2003).

Metode Pengajaran Inklusif dan Adaptif

  • Pendidikan inklusif untuk anak-anak dengan autisme harus didasarkan pada pemahaman kebutuhan spesifik mereka dan mengadaptasi metode pengajaran yang sesuai. Ini termasuk menggunakan strategi dan alat bantu bantu yang memenuhi preferensi belajar mereka (Barua et al., 2019).
  • Guru harus bertindak sebagai penerjemah lintas budaya, menjembatani kesenjangan antara siswa autis dan rekan-rekan mereka, yang dapat membantu dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan kurang tertekan (Barua et al., 2019).

Intervensi Perilaku

  • Analisis perilaku terapan (ABA) dan intervensi berorientasi perilaku lainnya dapat digunakan untuk mengajarkan penghitungan dengan memecah tugas menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan dapat dikelola. Pendekatan ini memungkinkan pembelajaran bertahap dan mengurangi tekanan pada anak (Ashcroft et al., 2009).
  • Interaksi pengajaran penting berfokus pada perilaku utama yang dapat mengarah pada peningkatan pembelajaran yang lebih luas. Dengan menargetkan perilaku penting ini, guru dapat memfasilitasi keterampilan berhitung dengan cara yang tidak terlalu membuat anak stres (Koegel et al., 2019).

Pentingnya Aspek Sosus dan Terapi

  • Matematika, termasuk berhitung, tidak hanya keterampilan akademis tetapi juga alat sosial dan terapeutik untuk anak-anak dengan autisme. Ini membantu dalam organisasi mental dan adaptasi sosial, yang sangat penting untuk perkembangan keseluruhannya (“Teaching Mathematics to Children With Autism”, 2022).
  • Melibatkan anak dalam kegiatan berhitung yang memiliki komponen sosial dapat membuat proses belajar lebih menyenangkan dan kurang tertekan. Ini dapat mencakup aktivitas kelompok di mana penghitungan adalah bagian dari permainan atau tugas bersamaan (“Teaching Mathematics to Children With Autism”, 2022)].

Pelatihan dan Dukungan Guru

  • Guru perlu dilatih dengan baik dalam memahami autisme dan tantangan spesifik yang ditimbulkannya dalam lingkungan belajar. Ini termasuk dilengkapi dengan strategi praktis dan sumber daya untuk mendukung anak-anak dengan autisme secara efektif (Cordeiro et al., 2022).
  • Pengembangan profesional berkelanjutan dan akses ke sumber daya seperti materi yang dapat direproduksi dan alat bantu visual dapat memberdayakan guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung (Ashcroft et al., 2009).

Sementara strategi ini memberikan kerangka kerja untuk mengajar menghitung kepada anak-anak dengan autisme tanpa tekanan berlebihan, penting untuk menyadari bahwa setiap anak itu unik. Apa yang berhasil untuk satu anak mungkin tidak berhasil untuk yang lain, dan fleksibilitas dalam metode pengajaran sangat penting. Selain itu, melibatkan orang tua dan pengasuh dalam proses pembelajaran dapat memberikan dukungan tambahan dan memperkuat pembelajaran di luar kelas. Dengan berfokus pada kebutuhan dan kekuatan individu setiap anak, pendidik dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih inklusif dan efektif.

Tissot, C., & Evans, R. (2003). Visual Teaching Strategies for Children with Autism. Early Child Development and Care. https://doi.org/10.1080/0300443032000079104
Barua, M., Bharti, B., & Vaidya, S. (2019). Inclusive Education for Children with Autism: Issues and Strategies. https://doi.org/10.1007/978-981-15-0524-9_5
Ashcroft, W., Argiro, S., & Keohane, J. (2009). Success Strategies for Teaching Kids with Autism.
Koegel, R. L., Koegel, L. K., & Carter, C. M. (2019). Pivotal Teaching Interactions for Children with Autism. School Psychology Review. https://doi.org/10.1080/02796015.1999.12085986
Teaching Mathematics to Children With Autism. (2022). https://doi.org/10.4018/978-1-7998-8217-6.ch005
Cordeiro, M. L. B., Lima, N. G. de H., Oliveira, M. A., Pereira, M., Guimarães, L. da S., & Cintra, G. (2022). Teaching Practice with Autistic Children: Challenges and Possibilities. European Journal of Education and Pedagogy. https://doi.org/10.24018/ejedu.2022.3.3.360
Scroll to Top