Mengajar anak-anak dengan keterbelakangan mental untuk menghitung bisa menjadi tugas yang menantang, seringkali menyebabkan stres yang berlebihan bagi pendidik dan siswa. Namun, menggunakan strategi dan alat khusus dapat mengurangi stres ini dan meningkatkan hasil pembelajaran. Strategi ini termasuk menggunakan metode interaktif dan menarik, berfokus pada aplikasi kehidupan nyata, dan memberikan dukungan individual. Dengan memahami dan menerapkan pendekatan ini, pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih efektif dan kurang stres bagi anak-anak dengan keterbelakangan mental.
Metode Interaktif dan Menarik
- Permainan dan Bermain: Memasukkan permainan ke dalam proses pembelajaran dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan berhitung pada anak-anak dengan cacat mental sedang. Sebuah studi yang melibatkan permainan yang dirancang khusus menunjukkan peningkatan yang nyata dalam kemampuan menghitung anak-anak, yang dipertahankan dari waktu ke waktu (McEvoy, 1992).
- Media Interaktif: Merancang media pembelajaran interaktif yang disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak dengan keterbelakangan mental ringan dapat meningkatkan keterlibatan dan pemahaman. Sebuah prototipe menggunakan metode Desain Berpusat Pengguna menunjukkan tingkat keberhasilan 92% dalam penyelesaian tugas, menunjukkan efektivitas alat interaktif dalam mengajar penghitung (Finandhita & Octaviana, 2023).
Aplikasi Kehidupan Nyata
- Keterampilan Menghitung Fungsional: Mengajar menghitung melalui kegiatan kehidupan nyata, seperti pengiriman makanan ringan, memungkinkan anak-anak untuk melatih keterampilan dalam konteks yang bermakna. Pendekatan ini membantu anak-anak penyandang cacat berat belajar dan menerapkan penghitungan dalam kehidupan sehari-hari, mengurangi stres dengan membuat pembelajaran menjadi relevan dan praktik (Xin & Holmdal, 2003).
- Penjumlahan Koin: Melatih anak-anak untuk menghitung dan menjumlahkan koin menggunakan pemodelan dan partisipasi dapat meningkatkan keterampilan menghitung mereka secara signifikan. Metode ini tidak hanya meningkatkan pemahaman matematika tetapi juga mempersiapkan anak-anak untuk tugas-tugas praktis dalam kehidupan sehari-hari (Lowe & Cuvo, 1976).
Dukungan dan Adaptasi Individu
- Instruksi yang Disesuai: Program bimbingan individual yang berfokus pada permainan menghitung telah berhasil memperluas urutan penghitungan lisan pada anak-anak dengan keterbelakangan mental. Pendekatan yang dipersonalisasi tersebut memastikan bahwa instruksi selaras dengan kemampuan kognitif dan kecepatan belajar setiap anak (Baroody & Ginsburg, 1984).
- Strategi Pengajaran Adaptif: Guru harus menyesuaikan metode mereka agar sesuai dengan kebutuhan kognitif dan emosional anak-anak dengan keterbelakangan mental. Menciptakan lingkungan yang mendukung dan merangsang dapat menumbuhkan antusiasme dan mengurangi stres selama proses belajar (Shiying, n.d.).
Meskipun strategi ini efektif, penting untuk mengakui konteks yang lebih luas dalam mengajar anak-anak dengan keterbelakangan mental. Tingkat stres pada pendidik dan orang tua dapat berdampak pada lingkungan belajar. Studi menunjukkan bahwa dukungan sosial memainkan peran penting dalam mengelola stres bagi orang tua dari anak-anak dengan keterbelakangan mental, menunjukkan bahwa komunitas yang mendukung dapat meningkatkan hasil pendidikasi (Akbar & Zainuri, 2017). Selain itu, memahami tahap perkembangan penghitungan dan tantangan unik yang dihadapi oleh anak-anak dengan keterbelakangan mental dapat menginformasikan praktik mengajar yang lebih efektif (Baroody, 1986).