Mengasuh anak dengan keterbelakangan mental menghadirkan tantangan unik yang secara signifikan dapat meningkatkan tingkat stres bagi orang tua. Stres ini muncul dari berbagai faktor, termasuk sifat pengasuhan yang menuntut, stigma sosial, dan kekhawatiran tentang masa depan anak. Untuk mengelola stres ini secara efektif, orang tua dapat menggunakan berbagai strategi dan intervensi yang telah terbukti meningkatkan kesejahteraan psikologis dan dinamika keluarga mereka. Strategi ini termasuk dukungan psiko-pendidikan, pelatihan manajemen stres, dan intervensi terapeutik. Di bawah ini adalah pendekatan kunci untuk mengatasi stres ketika mengasuh anak dengan keterbelakangan mental.
Dukungan Psiko-Pendidikan
- Program psiko-pendidikan sangat penting dalam memberdayakan orang tua dengan memberi mereka pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengelola stres secara efektif. Program-program ini membantu meningkatkan regulasi emosional dan ketahanan, yang penting untuk menjaga lingkungan keluarga yang sehat (Diţa & Adamciuc, 2024).
- Terapi psikoedukasi keluarga telah terbukti secara signifikan mengurangi tingkat stres pada orang tua dengan meningkatkan kemampuan mereka untuk mengatasi tantangan membesarkan anak dengan disabilitas intelektual (Fitriani et al., 2021).
Pelatihan Manajemen Stres
- Program pelatihan manajemen stres terstruktur telah terbukti efektif dalam mengurangi stres di antara orang tua dari anak-anak penyandang cacat. Program-program ini sering mencakup teknik relaksasi, restrukturisasi kognitif, dan pelatihan keterampilan koping (López-Liria et al., 2020).
- Sesi pelatihan virtual, terutama selama masa-masa sulit seperti pandemi COVID-19, juga efektif dalam mengurangi tingkat stres di antara ibu dari anak penyandang disabilitas (Abdat et al., 2023).
Intervensi Terapi
- Terapi skema, yang berfokus pada manajemen emosi dan mengembangkan keterampilan pengasuhan yang efektif, telah diidentifikasi sebagai intervensi yang sangat efektif untuk mengurangi stres pengasuhan dibandingkan dengan pendekatan terapeutik lainnya (Kim & Kadyrov, 2022).
- Sesi terapi kelompok dapat memberikan lingkungan yang mendukung di mana orang tua dapat berbagi pengalaman dan belajar dari satu sama lain, lebih mengurangi stres dan meningkatkan mekanisme koping (Kim & Kadyrov, 2022).
Dukungan Sosial dan Strategi Mengatasi
- Mencari dukungan sosial dari keluarga, teman, dan kelompok pendukung dapat mengurangi perasaan terisolasi dan memberikan kelegaan emosional (Mandal et al., 2024).
- Orang tua sering menggunakan strategi koping yang beragam, seperti pemecahan masalah, advokasi, dan perawatan diri, yang secara signifikan mempengaruhi kesejahteraan dan hubungan keluarga mereka (Mandal et al., 2024).
Pertimbangan Ekonomi dan Sosial
- Tekanan ekonomi dan stigma sosial merupakan stres yang signifikan bagi orang tua. Mengatasi hal ini melalui dukungan masyarakat dan advokasi dapat membantu mengurangi beban keluarga (Diţa & Adamciuc, 2024) (Suganya & Balakrishnan, 2022).
- Intervensi yang menargetkan variabel demografis tertentu, seperti usia dan pendapatan, dapat disesuaikan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis orang tua (Suganya & Balakrishnan, 2022).
Meskipun strategi ini efektif, penting untuk mengakui bahwa manajemen stres adalah proses berkelanjutan yang membutuhkan dukungan dan adaptasi berkelanjutan. Orang tua dapat memperoleh manfaat dari intervensi pribadi yang mempertimbangkan tingkat keparahan kecacatan anak dan keadaan unik keluarga. Selain itu, perubahan sosial yang mengurangi stigma dan memberikan sistem dukungan yang lebih baik untuk keluarga dengan anak-anak cacat dapat lebih mengurangi stres.