Objek konkret bisa sangat efektif dalam mengajar anak-anak dengan cerebral palsy untuk menghitung, karena mereka menyediakan alat bantu visual yang nyata yang dapat meningkatkan pemahaman dan keterlibatan. Penggunaan manipulatif, seperti menghitung kotak atau balok, memungkinkan anak-anak berinteraksi secara fisik dengan angka, yang dapat sangat bermanfaat bagi mereka dengan cerebral palsy yang mungkin mengalami kesulitan dengan konsep abstrak. Pendekatan ini tidak hanya membantu dalam pengembangan keterampilan menghitung dasar tetapi juga mendukung transisi ke konsep matematika yang lebih kompleks. Bagian berikut merinci berbagai strategi dan pertimbangan untuk menggunakan objek konkret dalam konteks ini.
Manfaat Benda Beton
- Keterlibatan dan Pemahaman yang Ditingkatkan: Objek konkret seperti kotak penghitungan dapat membuat pembelajaran lebih menarik bagi anak-anak dengan cerebral palsy dengan memberikan pengalaman langsung. Interaksi taktil ini membantu memperkuat pemahaman mereka tentang angka dan operasi aritmatika (Rizky et al., 2024) (Sugiman et al., 2019).
- Konsep Kompleks Perancah: Menggunakan manipulatif seperti penghitung dapat menjadi perancah pengembangan keterampilan indra angka dan aljabar, memungkinkan siswa untuk memodelkan masalah yang semakin kompleks (West, 2016).
- Dukungan untuk Kebutuhan Belajar yang Beragam: Alat bantu pengajaran manipulatif telah terbukti meningkatkan kemampuan numerik pada anak-anak dengan berbagai cacat, termasuk cerebral palsy, dengan memberikan dasar konkret untuk konsep abstrak (Sugiman et al., 2019).
Strategi Implementasi Efektif
- Transisi Bertahap dari Konkrit ke Abstrak: Pendekatan Konkret-Representasial-Abstrak (CRA) menyarankan untuk memulai dengan contoh-contoh konkret dan secara bertahap memperkenalkan representasi bergambar dan simbol abstrak saat siswa menjadi lebih nyaman dengan konsep (Doabler et al., 2012).
- Penggunaan Objek Kaya Perseptual: Objek dengan kekayaan persepsi yang tinggi dapat memfasilitasi kinerja penghitungan, terutama ketika anak-anak memiliki pengetahuan sebelumnya yang rendah tentang objek tersebut. Namun, perhatian harus diberikan karena dapat menghambat kinerja jika anak sudah terbiasa dengan objek tersebut (Petersen & McNeil, 2013).
- Menggabungkan Objek Familiar: Pengalaman konkret paling efektif ketika mereka membangun apa yang akrab bagi anak, selaras dengan kesiapan dan minat mereka (Baroody, 2017).
Tantangan dan Pertimbangan
- Efektivitas Campuran: Meskipun objek konkret dapat bermanfaat, efektivitasnya dapat bervariasi tergantung pada konteks dan kebutuhan individu anak. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan objek konkret tidak selalu mengarah pada peningkatan yang signifikan dalam hasil belajar (Pujiarti et al., 2024).
- Kebutuhan Pelatihan Guru: Guru perlu dilatih secara memadai dalam menggunakan manipulatif untuk memastikan mereka digunakan secara efektif dan bukan hanya sebagai latihan satu kali (Chen et al., 2018).
- Menyeimbangkan Pembelajaran Konkrit dan Abstrak: Sangat penting untuk menemukan keseimbangan yang tepat antara menggunakan objek konkret dan transisi ke simbol abstrak untuk memastikan pemahaman matematika yang komprehensif (Donovan & Fyfe, 2022).
Sementara benda-benda konkret dapat secara signifikan membantu dalam mengajar menghitung kepada anak-anak dengan cerebral palsy, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan individu dan pengetahuan sebelumnya dari setiap anak. Efektivitas alat-alat ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk keakraban anak dengan objek dan kemampuan guru untuk mengintegrasikan alat-alat ini ke dalam strategi pendidikan yang lebih luas. Oleh karena itu, sementara objek konkret adalah sumber daya yang berharga, objek tersebut harus digunakan sebagai bagian dari pendekatan menyeluruh yang mencakup pengalaman belajar konkret dan abstrak.