Menentukan kapan seorang anak siap belajar berhitung melibatkan pemahaman faktor kognitif dan lingkungan yang berkontribusi pada pengembangan keterampilan berhitung.

Bagaimana Cara Mengetahui Apakah Anak Sudah Siap Belajar Berhitung?

Menentukan kapan seorang anak siap belajar berhitung melibatkan pemahaman faktor kognitif dan lingkungan yang berkontribusi pada pengembangan keterampilan berhitung. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak biasanya mulai memahami konsep penghitungan antara usia 3 dan 5 tahun, dengan berbagai faktor kognitif dan sosial yang mempengaruhi kesiapan mereka. Indikator utama kesiapan meliputi pengembangan pemrosesan numerositas, pengetahuan urutan angka verbal, dan paparan praktik penghitungan di lingkungan mereka. Di bawah ini adalah aspek utama yang perlu dipertimbangkan ketika menilai kesiapan anak untuk belajar berhitung.

Perkembangan Kognitif

  • Pemrosesan Numerositas: Sulkus intraparietal (IPS) di otak sangat penting untuk pemrosesan numerositas, yang merupakan dasar untuk menghitung. Anak-anak semuda 3 tahun menunjukkan aktivitas saraf di IPS ketika terlibat dengan kata-kata angka dan urutan penghitungan, menunjukkan kesiapan untuk belajar berhitung (Morazán, 2022).
  • Urutan Angka Verbal: Anak-anak mulai mengatur urutan angka verbal dalam memori jangka panjang sekitar usia 3 tahun, bahkan sebelum menguasai penghitungan. Pengetahuan urutan ini merupakan prekursor untuk memahami penghitungan karena membantu anak-anak mengasosiasikan kata angka dengan kuantitas (Rinsveld et al., 2020).
  • Pemahaman Prinsip Kardinal: Prinsip kardinal, yang menyatakan bahwa kata angka terakhir dalam hitungan mewakili jumlah total, adalah tonggak penting. Anak-anak sering menunjukkan pemahaman tentang prinsip ini sebelum mereka dapat menerapkannya secara konsisten, menunjukkan perolehan keterampilan berhitung secara bertahap (Cheung, 2022).

Pengaruh Lingkungan dan Sosial

  • Konteks Budaya dan Pendidikan: Lingkungan memainkan peran penting dalam menghitung kesiapan. Dalam budaya berhitung, anak-anak terpapar pada sistem dan praktik penghitungan yang memfasilitasi pembelajaran. Misalnya, anak-anak di AS biasanya berhasil menghitung tugas pada usia 4 tahun, sedangkan anak-anak di lingkungan yang kurang berhitung, seperti kelompok Tsimane, belajar berhitung kemudian, seringkali melalui pendidikan formal (Cruz, 2018) (Boni et al., 2022).
  • Alat Pembelajaran Interaktif: Game dan kegiatan interaktif, seperti permainan ular dan tangga, dapat meningkatkan keterampilan berhitung dengan membuat pembelajaran menyenangkan dan menarik. Alat-alat ini meningkatkan motivasi dan memberikan pengalaman menghitung praktis, yang sangat penting untuk kesiapan (Susetyawati et al., 2024).

Strategi Instruksional

  • Instruksi Penghitungan Eksplisit: Sesi instruksi penghitungan yang singkat dan eksplisit dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan menghitung dan pemahaman anak tentang kardinalitas. Bahkan intervensi singkat dapat mengarah pada kinerja yang lebih baik dalam menghitung tugas, menunjukkan bahwa kesiapan dapat ditingkatkan melalui pengajaran yang ditargetkan (Posid & Cordes, 2018).
  • Penggunaan Buku Hitung: Menghitung buku dapat mendukung pengembangan berhitung, meskipun efektivitasnya tergantung pada seberapa baik buku tersebut selaras dengan prinsip-prinsip penghitungan. Buku yang menyajikan angka dalam urutan menaik dan meminimalkan gangguan lebih bermanfaat untuk belajar (Ward et al., 2017).

Sementara kesiapan kognitif merupakan faktor penting, penting untuk mempertimbangkan peran konteks budaya dan pendidikan dalam perkembangan penghitungan anak. Anak-anak di lingkungan dengan praktik berhitung yang kaya dan alat pendidikan yang mendukung lebih cenderung mengembangkan keterampilan berhitung lebih awal. Sebaliknya, anak-anak di lingkungan yang kurang berhitung mungkin memerlukan intervensi pendidikan yang lebih terstruktur untuk mencapai tingkat kemahiran yang sama. Memahami dinamika ini dapat membantu pendidik dan orang tua lebih mendukung kesiapan anak-anak untuk belajar berhitung.

Morazán, M. T. (2022). Emergence of counting in the brains of 3- to 5-year-old children. https://doi.org/10.1101/2022.12.13.520249
Rinsveld, A. V., Schiltz, C., Majerus, S., & Fayol, M. (2020). When one-two-three beats two-one-three: Tracking the acquisition of the verbal number sequence. Psychonomic Bulletin & Review. https://doi.org/10.3758/S13423-019-01704-8
Cheung, P. (2022). Acquisition of the counting principles during the subset‐knower stages: Insights from children’s errors. Developmental Science. https://doi.org/10.1111/desc.13219
Cruz, H. D. (2018). Testimony and Children’s Acquisition of Number Concepts.
Boni, I., Jara-Ettinger, J., Sackstein, S., & Piantadosi, S. (2022). Verbal counting and the timing of number acquisition in an indigenous Amazonian group. PLOS ONE. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0270739
Susetyawati, M. M. E., Wicaksono, B., Oktavia, L., & Putri, N. M. (2024). Permainan Ular Tangga Sebagai Media Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Sekolah Dasar. Jurnal Derivat: Jurnal Matematika & Pendidikan Matematika. https://doi.org/10.31316/jderivat.v10i2.6872
Posid, T., & Cordes, S. (2018). How high can you count? Probing the limits of children’s counting. Developmental Psychology. https://doi.org/10.1037/DEV0000469
Ward, J. M., Mazzocco, M. M. M., Bock, A. M., & Prokes, N. A. (2017). Are content and structural features of counting books aligned with research on numeracy development. Early Childhood Research Quarterly. https://doi.org/10.1016/J.ECRESQ.2016.10.002
Scroll to Top