Memahami apakah seorang anak dengan Down Syndrome benar-benar memahami angka-angka yang mereka lihat melibatkan evaluasi kemampuan mereka untuk mengenali, memproses, dan menerapkan konsep numerik. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan Down Syndrome sering menghadapi tantangan dalam kognisi numerik, tetapi mereka dapat mengembangkan keterampilan numerik tertentu dengan intervensi dan metode pengajaran yang tepat. Pemahaman angka pada anak-anak ini dapat dinilai melalui berbagai pendekatan, termasuk mengevaluasi kemampuan mereka untuk menilai jumlah relatif, memahami sistem desimal, dan menerapkan prinsip penghitungan. Di bawah ini adalah aspek kunci yang perlu dipertimbangkan ketika menilai pemahaman numerik pada anak-anak dengan Down Syndrome.
Menilai Jumlah Relatif
- Anak-anak dengan Down Syndrome dapat membuat penilaian tentang jumlah relatif, meskipun kinerjanya dapat bervariasi. Misalnya, mereka dapat membedakan perbedaan jumlah dengan rasio sekecil 3:4, tetapi anak-anak yang lebih kecil mungkin kesulitan dengan ukuran set yang lebih kecil dibandingkan dengan yang lebih besar (Porter, 2020).
- Kemampuan untuk menilai besaran relatif adalah dasar untuk pembelajaran matematika selanjutnya, dan beberapa anak mungkin tampil pada tingkat kebetulan, menunjukkan kesulitan spesifik yang tidak selalu menghambat pencapaian matematika secara keseluruhan (Porter, 2020).
Keterampilan Sistem Angka Perkiraan (ANS)
- ANS, yang sangat penting untuk kognisi numerik, menunjukkan hasil yang beragam pada anak-anak dengan Down Syndrome. Beberapa penelitian menunjukkan keterampilan ANS yang utuh, sementara yang lain melaporkan gangguan, menunjukkan variabilitas dalam kemampuan pemrosesan numerik di antara anak-anak ini (Dolscheid et al., 2020).
Memahami Sistem Desimal
- Penilaian pemahaman sistem angka desimal pada anak-anak dengan Down Syndrome mengungkapkan variabilitas dalam penguasaan konstruksi mereka seperti menghitung, mengelompokkan, mempartisi, dan hubungan numerik. Umumnya, anak-anak ini menunjukkan pemahaman prosedural yang lebih baik daripada konseptual, dengan beberapa menunjukkan keterampilan yang mendorong yang dapat dikembangkan lebih lanjut (Noda & Bruno, 2017).
Prinsip Penghitungan dan Kosakata
- Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan Down Syndrome dapat memahami prinsip korespondensi satu-ke-satu, konsep penghitungan mendasar, bahkan jika mereka tidak membaca kata-kata angka. Kesulitan mereka dalam memperoleh kemampuan berhitung mungkin lebih terkait dengan pengembangan kosakata daripada kurangnya pemahaman tentang prinsip penghitung (Abreu-Mendoza & Arias-Trejo, 2017).
Penggunaan Bahan Manipulatif
- Adaptasi bahan manipulatif, seperti batang Cuisenaire, dapat memfasilitasi pembelajaran pada anak-anak dengan Down Syndrome dengan mengatasi kesulitan dalam manipulasi dan abstraksi. Bahan-bahan ini membantu dalam memahami dekomposisi bilangan asli, meskipun tantangan tetap ada dengan bahan konvensional (Vaudano et al., 2022).
Intervensi Teknologi
- Aplikasi seluler dan permainan terkomputerisasi seperti “The Number Race” telah menunjukkan potensi dalam meningkatkan keterampilan numerik dasar pada anak-anak dengan Down Syndrome. Alat-alat ini dapat memberikan pengalaman belajar yang dipersonalisasi yang memenuhi kecepatan belajar yang lebih lambat dari anak-anak ini (Ahmad et al., 2014) (Sella et al., 2021).
Sementara studi ini menyoroti berbagai metode untuk menilai dan meningkatkan pemahaman numerik pada anak-anak dengan Down Syndrome, penting untuk mempertimbangkan variabilitas individu dalam kemampuan kognitif mereka. Beberapa anak mungkin menunjukkan kekuatan di bidang tertentu sementara menghadapi tantangan di bidang lain, yang memerlukan pendekatan pendidikan yang disesuaikan. Selain itu, peran pengembangan kosakata dan penggunaan simbol dalam meningkatkan pemahaman angka tidak boleh diabaikan, karena mereka dapat secara signifikan mempengaruhi proses belajar (Abreu-Mendoza & Arias-Trejo, 2017) (Clarke & Faragher, 2014).