Smart little girl sitting at table with abacus and textbooks and writing in diary with pencil with content young home teacher in white shirt standing behind during early home education

Bagaimana Cara Mengetahui Apakah Anak Hiperaktif Mengalami Diskalkulia Saat Belajar Berhitung?

Mengidentifikasi diskalkulia pada anak hiperaktif saat belajar berhitung melibatkan pemahaman tantangan unik yang ditimbulkan oleh kedua kondisi tersebut. Dyscalculia adalah gangguan belajar spesifik yang ditandai dengan kesulitan dalam memahami angka dan melakukan tugas aritmatika, yang dapat diperburuk oleh adanya hiperaktif, sering dikaitkan dengan ADHD. Identifikasi dan intervensi dini sangat penting untuk mendukung pembelajaran dan perkembangan anak secara efektif. Bagian berikut menguraikan indikator utama dan metode untuk mengidentifikasi diskalkulia pada anak-anak hiperaktif.

Indikator Dyscalculia

  • Defisit Inti dalam Pengertian Angka: Dyscalculia sering dikaitkan dengan defisit inti dalam kemampuan untuk mewakili angka secara akurat dan cepat. Ini termasuk kesulitan dalam subitisasi (langsung mengenali jumlah objek dalam satu set kecil) dan pemrosesan angka simbolik, yang merupakan dasar untuk pembelajaran aritmatika (Butterworth, 2018) (Bugden & Ansari, 2014).
  • Strategi Penghitungan Persisten: Anak-anak dengan diskalkulia mungkin sangat bergantung pada strategi penghitungan, seperti penghitungan jari, bahkan untuk masalah aritmatika sederhana, tidak seperti rekan-rekan mereka yang dapat mengingat fakta angka dari ingatan (Bugden & Ansari, 2014).
  • Kesulitan dengan Pencacatan Numerik: Tantangan dalam tugas yang melibatkan enumerasi numerik dan komputasi matematika adalah umum, dan kesulitan ini tetap ada meskipun ada intervensi (Mukherjee et al., 2024) (Kuhn, 2015).

Alat dan Teknik Penilaian

  • Alat Analisis Berbasis Pengetahuan: Model pembelajaran mesin, seperti algoritma pohon keputusan, dapat digunakan untuk mendiagnosis diskalkulia dengan menganalisis pola dalam kinerja matematika anak-anak. Alat-alat ini membantu dalam deteksi dini dengan mengidentifikasi kesulitan matematika spesifik (Devi & Kavya, 2021).
  • Modul Pembelajaran Interaktif: Intervensi yang digerakkan oleh teknologi, seperti modul pembelajaran adaptif, dapat menilai dan menyesuaikan kesulitan latihan berdasarkan kinerja anak, memberikan wawasan tentang lintasan pembelajaran mereka dan potensi diskalkulia (Mukherjee et al., 2024).
  • Penilaian Neurobiologis dan Kognitif: Evaluasi yang mempertimbangkan perspektif neurobiologis dan kognitif dapat membantu membedakan diskalkulia dari kesulitan belajar lainnya. Penilaian ini berfokus pada kemampuan anak untuk memproses jumlah dan menghubungkannya dengan simbol angka (Butterworth, 2018) (Kuhn, 2015).

Strategi Intervensi

  • Intervensi Pendidikan yang Disesuai: Strategi pengajaran yang efektif yang berfokus pada domain spesifik perkembangan numerik, seperti menghitung dan memahami sistem dasar-10, dapat mendukung anak-anak dengan diskalkulia. Intervensi ini dirancang untuk mengatasi penyebab kognitif dari kesulitan matematis (Noël & Karagiannakis, 2022).
  • Permainan Komputer Adaptif: Alat seperti “The Number Race” memberikan pelatihan adaptif dalam perbandingan numerik dan tugas numerik inti lainnya, menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam meningkatkan indra angka dan keterampilan aritmatika pada anak-anak dengan diskalkulia (Wilson et al., 2006).

Saat mengidentifikasi diskalkulia pada anak-anak hiperaktif, penting untuk mempertimbangkan potensi tumpang tindih dengan gangguan perkembangan saraf lainnya, seperti ADHD. Komorbiditas yang tinggi antara kondisi ini dapat mempersulit diagnosis dan intervensi, memerlukan pendekatan komprehensif yang mengatasi hiperaktif dan gangguan belajar spesifik. Memahami profil kognitif unik anak dan menggunakan kombinasi alat penilaian dan intervensi yang disesuaikan dapat mengarah pada dukungan yang lebih efektif dan hasil pendidikan yang lebih baik(Kuhn, 2015).

Butterworth, B. (2018). Dyscalculia: from Science to Education.
Bugden, S., & Ansari, D. (2014). When Your Brain Cannot Do 2 + 2: A Case of Developmental Dyscalculia. Frontiers for Young Minds. https://doi.org/10.3389/FRYM.2014.00008
Mukherjee, K., Ramasamy, K., Vasishat, S., Bhargava, N., Upadhyay, S., & Muhuri, S. (2024). Unraveling Dyscalculia: Identifying Mathematical Learning Difficulties in Early Education. https://doi.org/10.1109/icicet59348.2024.10616352
Kuhn, J.-T. (2015). Developmental dyscalculia: Neurobiological, cognitive, and developmental perspectives. https://doi.org/10.1027/2151-2604/A000205
Devi, A., & Kavya, G. (2021). Knowledge Based Analytical Tool for Identifying Children with Dyscalculia. https://doi.org/10.1007/978-981-33-4909-4_55
Noël, M.-P., & Karagiannakis, G. (2022). Effective Teaching Strategies for Dyscalculia and Learning Difficulties in Mathematics. https://doi.org/10.4324/b22795
Wilson, A. J., Revkin, S. K., Cohen, D., Cohen, L. D., Dehaene, S., & Dehaene, S. (2006). An open trial assessment of “The Number Race”, an adaptive computer game for remediation of dyscalculia. Behavioral and Brain Functions. https://doi.org/10.1186/1744-9081-2-20
Scroll to Top