Menentukan apakah seorang anak dengan autisme memerlukan terapi tambahan untuk mendukung kemampuan membaca mereka melibatkan pemahaman tantangan dan kekuatan unik yang terkait dengan gangguan spektrum autisme (ASD) dalam konteks membaca. Anak-anak dengan ASD sering menunjukkan berbagai kemampuan membaca, dengan beberapa unggul dalam decoding kata tetapi berjuang dengan pemahaman. Heterogenitas ini memerlukan pendekatan yang disesuaikan untuk instruksi membaca dan intervensi. Untuk menilai apakah terapi tambahan diperlukan, seseorang harus mempertimbangkan profil membaca spesifik anak, termasuk keterampilan decoding, kemampuan pemahaman, dan defisit kognitif atau bahasa yang mendasarinya.
Tantangan Membaca pada Anak dengan Autisme
- Decoding vs. Pemahaman: Banyak anak dengan ASD dapat mengembangkan keterampilan decoding yang efektif tetapi menghadapi tantangan yang signifikan dengan pemahaman membaca. Perbedaan ini sering disebabkan oleh kesulitan dalam memahami dan mengintegrasikan makna teks, yang sangat penting untuk pemahaman (Whalon, 2018) (Roberts, 2013).
- Keterampilan Kognitif dan Bahasa: Keterampilan kognitif dan bahasa utama, seperti literasi yang muncul, membaca kata, kelancaran membaca, bahasa lisan, dan kognisi sosial, sangat penting untuk perkembangan membaca pada anak-anak dengan ASD. Defisit di bidang ini dapat menghambat pemahaman baca (Solari et al., 2021).
- Teori Pikiran dan Fungsi Eksekutif: Kesulitan dalam Teori Pikiran, Koherensi Pusat Lemah, dan Fungsi Eksekutif umum terjadi pada anak-anak dengan ASD dan dapat berkontribusi pada tantangan dalam pemahaman baca (Nguyen et al., 2015) (Nguyen et al., 2018).
Intervensi dan Strategi yang Efektif
- Intervensi Visualisasi dan Verbalisasi (V/V) : Intervensi ini telah terbukti meningkatkan pemahaman membaca pada anak-anak dengan ASD yang memiliki keterampilan decoding yang kuat tetapi pemahaman yang buruk. Ini berfokus pada peningkatan pemahaman bahasa dan pemikiran melalui teknik visualisasi (Beckerson et al., 2024).
- Kerangka Instruksional Seimbang: Pendekatan komprehensif yang mencakup decoding bahasa, pemahaman, dan proses metakognitif dapat efektif. Kerangka kerja ini menekankan membaca untuk makna dan menggabungkan strategi kognitif visual dan verbal untuk mengembangkan keterampilan menyimpulkan (Woolley, 2016).
- Computer-Assisted Instruction (CAI) : Program seperti Headsprout telah menunjukkan efektivitas dalam meningkatkan hasil membaca untuk anak-anak dengan ASD. Program-program ini menggunakan instruksi otomatis dan berurutan dan dapat difasilitasi oleh orang tua di rumah (Nally et al., 2021).
Menilai Kebutuhan Terapi Tambahan
- Penilaian Individual: Melakukan penilaian menyeluruh terhadap kemampuan membaca anak, termasuk ukuran standar akurasi dan pemahaman membaca, dapat membantu mengidentifikasi bidang kebutuhan spesifik (Roberts, 2013).
- Pemantauan Kemaju: Memantau kemajuan anak dalam pemahaman membaca dan keterampilan kognitif terkait secara teratur dapat menunjukkan apakah intervensi saat ini efektif atau jika diperlukan dukungan tambahan(Tárraga-MÃnguez et al., 2020).
- Keterlibatan Orang Tua dan Pendidik: Melibatkan orang tua dan pendidik dalam proses intervensi dapat meningkatkan efektivitas program membaca dan memberikan dukungan tambahan bagi anak (Nally et al., 2021) (Nguyen et al., 2018).
Sementara banyak anak dengan ASD dapat memperoleh manfaat dari intervensi membaca yang ditargetkan, penting untuk menyadari bahwa setiap anak itu unik, dan kebutuhan membaca mereka dapat bervariasi. Beberapa anak mungkin memerlukan dukungan yang lebih intensif, sementara yang lain mungkin mendapat manfaat dari intervensi yang kurang formal. Selain itu, peran teknologi dan metode pengajaran inovatif terus berkembang, menawarkan peluang baru untuk mendukung perkembangan membaca pada anak-anak dengan ASD.
