Mengatasi ketakutan atau kecemasan seorang anak dengan keterbelakangan mental terhadap membaca melibatkan memahami tantangan unik yang dihadapi anak-anak ini dan menerapkan intervensi yang disesuaikan. Terapi Perilaku Kognitif (CBT) telah menunjukkan harapan dalam mengurangi kecemasan pada anak-anak dengan cacat intelektual (ID), termasuk mereka yang kesulitan membaca. Program seperti Fearless Me! © telah secara khusus disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan kognitif anak-anak dengan ID, menggabungkan pendekatan multimodal untuk terapi. Intervensi ini berfokus pada pengurangan kecemasan melalui sesi terstruktur dan komponen online yang mendukung, yang telah efektif dalam menurunkan tingkat kecemasan pada anak-anak dengan ID ringan hingga sedang(Hronis et al., 2022) (Hronis et al., 2024).
Adaptasi Terapi Perilaku Kognitif (CBT)
- Aku yang Tak Takut! © Program: Program ini dirancang untuk mengakomodasi kemampuan kognitif anak-anak dengan ID, menggunakan sesi tatap muka dan komponen online untuk melatih keterampilan CBT. Ini telah diuji coba dengan hasil positif, menunjukkan pengurangan kecemasan yang signifikan di antara peserta (Hronis et al., 2022) (Hronis et al., 2024).
- Teknik Berbasis Bermain: Untuk anak-anak dengan autisme dan keterlambatan intelektual, menggabungkan teknik berbasis permainan dan sistem peringkat yang disederhanakan dapat membuat CBT lebih mudah diakses dan efektif (Danial, 2013).
- Keterlibatan Orangtua: Melibatkan orang tua dalam proses terapi sangat penting, karena mereka dapat memberikan wawasan yang berharga dan mendukung kemajuan anak di luar sesi terapi (Hronis, 2022).
Faktor Emosional dalam Kecemasan Membaca
- Gangguan Emosional: Studi menunjukkan bahwa gangguan emosional, termasuk kecemasan, lazim terjadi pada anak-anak dengan kesulitan membaca. Mengatasi faktor-faktor emosional ini sangat penting untuk intervensi membaca yang efektif(McGinnis, 1960).
- Kecemasan Membaca: Kecemasan yang berhubungan dengan membaca dapat menghambat kemampuan anak untuk belajar. Memahami dan mengatasi kecemasan ini melalui intervensi yang ditargetkan dapat meningkatkan hasil baca (Ramirez et al., 2019) (Kalińska, 2022).
Metode Instruksional untuk Pengembangan Membaca
- Instruksi Langsung: Metode instruksional berbasis bukti, seperti instruksi langsung dalam kesadaran fonemik, fonik, kosakata, kefasihan, dan pemahaman, efektif untuk siswa dengan ID yang signifikan. Metode-metode ini dapat membantu mengatasi hambatan perkembangan baca (Wood-Fields et al., 2015).
- Instruksi Berbeda: Menyesuaikan instruksi membaca dengan kebutuhan individu anak-anak dengan ID, mempertimbangkan tantangan kognitif dan emosional mereka, dapat mendorong hasil belajar yang lebih baik (Billard, 2006).
Memahami Dinamika Kecemasan
- Perbedaan Usia dan Jenis Kelamin: Tingkat kecemasan pada anak-anak dengan keterbelakangan mental dapat bervariasi sesuai usia dan jenis kelamin. Mengenali perbedaan ini dapat menginformasikan pengembangan strategi pencegahan dan terapeutik(Portnytska & Tychyna, n.d.).
- Batasan Penilaian Mandiri: Anak-anak dengan keterbelakangan mental mungkin memiliki keterbatasan dalam menilai sendiri kecemasan dan ketakutan mereka, memerlukan evaluasi ahli untuk menilai keadaan emosional mereka secara akurat (Portnytska & Tychyna, n.d.).
Sementara CBT dan metode instruksional yang disesuaikan menunjukkan harapan dalam mengatasi kecemasan membaca pada anak-anak dengan keterbelakangan mental, penting untuk mempertimbangkan konteks lingkungan belajar mereka yang lebih luas. Dukungan emosional dari guru dan pengasuh, bersama dengan suasana belajar yang mendukung, dapat secara signifikan mempengaruhi efektivitas intervensi ini. Selain itu, penelitian berkelanjutan dan adaptasi dari metode ini diperlukan untuk memastikan mereka memenuhi kebutuhan populasi yang terus berkembang.