Mengatasi kecemasan anak dalam pelajaran matematika membutuhkan pendekatan multifaset yang menggabungkan strategi pendidikan, intervensi psikologis, dan lingkungan yang mendukung. Kecemasan matematika dapat secara signifikan mempengaruhi kinerja akademik dan kesejahteraan emosional anak, sehingga sangat penting untuk menerapkan strategi yang efektif untuk mengatasi masalah ini. Bagian berikut menguraikan berbagai metode dan intervensi yang berasal dari penelitian terbaru untuk membantu anak-anak mengatasi kecemasan matematika.
Intervensi Pendidikan
- Program Pengajaran Modular: Program pengajaran modular yang mengintegrasikan aplikasi robotika telah terbukti mengurangi kecemasan matematika dengan mempromosikan keterlibatan positif dengan matematika. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan matematika secara langsung dan menarik, yang dapat mengurangi kecemasan dan meningkatkan sikap terhadap matematika ( “A Modular Teaching Program to Alleviate Math Anxiety in Primary Education”, 2024).
- Pembelajaran Interaktif dan Berpusat pada Siswa: Menerapkan metode pengajaran interaktif dan pembelajaran yang berpusat pada siswa dapat merangsang minat dan mengurangi kecemasan. Dengan menyesuaikan tugas untuk memenuhi kebutuhan masing-masing siswa, pendidik dapat menumbuhkan lingkungan belajar yang lebih mendukung dan tidak terlalu menegang (Михайленко et al., 2024).
Intervensi Psikologis
- Terapi Perilaku Kognitif (CBT): CBT telah digunakan secara efektif untuk mengobati kecemasan matematika pada anak-anak. Teknik-teknik seperti psikoedukasi, relaksasi, pernapasan diafragma, restrukturisasi kognitif, dan paparan bertingkat dapat membantu anak-anak mengelola kecemasan mereka dan meningkatkan kinerja matematika mereka (Guimarães et al., 2022) (Guimarães et al., 2021).
- Strategi Regulasi Emosi: Mengembangkan strategi regulasi emosi, seperti yang digunakan dalam pendekatan buku cerita, dapat membantu anak-anak menormalkan pembicaraan matematika dan mengembangkan ketahanan. Metode ini mendorong anak-anak untuk terlibat dengan matematika dalam lingkungan yang tidak menghakimi, yang mengarah ke perspektif yang lebih positif dan mengurangi kecemasan (Petronzi & Petronzi, 2023).
Lingkungan yang Mendukung
- Dukungan Guru dan Orangtua: Guru dan orang tua memainkan peran penting dalam mengatasi kecemasan matematika. Dengan menumbuhkan sikap positif terhadap matematika dan mendukung kepercayaan diri siswa, mereka dapat membantu mengurangi gejala kecemasan. Mendorong kolaborasi dan komunikasi di kelas juga dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih mendukung (Fatima & Nadeem, 2023) (Михайленко et al., 2024).
- Normalisasi Pembicaraan Matematika: Menggunakan buku cerita dan sumber daya lain untuk menormalkan pembicaraan matematika dapat membantu anak-anak merasa lebih nyaman dengan konsep matematika. Pendekatan ini mendukung regulasi emosi dan membantu anak-anak mengembangkan hubungan yang lebih positif dengan matematika (Petronzi & Petronzi, 2023).
Perspektif Teoritis
- Gangguan dan Akun Kompetensi Pengurangan: Akun gangguan menunjukkan bahwa kecemasan matematika mengganggu memori kerja, memengaruhi kinerja. Akun kompetensi yang berkurang menyatakan bahwa kecemasan terkait dengan keterampilan matematika yang lebih rendah. Intervensi yang berfokus pada regulasi emosi dan meningkatkan keterampilan matematika dapat mengatasi kedua akun, berpotensi mengurangi kecemasan matematika dan meningkatkan kinerja (Möhring et al., 2024).
Sementara strategi ini menawarkan cara yang menjanjikan untuk mengatasi kecemasan matematika, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan individu setiap anak. Beberapa anak mungkin mendapat manfaat lebih dari intervensi psikologis, sementara yang lain mungkin merespons strategi pendidikan dengan lebih baik. Selain itu, penelitian berkelanjutan diperlukan untuk lebih menyempurnakan pendekatan ini dan mengeksplorasi metode baru untuk mengurangi kecemasan matematika pada anak-anak.