Berurusan dengan seorang anak yang mudah frustrasi ketika belajar berhitung membutuhkan pendekatan multifaset yang menggabungkan pemahaman respons emosional anak, menerapkan strategi pengajaran yang efektif, dan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung. Anak-anak mungkin menjadi frustrasi karena berbagai faktor, termasuk kesulitan dalam memahami konsep penghitungan, kurangnya keterlibatan, atau respons emosional terhadap tantangan. Mengatasi masalah ini melibatkan strategi pendidikan dan psikologis untuk membantu anak mengembangkan keterampilan berhitung sambil mengelola frustrasi.
Memahami Frustrasi pada Anak
- Pengakuan Emosional dan Harapan Hadiah: Anak-anak yang berjuang untuk mengenali emosi atau yang mengharapkan imbalan tetapi tidak menerimanya mungkin menjadi frustrasi. Memahami pemicu emosional ini dapat membantu dalam mengembangkan strategi untuk mengelola frustrasi (Blok & White, 2020).
- Toleransi Frustrasi: Anak-anak dengan toleransi frustrasi rendah dapat bereaksi negatif terhadap tantangan. Pelatihan toleransi frustrasi dapat membantu anak-anak belajar menafsirkan situasi yang membuat frustrasi dengan cara yang memberi mereka rasa kendali (Knaus, 2006).
Strategi Penghitungan yang Efektif
- Praktik yang Bermakna dan Menyenangkan: Memasukkan menghitung ke dalam lagu, sajak, cerita, dan permainan dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan kurang membuat frustrasi bagi anak-anak. Pendekatan ini membantu anak-anak melihat berhitung sebagai kegiatan yang menyenangkan daripada kore (M, 1993).
- Aplikasi Kehidupan Nyata: Mendorong anak-anak untuk menghitung benda atau gambar nyata dalam situasi sehari-hari dapat membuat penghitungan lebih relevan dan dapat dimengerti. Aplikasi praktis ini membantu anak-anak menghubungkan menghitung dengan pengalaman dunia nyata (M, 1993).
- Strategi Instruksi: Menggunakan membaca buku cerita dan format instruksional lainnya dapat meningkatkan keterampilan menghitung dengan mengintegrasikan konsep matematika ke dalam konteks yang sudah dikenal. Metode ini dapat membantu anak-anak mencapai titik tempuh matematika awal (Jacobi-Vessels et al., 2016).
Lingkungan Belajar yang Mendukung
- Penguatan Positif: Menanggapi secara positif upaya anak, bahkan ketika mereka membuat kesalahan, dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka dan mengurangi frustrasi. Mengakui upaya dan kemajuan mereka mendorong ketekunan (M, 1993).
- Permainan dan Alat: Memanfaatkan permainan dan alat, seperti dadu khusus atau Countoons, dapat membantu anak-anak dengan kesulitan belajar meningkatkan keterampilan menghitung mereka. Alat-alat ini menyediakan cara terstruktur namun menyenangkan untuk berlatih menghitung (McConkey & McEvoy, 2007) (Daly & Ranalli, 2003).
Mengatasi Tantangan Pembelajaran
- Mengidentifikasi Kesulitan: Guru dan orang tua harus waspada dalam mengidentifikasi kesulitan menghitung sejak dini. Menyadari tantangan ini memungkinkan intervensi tepat waktu yang dapat mencegah anak-anak tertinggal dari rekan-rekan mereka (Gervasoni, 2003).
- Upaya Kolaborasi: Upaya bersama antara sekolah dan keluarga sangat penting dalam mendukung anak-anak yang menghadapi tantangan dalam belajar berhitung. Kolaborasi ini dapat mengarah pada pengembangan metodologi pengajaran dan sistem pendukung yang lebih efektif (Maryati et al., 2023).
Sementara strategi ini berfokus pada mengatasi frustrasi dan meningkatkan keterampilan menghitung, penting untuk mempertimbangkan perbedaan individu di antara anak-anak. Beberapa anak mungkin memerlukan pendekatan yang lebih personal karena kebutuhan emosional atau kognitif yang unik. Memahami akar penyebab frustrasi dan mengadaptasi strategi agar sesuai dengan konteks spesifik anak dapat mengarah pada hasil pembelajaran yang lebih efektif. Selain itu, membina lingkungan yang positif dan menggembirakan dapat secara signifikan mempengaruhi kemampuan anak untuk mengatasi frustrasi dan berhasil belajar berhitung.