Berurusan dengan seorang anak yang enggan membaca selama proses belajar calistung (membaca, menulis, dan aritmatika) membutuhkan pendekatan multifaset yang membahas faktor internal dan eksternal yang berkontribusi terhadap ketidaktertarikan mereka. Keengganan untuk membaca dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk kesulitan belajar, kurangnya motivasi, atau lingkungan belajar yang tidak cocok. Strategi yang efektif melibatkan menciptakan pengalaman belajar yang menarik dan mendukung yang disesuaikan dengan kebutuhan anak, yang dapat menumbuhkan sikap yang lebih positif terhadap membaca.
Memahami Kesulitan Belajar
- Tantangan Pra-akademik dan Akademik: Anak-anak mungkin menghadapi kesulitan pra-akademik seperti masalah perilaku atau gangguan perkembangan bahasa, yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk terlibat dengan tugas membaca. Tantangan akademik yang secara khusus terkait dengan membaca, menulis, dan aritmatika juga lazim dan perlu diatasi melalui intervensi yang ditargetkan (Umalihayati et al., 2024).
- Kehilangan Belajar: Pandemi telah memperburuk kesulitan belajar, yang menyebabkan hilangnya pembelajaran yang signifikan dalam keterampilan calistung di kalangan siswa sekolah dasar. Hal ini mengakibatkan penurunan pemahaman dan penguasaan membaca, yang perlu dilawan dengan strategi perbaikan yang efektif (Mahendra et al., 2022).
Keterlibatan Guru dan Orang Tua
- Strategi Guru: Guru memainkan peran penting dalam mengatasi kesulitan calistung dengan merancang kegiatan pembelajaran yang menarik, memberikan dukungan tambahan, dan menggunakan berbagai metode pengajaran yang memenuhi kebutuhan masing-masing siswa. Menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan mendorong kerja sama antara guru dan siswa sangat penting (Purnaningtyas & Sukartono, 2024)] (Handayani & Sholeh, 2022).
- Dukungan Orangtua: Kurangnya dukungan orang tua dapat menjadi penghalang yang signifikan bagi perkembangan membaca anak. Mendorong orang tua untuk terlibat dalam proses belajar anak mereka dan memberi mereka strategi untuk mendukung membaca di rumah dapat meningkatkan motivasi dan minat anak dalam membaca (Purnaningtyas & Sukartono, 2024).
Pendekatan Pembelajaran Inovatif
- Permainan Edukasi: Memasukkan permainan edukatif ke dalam proses pembelajaran dapat membuat membaca lebih menarik dan menyenangkan bagi anak-anak. Permainan ini dapat merangsang minat dan meningkatkan keterampilan calistung dengan menyediakan cara yang menyenangkan dan interaktif untuk belajar (Rozi & Arini, 2022).
- Pembelajaran yang Dipersonalisasi: Menyesuaikan pengalaman belajar untuk memenuhi kebutuhan individu setiap anak, terutama mereka yang pelajar lambat, bisa sangat efektif. Pendekatan ini melibatkan perhatian yang dipersonalisasi dan pelatihan berkelanjutan bagi guru untuk lebih mendukung siswa dengan kesulitan belajar (Azaly et al., 2024).
Mengatasi Tantangan Pendidikan yang Lebih Luas
- Kurikulum dan Hubungan Kekuasaan: Kurikulum calistung sering menghadirkan tantangan karena ketidakkonsistenan antara tingkat TK dan sekolah dasar. Mengatasi masalah kurikulum ini dan memastikan bahwa calistung diajarkan dengan tepat dapat mencegah siswa merasa kewalahan dan kehilangan minat dalam membaca (Juliantara, 2022).
- Perkembangan Holistik: Kegiatan Calistung seharusnya tidak hanya berfokus pada keterampilan akademik tetapi juga bertujuan untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan sosial anak-anak. Pendekatan holistik ini dapat mengarah pada peningkatan keterampilan literasi dan sikap yang lebih positif terhadap pembelajaran (Saputra et al., 2024).
Sementara strategi ini memberikan pendekatan komprehensif untuk menangani keengganan anak untuk membaca, penting untuk menyadari bahwa setiap anak itu unik, dan apa yang berhasil untuk satu mungkin tidak berhasil untuk yang lain. Penilaian berkelanjutan dan adaptasi metode pengajaran sangat penting untuk memenuhi kebutuhan siswa yang berkembang. Selain itu, mengatasi masalah sosial yang lebih luas seperti tingkat melek huruf dan kesenjangan pendidikan dapat berkontribusi pada lingkungan yang lebih mendukung bagi semua pelajar (Rosner et al., 1981).