Anak-anak dengan sindrom Down sering menghadapi tantangan dalam perkembangan bahasa, terutama dalam mengingat kata-kata, karena defisit kognitif dan memori. Mengatasi kesulitan-kesulitan ini membutuhkan pendekatan multifaset yang mencakup intervensi bahasa, pelatihan memori, dan instruksi berbasis fonik. Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan akuisisi dan retensi kosakata, sehingga meningkatkan keterampilan komunikasi. Di bawah ini adalah beberapa metode dan pertimbangan yang efektif untuk menghadapi tantangan ini.
Pengembangan dan Intervensi Bahasa
- Anak-anak dengan sindrom Down biasanya mengalami keterlambatan dalam penguasaan bahasa, seringkali tidak memperoleh kata-kata sampai tahun kedua mereka dan berjuang dengan pembentukan kalimat tata bahasa saat mereka bertambah tua (Meyers, 1990)].
- Intervensi bahasa, seperti program Digital Down Syndrome LanguagePlus (DSL +), telah menunjukkan efektivitas dalam meningkatkan luasnya kosakata melalui tugas terstruktur dan berbagi buku bergambar, yang mengarah pada peningkatan signifikan dalam kosakata ekspresif dan reseptif (Næss et al., 2022).
Instruksi Berbasis Fonik
- Pendekatan kata penglihatan tradisional memiliki keterbatasan, karena mereka tidak membekali anak-anak dengan keterampilan untuk memecahkan kode kata-kata yang tidak dikenal. Pendekatan fonik berbasis ejaan, yang melibatkan penggunaan awal dan rim untuk membentuk kata, telah terbukti meningkatkan kemampuan membaca dan mengeja pada anak-anak dengan sindrom Down (Williams, 2012).
- Metode ini membantu dalam mengembangkan kesadaran fonemik dan pengetahuan ortografi, yang sangat penting untuk retensi kata dan aplikasi dalam berbagai konteks (Williams, 2012).
Pelatihan Memori
- Memori kerja, terutama memori kerja pendengaran, sangat buruk pada individu dengan sindrom Down, memengaruhi kemampuan mereka untuk mengingat kata (Conners et al., 2001).
- Terapi latihan kumulatif telah ditemukan efektif dalam meningkatkan memori pendengar-verbal, yang sangat penting untuk pembelajaran bahasa. Metode ini melibatkan latihan berulang dan telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam retensi memori (Dada et al., 2022).
- Terlepas dari tantangannya, intervensi yang menargetkan komponen loop fonologis dari memori kerja dapat membantu meningkatkan memori jangka pendek verbal, meskipun latihan spontan sering tidak ada pada anak-anak ini  (Jarrold et al., 2000) (Jarrold & Baddeley, 2001).
Terapi Bicara dan Bahasa
- Terapi wicara dan bahasa, termasuk penggunaan Picture Exchange Communication System (PECS), dapat mendukung perkembangan bahasa dengan menyediakan metode komunikasi alternatif dan meningkatkan produksi wicara (Chalisyah et al., 2024).
- Intervensi membaca juga direkomendasikan karena mendukung kosakata, memori jangka pendek, dan perkembangan bicara, menawarkan pendekatan komprehensif untuk peningkatan bahasa (Laws, 2010).
Sementara strategi ini memberikan kerangka kerja yang kuat untuk mengatasi kesulitan memori kata pada anak-anak dengan sindrom Down, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan individu setiap anak. Efektivitas intervensi dapat bervariasi, dan penelitian yang sedang berlangsung sangat penting untuk menyempurnakan metode ini dan mengembangkan pedoman berbasis bukti untuk praktisi. Selain itu, peran ahli patologi wicara-bahasa sangat penting, meskipun mereka sering menghadapi tantangan karena kurangnya rekomendasi formal dan keakraban dengan fenotipe sindrom Down (Faught et al., 2016).