Berurusan dengan anak hiperaktif yang lebih suka menggambar daripada menulis melibatkan memahami tantangan dan kekuatan unik yang terkait dengan hiperaktif dan gangguan defisit perhatian. Anak-anak dengan ADHD sering menunjukkan kesulitan dengan tugas-tugas yang membutuhkan perhatian berkelanjutan dan keterampilan motorik halus, seperti menulis, yang dapat membuat mereka tertarik pada kegiatan seperti menggambar yang mungkin terasa lebih mudah dikelola dan menyenangkan. Mengatasi masalah ini membutuhkan pendekatan multifaset yang mencakup strategi pendidikan, intervensi terapeutik, dan lingkungan yang mendukung.
Memahami Tantangan
- Perhatian dan Keterampilan Motorik: Anak-anak dengan ADHD sering berjuang dengan perhatian dan keterampilan motorik, yang dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk menulis secara efektif. Kesulitan tulisan tangan sering terjadi, dengan masalah seperti ukuran tulisan yang tidak konsisten dan hasil tulisan tangan yang buruk terkait dengan kurangnya perhatian dan gangguan motorik (Langmaid et al., 2014).
- Kesulitan Belajar: Anak-anak yang hiperaktif juga dapat menghadapi tantangan belajar yang lebih luas, termasuk kesulitan dengan bahasa, membaca, dan matematika, yang dapat memperburuk keengganan mereka untuk terlibat dalam tugas menulis (Touzin & Mouren-Simeoni, 2000).
Strategi Pendidikan
- Alat Alternatif: Memperkenalkan alat alternatif seperti keyboard dapat membantu anak-anak yang kesulitan dengan tulisan tangan. Pendekatan ini dapat mengurangi frustrasi yang terkait dengan tindakan fisik menulis dan memungkinkan anak untuk fokus pada pembuatan konten (Broun, 2009).
- Modifikasi Tugas: Guru dapat memodifikasi tugas untuk memasukkan gambar sebagai bentuk ekspresi dan komunikasi yang sah, secara bertahap mengintegrasikan komponen penulisan saat anak menjadi lebih nyaman (Jannah et al., 2024).
Intervensi Terapi
- Terapi Seni: Terapi seni telah terbukti efektif dalam mengurangi gejala ADHD dan meningkatkan fokus dan perilaku. Terlibat dalam menggambar dan melukis dapat berfungsi sebagai jalan keluar terapi, membantu mengelola hiperaktif dan meningkatkan rentang perhatian (Ayaz, 2018) (Jesi, 2019).
- Terapi Perilaku: Intervensi perilaku terstruktur, termasuk pendekatan berbasis seni, dapat membantu dalam mengelola gejala dan meningkatkan kemampuan anak untuk terlibat dalam berbagai tugas, termasuk menulis (Ayaz, 2018).
Lingkungan yang Mendukung
- Dukungan Orang Tua dan Guru: Membangun komunikasi yang kuat antara orang tua, guru, dan anak sangat penting. Memberikan dukungan dan pemahaman yang konsisten dapat membantu anak merasa lebih aman dan bersedia untuk mencoba tugas-tugas yang menantang (Abidin, 2023).
- Penguatan Positif: Mendorong dan memuji anak atas upaya mereka dalam menggambar dan menulis dapat meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi mereka untuk terlibat dalam tugas menulis (Jannah et al., 2024).
Meskipun menggambar dapat menjadi kegiatan yang bermanfaat bagi anak-anak hiperaktif, penting untuk menyeimbangkannya dengan upaya untuk mengembangkan keterampilan menulis. Ini dapat dicapai dengan mengintegrasikan menggambar ke dalam tugas menulis, menggunakannya sebagai batu loncatan untuk kegiatan menulis yang lebih kompleks. Selain itu, memahami kebutuhan dan preferensi individu anak dapat memandu pengembangan strategi yang dipersonalisasi yang mendorong pertumbuhan artistik dan akademik.