Children engaged in playful activities in a cozy indoor playroom full of toys and imagination.

Bagaimana Cara Mengatasi Anak Hiperaktif Yang Selalu Bergerak Saat Belajar Menulis?

Berurusan dengan anak hiperaktif yang selalu bergerak ketika belajar menulis membutuhkan pendekatan multifaset yang membahas kecenderungan perilaku anak dan lingkungan belajar mereka. Anak-anak hiperaktif sering menghadapi tantangan seperti defisit perhatian dan impulsif, yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk fokus pada tugas-tugas seperti menulis. Strategi yang efektif melibatkan kombinasi intervensi terapeutik, praktik pendidikan yang disesuaikan, dan lingkungan yang mendukung untuk memfasilitasi pembelajaran dan pengembangan.

Intervensi Terapi

  • Obat: Methylphenidate telah terbukti meningkatkan kualitas tulisan tangan pada anak-anak hiperaktif dengan meningkatkan keterbacaan dan akurasi, meskipun dapat mempengaruhi kefasihan tulisan tangan secara negatif (Tucha & Lange, 2001).
  • Pelatihan Psikomotorik: Program seperti PRO-PEN telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kualitas tulisan tangan untuk anak-anak dengan ADHD, dengan efek bertahan di luar periode pelatihan (Puyjarinet et al., 2022).
  • Terapi Perilaku: Teknik seperti membentuk, merangkai, dan mempertahankan perilaku dapat membantu anak-anak hiperaktif fokus lebih baik dan meningkatkan keterampilan komunikasi mereka (Kurniawati, 2018).

Strategi Pendidikan

  • Pembelajaran Visual dan Kinestetik: Menggunakan media visual dan metode kinestetik dapat membantu anak-anak hiperaktif memahami konsep dengan lebih efektif, karena metode ini memenuhi kebutuhan mereka akan gerakan dan stimulasi visual (Kurniawati, 2018) (Missiuna et al., 2004).
  • Struktur Tugas: Guru dapat menggunakan tugas dan tugas terstruktur untuk membantu menjaga fokus anak. Memecah tugas menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mudah dikelola dapat mencegah anak membuat kewalahan dan membantu mempertahankan perhatian mereka (Nurussalam et al., 2023).
  • Aktivitas Interaktif dan Menarik: Memasukkan permainan dan kegiatan interaktif ke dalam pembelajaran dapat membuat anak-anak hiperaktif tetap terlibat dan membuat belajar lebih menyenangkan (Abidin, 2023) (Nurussalam et al., 2023).

Lingkungan yang Mendukung

  • Keterlibatan Orang Tua dan Guru: Membangun komunikasi yang kuat antara orang tua, guru, dan psikolog sangat penting untuk memahami kebutuhan anak dan memberikan dukungan yang konsisten (Abidin, 2023) (Silva et al., 2024).
  • Penguatan Positif: Mengenali dan menghargai upaya dan keberhasilan anak dapat meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi mereka untuk terlibat dalam kegiatan belajar(Nurussalam et al., 2023).
  • Ruang Belajar yang Disesuaikan: Menciptakan lingkungan belajar yang meminimalkan gangguan dan memungkinkan gerakan dapat membantu anak-anak hiperaktif fokus lebih baik pada tugas menulis (S & Purnama, 2024).

Meskipun strategi ini bisa efektif, penting untuk menyadari bahwa setiap anak itu unik, dan apa yang berhasil untuk satu mungkin tidak berhasil untuk yang lain. Selain itu, beberapa anak mungkin memiliki kondisi yang terjadi bersamaan seperti Gangguan Koordinasi Perkembangan (DCD), yang selanjutnya dapat mempersulit proses belajar mereka. Dalam kasus seperti itu, penilaian komprehensif dan rencana intervensi yang disesuaikan sangat penting untuk memenuhi kebutuhan spesifik anak (Missiuna et al., 2004).

Tucha, O., & Lange, K. W. (2001). Effects of methylphenidate on kinematic aspects of handwriting in hyperactive boys. Journal of Abnormal Child Psychology. https://doi.org/10.1023/A:1010366014095
Puyjarinet, F., Madramany, P., Autexier, A., Madieu, E., Nesensohn, J., & Biotteau, M. (2022). Psychomotor intervention to improve handwriting skills in children with ADHD: A single-case experimental design with direct inter-subject and systematic replications. Neuropsychological Rehabilitation. https://doi.org/10.1080/09602011.2022.2114503
Kurniawati, W. (2018). Pemerolehan Bahasa pada Anak Hiperaktif yang Sulit Memusatkan Perhatian. https://doi.org/10.26499/METALINGUA.V15I2.161
Missiuna, C., Rivard, L., & Pollock, N. (2004). They’re Bright but Can’t Write: Developmental Coordination Disorder in school aged children. Teaching Exceptional Children-Plus.
Nurussalam, S., Aryanti, S., Nurjanah, N., & Dedah, A. (2023). Upaya Guru Dalam Membimbing Anak Hiperaktif dl RA Nurul Hidayah Cimerak. Deleted Journal. https://doi.org/10.62515/eduhappiness.v2i2.222
Abidin, M. (2023). Analysis of hyperactive child behavior and handling efforts in education. Al-Iltizam. https://doi.org/10.33477/alt.v8i1.4489
Silva, B. M. da, Guabira, M. E. da S. S., Brito, M. J. da S., Souza, L. G. de, Pereira, E. C., & Silva, I. D. M. (2024). Literacy and hyperactivity in early early education. Revista Gênero e Interdisciplinaridade. https://doi.org/10.51249/gei.v5i01.1814
S, A. S. K., & Purnama, R. L. (2024). Analisis Perkembangan Perilaku Dan Emosional ABK Hiperaktif Yang Mengalami Gangguan Konsentrasi Di Sekolah Ra Al-Hidayah. Student Scientific Creativity Journal. https://doi.org/10.55606/sscj-amik.v2i1.2782
Scroll to Top