Berurusan dengan anak autis yang sering mengamuk di tempat umum membutuhkan pendekatan multifaset yang menggabungkan pemahaman, persiapan, dan strategi intervensi. Kemarahan pada anak-anak dengan autisme dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk kelebihan sensorik, kesulitan komunikasi, atau perubahan rutinitas. Manajemen yang efektif melibatkan mengidentifikasi penyebab yang mendasari dan menerapkan strategi yang disesuaikan untuk mengatasinya. Berikut adalah beberapa pendekatan utama berdasarkan penelitian:
Memahami Perilaku
- Penilaian Perilaku Fungsional (FBA) : Melakukan FBA dapat membantu mengidentifikasi pemicu dan fungsi spesifik amukan. Ini melibatkan mengamati anak dalam pengaturan yang berbeda untuk menentukan apa yang mendahului dan mengikuti perilaku amukan, sehingga memberikan wawasan tentang tujuannya, seperti mencari perhatian atau melarikan diri dari suatu situas  (Wilson, 2023) (Lee, 2014)].
- Tantangan Komunikasi: Â Banyak amukan terkait dengan kesulitan komunikasi. Anak-anak dengan autisme mungkin berjuang untuk mengekspresikan kebutuhan atau perasaan mereka, yang menyebabkan frustrasi dan amukan berikutnya. Mengatasi hambatan komunikasi ini sangat penting(Matson, 2009).
Strategi Intervensi
- Analisis Perilaku Terapan (ABA) : ABA adalah metode mapan untuk mengelola perilaku yang menantang pada anak-anak dengan autisme. Ini melibatkan penggunaan penguatan positif untuk mendorong perilaku yang diinginkan dan mengurangi amukan. Pendekatan ini digerakkan oleh data dan disesuaikan dengan kebutuhan individu anak (Wilson, 2023) (Matson, 2009).
- Pelatihan Komunikasi Fungsional (FCT) : FCT mengajarkan anak-anak cara alternatif untuk mengkomunikasikan kebutuhan mereka, yang dapat mengurangi frekuensi kemarahan. Metode ini telah terbukti efektif dalam meningkatkan komunikasi yang tepat dan mengurangi perilaku tantrum (Lee, 2014).
- Penundaan Waktu Progresif dengan Isyarat Visual (PDVC) : Teknik ini melibatkan peningkatan waktu tunggu secara bertahap untuk hasil yang diinginkan sambil memberikan isyarat visual, yang telah efektif dalam mengajar anak-anak untuk menunda kepuasan dan mengurangi amarah (Lee, 2014).
Dukungan untuk Orang Tua dan Pengasuh
- Lokakarya dan Pelatihan Orang Tua:  Program seperti lokakarya Mengelola Perilaku Kemarahan membantu orang tua memahami perilaku anak mereka dan mengembangkan strategi untuk mengelolanya secara efektif. Lokakarya ini sering menggabungkan terapi perilaku dengan pendekatan psikologis untuk membekali orang tua dengan keterampilan praktis (Moran, 2016) (Sugerman, 1995).
- Pedoman dan Sumber Daya:  Pedoman nasional, seperti yang disediakan oleh NICE, menawarkan strategi komprehensif untuk mengelola perilaku terkait autisme. Sumber daya ini bisa sangat berharga bagi orang tua yang mencari dukungan terstruktur dan intervensi berbasis bukti (Crowe & Salt, 2015).
Penyesuaian Lingkungan dan Situasional
- Persiapan dan Perencanaan: Mempersiapkan anak untuk acara publik dengan mendiskusikan rencana dan menggunakan jadwal visual dapat membantu mengurangi kecemasan dan mencegah amukan. Membiasakan anak dengan lingkungan sebelumnya juga bisa bermanfaat (Smith, 2004)].
- Pertimbangan Sensorik: Tempat umum bisa kewalahan karena rangsangan sensorik. Mengidentifikasi dan meminimalkan pemicu ini, seperti menggunakan headphone peredam bising atau menjadwalkan kunjungan selama waktu yang lebih tenang, dapat membantu mengelola amarah (Singh et al., 2011)].
Sementara strategi ini memberikan pendekatan terstruktur untuk mengelola amukan di tempat umum, penting untuk menyadari bahwa setiap anak dengan autisme itu unik, dan apa yang berhasil untuk satu mungkin tidak berhasil untuk yang lain. Fleksibilitas dan kesabaran adalah kuncinya, seperti penilaian berkelanjutan dan penyesuaian strategi untuk memenuhi kebutuhan anak yang berkembang. Selain itu, sementara intervensi perilaku efektif, beberapa keluarga dapat mengeksplorasi pendekatan pelengkap, seperti terapi okupasi atau terapi integrasi sensorik, untuk mengatasi tantangan spesifik yang terkait dengan autisme.