Berurusan dengan anak autis yang lebih suka rutinitas berulang melibatkan pemahaman sifat perilaku ini dan menerapkan strategi yang dapat membantu mengelolanya secara efektif. Rutinitas berulang, sementara sering menghibur individu autis, terkadang dapat mengganggu fungsi sehari-hari dan interaksi sosial. Berbagai strategi, termasuk penggunaan teknologi, teknik penguatan, dan pelatihan komunikasi, telah dieksplorasi untuk mendukung anak-anak autis dalam mengelola perilaku ini.
Penggunaan Teknologi
- Aplikasi Gamifi: RoutineAid, aplikasi gamified, telah terbukti membantu individu autis mengelola rutinitas harian mereka dengan mempromosikan efikasi diri dan menyematkan perilaku kesehatan. Aplikasi ini mendukung rutinitas utama seperti aktivitas fisik, diet, perhatian, dan tidur, dan telah efektif dalam menyempurnakan rutinitas harian untuk hasil yang lebih sehat (Kim & Jeong, 2024) (Kim et al., 2023).
- Jadwal Visual: Dukungan visual, seperti jadwal visual, efektif dalam membantu anak-anak autis memahami dan mengikuti rutinitas. Alat-alat ini memanfaatkan kekuatan visual individu autis, mengurangi kecemasan dan meningkatkan kepatuhan terhadap rutinitan (Barnett, 2022).
Teknik Penguatan
- Penguatan Diferensial: Teknik ini melibatkan penguatan perilaku yang diinginkan sambil menahan penguatan untuk perilaku yang tidak diinginkan. Ini telah digunakan untuk meningkatkan variabilitas dalam pemilihan aktivitas dan mengurangi perilaku bermasalah yang terkait dengan gangguan rutin (Lin, 2024).
- Pelatihan Komunikasi Fungsional (FCT): FCT, dikombinasikan dengan jadwal penguatan yang dirantai, telah efektif dalam mengurangi perilaku menantang yang terkait dengan rutinitas sehari-hari. Pendekatan ini mengajarkan komunikasi yang tepat sebagai pengganti perilaku yang menantang (Rivera et al., 2023).
Komunikasi dan Interaksi Sosial
- Perangkat Pembuat Pidato (SGDs) :Mengajar anak-anak autis untuk menggunakan SGD dapat membantu mereka mengkomunikasikan kebutuhan dan preferensi mereka selama rutinitas sosial. Pendekatan ini telah terbukti meningkatkan kemampuan anak-anak untuk meminta kelanjutan rutinitas yang disukai (Waddington et al., 2021).
Memahami Perilaku Berulang
- Lintasan Perkembangan: Penelitian menunjukkan bahwa perilaku berulang, seperti desakan pada kesamaan, umumnya menurun seiring bertambahnya usia, meskipun beberapa individu mungkin mengalami peningkatan selama periode perkembangan tertentu (Masjedi et al., 2024).
- Intervensi Perilaku: Strategi seperti interupsi dan pengalihan, latihan fisik, dan pencegahan paparan dan respons dapat efektif dalam mengelola perilaku berulang (Turner-Brown & Frisch, 2020).
Sementara strategi ini memberikan pendekatan terstruktur untuk mengelola rutinitas berulang, penting untuk menyadari bahwa perilaku ini secara inheren tidak bermasalah kecuali mengganggu fungsi sehari-hari atau interaksi sosial. Dalam beberapa kasus, perilaku berulang dapat menjadi sumber kenyamanan dan stabilitas bagi individu autis. Oleh karena itu, intervensi harus disesuaikan dengan kebutuhan individu anak, dengan mempertimbangkan manfaat dan tantangan rutinitas berulang.