Mengasuh anak hiperaktif, terutama anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), membutuhkan pendekatan multifaset yang menggabungkan pemahaman, kesabaran, dan intervensi terstruktur. Anak-anak hiperaktif sering menunjukkan perilaku seperti impulsif, kurangnya perhatian, dan gerakan berlebihan, yang dapat menyebabkan tantangan dalam pengaturan sosial, akademik, dan keluarga. Strategi pengasuhan yang efektif dapat membantu mengurangi tantangan ini dan mendukung perkembangan anak. Bagian berikut menguraikan strategi dan pertimbangan utama untuk mengasuh anak hiperaktif.
Memahami dan Mengidentifikasi ADHD
- ADHD adalah gangguan perkembangan saraf yang ditandai dengan gejala kurang perhatian, hiperaktif, dan impulsivitas (“Psychoeducation and Family Intervention by Parents of Children with Attention Deficit Hyperactive Disorder: A Comprehensive Review”, 2022) (Özdemir & Erginyavuz, 2019).
- Orang tua, guru, dan pengasuh memainkan peran penting dalam mengidentifikasi ADHD dengan mengamati perilaku anak dan tantangan belajar (“Psychoeducation and Family Intervention by Parents of Children with Attention Deficit Hyperactive Disorder: A Comprehensive Review”, 2022).
- Identifikasi dan intervensi dini sangat penting untuk mencegah perkembangan masalah terkait ADHD, seperti gangguan oposisi menantang (ODD) dan gangguan perilaku (CD)Â (Johnson et al., 2000).
Strategi Pengasuhan yang Efektif
Pelatihan Orang Tua Perilaku (BPT)
- BPT adalah intervensi berbasis bukti yang mengajarkan teknik manajemen perilaku orang tua, seperti penguatan dan kontrol stimulus (Hoofdakker & den, 2009) (Hornstra et al., 2021).
- Teknik seperti strategi berbasis anteseden dapat secara signifikan mengurangi perilaku bermasalah dan meningkatkan perhatian pada anak-anak dengan ADHDÂ (Hornstra et al., 2021).
Psikoedukasi dan Intervensi Keluarga
- Psikoedukasi membantu orang tua memahami ADHD dan dampaknya, memungkinkan mereka untuk menerapkan strategi berbasis rumah yang efektif (“Psychoeducation and Family Intervention by Parents of Children with Attention Deficit Hyperactive Disorder: A Comprehensive Review”, 2022).
- Intervensi keluarga fokus pada peningkatan interaksi orang tua-anak dan mengurangi stres keluarga melalui kegiatan dan komunikasi terstruktur (Lee, 2007).
Terapi Interaksi Orangtua-Anak (PCIT)
- PCIT melibatkan orang tua dan anak-anak yang berinteraksi dalam pengaturan terapeutik untuk membangun hubungan positif dan meningkatkan perilaku (Johnson et al., 2000).
- Teknik seperti memuji perilaku yang tepat dan merefleksikan ucapan dan perasaan anak diajarkan kepada orang tua (Johnson et al., 2000).
Gaya Pengasuhan dan Dampaknya
- Gaya pengasuhan yang demokratis, ditandai dengan kehangatan dan struktur, paling efektif untuk anak-anak dengan ADHD(Kaunang et al., 2016).
- Metode disiplin agresif dikaitkan dengan peningkatan hiperaktif dan harus dihindari (Woodward et al., 1998).
Tantangan dan Pertimbangan
- Orang tua dari anak-anak hiperaktif sering mengalami tingkat stres, kecemasan, dan depresi yang lebih tinggi (Özdemir & Erginyavuz, 2019) (Lee, 2007).
- Sangat penting bagi orang tua untuk mencari dukungan dan mungkin bantuan profesional untuk menjaga kesehatan mental dan fungsi keluarga mereka (Özdemir & Erginyavuz, 2019).
Sementara intervensi terstruktur dan strategi pengasuhan anak sangat penting, penting juga untuk mempertimbangkan konteks lingkungan anak yang lebih luas. Faktor-faktor seperti dukungan sekolah, hubungan teman sebaya, dan sumber daya masyarakat dapat secara signifikan mempengaruhi perkembangan dan perilaku anak. Selain itu, setiap anak itu unik, dan apa yang berhasil untuk satu mungkin tidak berhasil untuk yang lain, memerlukan pendekatan yang dipersonalisasi untuk mengasuh anak yang hiperaktif.