Mengajar menulis kepada anak hiperaktif yang belum belajar huruf membutuhkan pendekatan multifaset yang mengakomodasi kebutuhan unik dan gaya belajar mereka. Anak-anak hiperaktif, sering didiagnosis dengan ADHD, menghadapi tantangan seperti kurangnya perhatian dan impulsif, yang dapat menghambat metode pembelajaran tradisional. Namun, dengan menggunakan strategi inovatif dan memanfaatkan keahlian terapis okupasi, pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang menarik dan mendukung. Pendekatan ini tidak hanya mengatasi hiperaktif anak tetapi juga menumbuhkan keterampilan menulis mereka yang muncul, yang sangat penting untuk pengembangan literasi.
Hyperwriting dan Metode Partisipatif
- Hyperwriting, seperti yang dijelaskan oleh Xiao-na WEI, melibatkan proses penulisan terbuka dan fleksibel yang dapat sangat bermanfaat bagi anak-anak hiperaktif. Metode ini mendorong kreativitas dan partisipasi, memungkinkan anak-anak untuk mengekspresikan diri tanpa kendala struktur tulisan tradisional (WEI, n.d.).
- Metode pengajaran partisipatif, yang meliputi penulisan kolektif dan penggunaan pembaca asumsi, dapat melibatkan anak-anak yang hiperaktif dengan membuat proses penulisan lebih interaktif dan kurang linier (WEI, n.d.).
Peran Terapis Okupasi
- Terapis okupasi (OT) memainkan peran penting dalam mengembangkan keterampilan menulis pada anak kecil, terutama mereka yang hiperaktif. Mereka dapat mengintegrasikan pendekatan yang berpusat pada pekerjaan dengan keahlian mereka dalam menulis untuk mendukung perkembangan literasi awal (Gerde & Foster, 2014).
- OT dapat memberikan strategi praktis yang melampaui tulisan tangan, seperti menggunakan metode multisensori dan alat adaptif untuk mengakomodasi kebutuhan anak (Gerde & Foster, 2014).
Literasi dan Hiperaktif
- Memahami proses melek huruf pada anak hiperaktif sangat penting. Anak-anak ini sering mengalami kesulitan dengan konsentrasi, yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk belajar huruf dan keterampilan menulis (Silva et al., 2024).
- Guru dan psikolog harus berkolaborasi untuk menciptakan kegiatan literasi yang memenuhi kekuatan dan minat anak-anak hiperaktif, memfasilitasi keterlibatan dan pembelajaran mereka (Silva et al., 2024).
Strategi Visual dan Kognitif
- Media visual dan strategi kognitif dapat membantu anak-anak hiperaktif fokus dan memahami konsep penulisan. Menggunakan alat bantu visual memberikan ilustrasi konkret yang dapat membuat konsep abstrak lebih mudah diakses (Kurniawati, 2018).
- Menerapkan intervensi kognitif, afektif, dan psikomotorik dapat meningkatkan keterampilan bahasa dan membantu anak-anak mengintegrasikan kosakata, bahkan jika mereka belum menguasai pengenalan huruf (Kurniawati, 2018).
Lokakarya Menulis dan Pendekatan Konstruktivis
- Lokakarya menulis yang menekankan proses atas produk dapat memotivasi anak-anak hiperaktif untuk melihat diri mereka sebagai penulis. Pendekatan ini menghormati upaya mereka dan mendorong ekspresi diri (Kramer-Vida et al., 2010).
- Metode penulisan konstruktivis, yang dibangun di atas pengetahuan dan pengalaman anak sebelumnya, bisa sangat efektif. Metode ini memungkinkan anak-anak untuk terlibat dalam kegiatan penulisan yang bermakna yang mendukung perkembangan literasi mereka (Kramer-Vida et al., 2010).
Sementara strategi ini memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk mengajar menulis kepada anak-anak hiperaktif, penting untuk mengenali beragam kebutuhan dan kemampuan setiap anak. Beberapa anak mungkin mendapat manfaat dari dukungan tambahan, seperti perhatian individual atau intervensi khusus, untuk mengatasi tantangan spesifik yang terkait dengan hiperaktif dan menulis. Dengan mengadopsi pendekatan yang fleksibel dan inklusif, pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang memelihara potensi setiap anak, terlepas dari kemampuan awal mereka untuk mengenali huruf.