Two women enjoying coffee and conversation while working on a laptop in a relaxed café.

Bagaimana Cara Mengajarkan Konsep Lebih Besar Dan Lebih Kecil Kepada Anak Sindrom Down?

Mengajarkan konsep “lebih besar” dan “lebih kecil” kepada anak-anak dengan Down Syndrome memerlukan pendekatan khusus yang mempertimbangkan kebutuhan kognitif dan pembelajaran mereka yang unik. Penelitian menunjukkan bahwa menggunakan materi manipulatif dan pembelajaran berbasis permainan dapat secara signifikan meningkatkan pemahaman dan retensi konsep-konsep ini. Integrasi pengalaman sensorik dan bahan ajar yang dipersonalisasi lebih lanjut mendukung proses pembelajaran, membuat konsep abstrak lebih nyata bagi anak-anak ini. Di bawah ini adalah strategi dan metodologi utama yang berasal dari literatur untuk mengajarkan konsep-konsep ini secara efektif.

Bahan Manipulatif

  • Batang Cuisenaire yang Diadaptasikan: Batang ini direkomendasikan untuk mengajarkan konsep matematika, termasuk diferensiasi ukuran. Adaptasi bahan-bahan ini agar sesuai dengan keterampilan motorik halus dan kemampuan kognitif anak-anak dengan Down Syndrome dapat memfasilitasi pembelajaran. Aspek sentuhan dan visual dari batang membantu anak-anak memahami konsep ukuran dengan memanipulasi objek dengan panjang dan warna yang berbeda (Vaudano et al., 2022).
  • Metode Geoplano dan Teka-Teka: Alat-alat ini memberikan pendekatan langsung untuk pembelajaran. Geoplano membantu mengembangkan persepsi spasial dan penalaran logis, sementara teka-teki melibatkan anak-anak dengan cara yang menyenangkan, membuat pembelajaran menyenangkan dan kurang abstrak. Metode ini dapat disesuaikan untuk fokus pada diferensiasi ukuran dengan menggunakan potongan dengan berbagai ukuran (Marta, 2017) (Lima et al., 2024).

Pembelajaran Berbasis Bermain

  • Paket Bermain Manipulatif: Menggabungkan kegiatan berbasis bermain dengan bahan manipulatif telah menunjukkan peningkatan 60% dalam pemahaman konsep numerik di antara anak-anak dengan Down Syndrome. Kegiatan dapat mencakup menyortir objek berdasarkan ukuran atau menggunakan permainan yang mengharuskan anak-anak mengidentifikasi dan mengkategorikan item sebagai lebih besar atau lebih kecil (Maqbool & Rajaguru, 2015).
  • Magang Kognitif: Pendekatan ini menggabungkan pengalaman pemecahan masalah otentik dengan bimbingan ahli, memungkinkan anak-anak untuk belajar melalui observasi dan latihan. Ini mendukung perolehan keterampilan kognitif dasar, termasuk diferensiasi ukuran, dengan menanamkan pembelajaran dalam konteks dunia nyata (Rojewski & Schell, 1994).

Materi Pengajaran yang Dipersonalisasi

  • Alat Pendidikan yang Disesuai: Materi yang dipersonalisasi yang mengeksplorasi semua indera sangat penting untuk pembelajaran yang bermakna. Bahan-bahan ini harus dirancang berdasarkan karakteristik individu setiap anak, memastikan mereka menarik dan dapat diakses. Guru didorong untuk membuat materi yang menggabungkan elemen visual, sentuhan, dan pendengaran untuk memperkuat konsep yang lebih besar dan lebih kecil (Romero-Antonio & Moreno-Tapia, 2024).
  • Penggunaan Objek Seharian: Memasukkan benda-benda yang sudah dikenal dari lingkungan anak, seperti mainan atau barang-barang rumah tangga, dapat membantu dalam mengajarkan konsep ukuran. Kegiatan dapat mencakup membandingkan ukuran objek yang berbeda atau mengaturnya dalam urutan dari terkecil ke terbesar (Nelson et al., 1991).

Sementara strategi ini memberikan kerangka kerja yang kuat untuk mengajarkan konsep ukuran kepada anak-anak dengan Down Syndrome, penting untuk mempertimbangkan konteks perkembangan kognitif yang lebih luas pada anak-anak ini. Intervensi kognitif, termasuk bahasa dan terapi wicara, dapat melengkapi metode pengajaran ini dengan meningkatkan kemampuan kognitif secara keseluruhan. Selain itu, aktivitas fisik teratur dan intervensi yang berfokus pada keterampilan motorik dapat mendukung peningkatan kognitif, yang secara tidak langsung membantu dalam memahami konsep abstrak seperti perbedaan ukuran (Sharma et al., 2024).

Vaudano, G., Casal, J., & Picado, L. (2022). The Mathematical Development of Children with Down Syndrome: The Adapted Cuisenaire Material as a Learning Facilitator. International Journal of Social Science Research and Review. https://doi.org/10.47814/ijssrr.v5i10.649
Marta, R. (2017). Penanganan Kognitif Down Syndrome melalui Metode Puzzle pada Anak Usia Dini. https://doi.org/10.31004/OBSESI.V1I1.29
Lima, L. de, Altaras, A., Ferreira, L. R., Silva, M., & Souza, T. (2024). Matemática para todos: abordagem lúdica para ensino de matemática para crianças com Síndrome de Down e Transtorno do Espectro Autista. Desarrollo Local Sostenible. https://doi.org/10.55905/rdelosv17.n62-229
Maqbool, B., & Rajaguru, S. (2015). Manipulative Play Based Learning Activities And Development Of Basic Numerical Concepts: Children With Moderate Intellectual Disabilities.
Rojewski, J. W., & Schell, J. W. (1994). Cognitive Apprenticeship for Learners with Special Needs: An Alternate Framework for Teaching and Learning. Remedial and Special Education. https://doi.org/10.1177/074193259401500405
Romero-Antonio, S. M., & Moreno-Tapia, J. (2024). Diseño y uso de materiales didácticos para alumnos con Síndrome de Down. Revista Metropolitana de Ciencias Aplicadas. https://doi.org/10.62452/ryavzy77
Nelson, R. B., Cummings, J. A., & Boltman, H. (1991). Teaching Basic Concepts to Students Who are Educable Mentally Handicapped. Teaching Exceptional Children. https://doi.org/10.1177/004005999102300204
Sharma, S., Sengupta, S., Siddique, M., Patil, S. B., Morbiwala, S., & Makarla, V. A. (2024). Unlocking cognitive potential: a comprehensive review of neurocognitive interventions in Down Syndrome. InterConf. https://doi.org/10.51582/interconf.19-20.03.2024.031
Scroll to Top