Mengajar etika sosial kepada anak-anak dengan autisme melibatkan mengatasi defisit keterampilan sosial mereka yang unik dan memanfaatkan kekuatan mereka dalam belajar. Anak-anak dengan gangguan spektrum autisme (ASD) sering menghadapi tantangan dalam memahami isyarat sosial, niat, dan nuansa interaksi sosial, yang sangat penting untuk memahami etika sosial. Strategi pengajaran yang efektif harus disesuaikan dengan gaya belajar mereka, dengan fokus pada alat bantu visual, pengulangan, dan metode interaktif. Bagian berikut menguraikan berbagai pendekatan dan pertimbangan untuk mengajarkan etika sosial kepada anak-anak dengan autisme.
Cerita sosial dan permainan interaktif
- Kisah Sosial: Cerita Sosial adalah alat populer untuk mengajarkan keterampilan sosial kepada anak-anak dengan ASD. Mereka membantu anak-anak memahami dan menafsirkan situasi sosial dengan memberikan narasi yang jelas dan terstruktur. Cerita-cerita ini dapat dipersonalisasi untuk mengatasi skenario sosial tertentu dan dilema etika, menjadikannya sumber yang berharga untuk mengajarkan etika sosial (Bălaș-Baconschi & Barbulescu, 2022) (Sansosti, 2008).
- Permainan Cerita Sosial Interaktif: Game interaktif, seperti FriendStar, meningkatkan Cerita Sosial tradisional dengan memungkinkan anak-anak untuk terlibat dengan konten secara aktif. Permainan ini memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk membuat kesalahan dan belajar darinya, yang sangat penting untuk memahami perilaku etis dan pengambilan keputusan (Zhu et al., 2016).
Pemodelan Video dan Pemodelan Diri
- Pemodelan Mandiri Video: Teknik ini melibatkan anak-anak menonton video diri mereka sendiri atau orang lain yang menunjukkan perilaku sosial yang sesuai. Telah terbukti meningkatkan keterampilan sosial seperti menyapa, mengundang untuk bermain, dan merespons secara kontingent. Pemodelan video dapat sangat efektif dalam mengajarkan etika sosial dengan memberikan contoh konkret perilaku etis dalam berbagai konteks (Litras et al., 2010) (Engbrecht, 2013).
Penggunaan Teknologi dan Pemikiran Komputasi
- Alat Bantu Pengajaran Teknologi: Alat seperti Chibitronics dan Makey Makey dapat digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar interaktif yang mengajarkan timbal balik sosial dan ekspresi emosional. Alat bantu ini dapat membantu anak-anak dengan autisme memahami cerita sosial melalui pemikiran komputasi, meningkatkan kemampuan mereka untuk memahami etika sosial dengan memberikan isyarat kontekstual dan pengalaman belajar terstruktur (Li & Kang, 2021).
Kebohongan dan Penipuan Prososial
- Mengajar Kebohongan Prososial: Sementara anak-anak dengan autisme mungkin kurang cenderung berbohong, mengajari mereka tentang kebohongan prososial (misalnya, kebohongan putih) dapat menjadi penting untuk kesuksesan sosial. Memahami kapan dan bagaimana menggunakan penipuan prososial dapat menjadi bagian dari pengajaran etika sosial, karena melibatkan empati dan pertimbangan terhadap perasaan orang lain (Hutchins, 2022).
Agen Cerdas Interaktif
- Platform Multi-Agen: Game yang melibatkan agen cerdas interaktif dapat merangsang perilaku sosial dan membantu anak-anak mengenali elemen interaksi sosial. Platform ini dapat mengajarkan anak-anak untuk memahami perilaku interaksi dan menetapkan makna metaforis, yang penting untuk memahami etika sosial (Barakova et al., 2009) (Barakova et al., 2009).
Meskipun metode ini menunjukkan harapan, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan individu setiap anak dengan autisme. Efektivitas intervensi ini dapat bervariasi, dan harus disesuaikan agar sesuai dengan gaya belajar anak dan konteks sosial. Selain itu, saat mengajarkan etika sosial, penting untuk memastikan bahwa anak memahami prinsip-prinsip yang mendasarinya dan dapat menerapkannya di berbagai pengaturan dan situasi. Pendekatan holistik ini dapat membantu anak-anak dengan autisme mengembangkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang etika sosial dan meningkatkan interaksi sosial mereka.