Mengajar berhitung kepada anak-anak hiperaktif, terutama mereka dengan ADHD, dapat dicapai secara efektif melalui metode multisensori. Pendekatan ini memanfaatkan banyak indera untuk meningkatkan keterlibatan dan retensi, yang sangat penting bagi anak-anak yang mungkin berjuang dengan metode pembelajaran tradisional karena tantangan perhatian dan hiperaktif. Metode multisensori dapat mencakup elemen visual, pendengaran, sentuhan, dan kinestetik, membuat pembelajaran lebih interaktif dan menyenangkan bagi anak-anak dengan ADHD. Di bawah ini adalah aspek-aspek kunci penerapan metode multisensori untuk mengajar berhitung kepada anak-anak hiperaktif.
Instruksi Berbantuan Komputer (CAI)
- Modul CAI dirancang agar interaktif dan menarik, selaras dengan kebutuhan motivasi anak-anak dengan ADHD. Modul-modul ini dapat menyajikan konsep berhitung dengan cara dinamis yang menarik perhatian anak-anak hiperaktif (Vincent & Alontaga, 2012).
- Penggunaan elemen multimedia dalam CAI, seperti animasi dan latihan interaktif, dapat membantu menjaga minat anak-anak dan memberikan umpan balik langsung, yang bermanfaat untuk retensi belajar (Vincent & Alontaga, 2012).
Pendekatan Instruksional Neurosensori
- Pendekatan ini mengintegrasikan pengalaman sensorik untuk meningkatkan kecerdasan matematika logis. Ini melibatkan proses holistik yang menggabungkan berbagai input sensorik untuk meningkatkan keterampilan kognitif (Jamaris et al., 2016).
- Penelitian telah menunjukkan bahwa menggunakan pendekatan neurosensori dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan berhitung anak-anak, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus, dengan melibatkan mereka dalam pengalaman belajar yang lebih komprehensif (Jamaris et al., 2016).
Permainan dan Aktivitas Multisensori
- Permainan seperti “ular dan tangga” telah digunakan untuk meningkatkan keterampilan berhitung pada anak-anak dengan ADHD dengan membuat pembelajaran menyenangkan dan interaktif. Permainan ini dapat membantu anak-anak berlatih menghitung dan mengenali angka dalam konteks yang menyenangkan (Diana, 2012).
- Game serius, seperti yang dikembangkan dalam proyek WeDraw, menggunakan interaksi multisensori untuk mengajarkan konsep matematika. Permainan ini dirancang agar inklusif dan mudah beradaptasi, sehingga cocok untuk anak-anak dengan berbagai kebutuhan belajar(Duffy et al., 2017).
Alat Pembelajaran Taktil
- Alat seperti kartu bertekstur dapat digunakan untuk mengajarkan pengenalan angka melalui metode sentuhan. Kartu-kartu ini melibatkan indera peraba, yang dapat membantu anak-anak dengan ADHD fokus dan mengingat angka dengan lebih efektif (Karnabi, 2022).
- Pendekatan taktil sangat bermanfaat bagi anak-anak yang mungkin merasa sulit untuk berkonsentrasi pada informasi visual atau pendengaran saja, menyediakan jalur alternatif untuk belajar(Karnabi, 2022).
Program Integrasi Sensorik
- Program integrasi sensorik bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi dan mengurangi gangguan dengan melibatkan anak-anak dalam kegiatan yang merangsang sistem sensorik mereka. Program-program ini dapat disesuaikan untuk memasukkan tugas berhitung, membantu anak-anak dengan ADHD fokus lebih baik pada pembelajaran (Yusnita & Yuliantina, 2024).
- Dengan menggabungkan gerakan dan permainan sensorik, program-program ini dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan tidak terlalu membuat stres bagi anak-anak hiperaktif (Yusnita & Yuliantina, 2024).
Sementara metode multisensori menawarkan manfaat signifikan untuk mengajar berhitung kepada anak-anak hiperaktif, penting untuk mempertimbangkan perbedaan individu dalam preferensi sensorik dan gaya belajar. Tidak semua anak dapat merespons input sensorik yang sama, dan beberapa mungkin memerlukan pendekatan yang lebih personal. Selain itu, mengintegrasikan metode ini ke dalam kurikulum yang ada membutuhkan perencanaan dan kolaborasi yang cermat dengan pendidik untuk memastikan bahwa mereka melengkapi metode pengajaran tradisional secara efektif.