Mengajar anak dengan sindrom Down untuk menulis dengan pemahaman tentang arti kata-kata melibatkan pendekatan multifaset yang mengintegrasikan fonik, memori visual, dan strategi pembelajaran interaktif. Anak-anak dengan sindrom Down sering mendapat manfaat dari kombinasi pengenalan kata penglihatan dan instruksi berbasis fonik, serta kegiatan menarik yang mendorong perkembangan bahasa. Pendekatan ini tidak hanya membantu dalam melek huruf tetapi juga meningkatkan keterampilan kognitif dan komunikasi, yang sangat penting untuk memahami arti kata-kata.
Instruksi Fonik dan Kata Penglihatan
- Pendekatan fonik berbasis ejaan dapat efektif untuk anak-anak dengan sindrom Down. Metode ini melibatkan penggunaan awal dan rim untuk membentuk kata-kata, yang membantu dalam mengembangkan kesadaran fonemik dan pengetahuan ortografi. Instruksi semacam itu memungkinkan anak-anak mengeja kata-kata asing dengan mengenali pola frekuensi tinggi (Williams, 2012).
- Anak-anak dengan sindrom Down sering mengandalkan keterampilan memori visual mereka yang kuat untuk mempelajari kata-kata penglihatan. Ketika mereka mengembangkan keterampilan membaca yang setara dengan anak-anak yang biasanya berkembang berusia 7 hingga 8 tahun, mereka mulai menggunakan fonik secara mandiri untuk membaca dan mengeja (Buckley, 2001).
Literasi Awal dan Pengembangan Bahasa
- Memperkenalkan literasi sebagai kegiatan pengajaran bahasa di tahun-tahun prasekolah dapat mengarah pada tingkat pencapaian yang lebih tinggi. Program intervensi awal yang menggabungkan strategi kata utuh dan fonik telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kemampuan melek huruf dan bahasa dari waktu ke waktu (Buckley & Bird, 2001) (Colozzo et al., 2016).
- Melibatkan anak-anak dalam kegiatan membaca dan menulis sejak usia muda mendukung perkembangan bicara dan bahasa mereka, yang sangat penting untuk memahami arti kata (Buckley et al., 2001).
Pembelajaran Interaktif dan Menyenangkan
- Memanfaatkan cerita anak-anak sebagai alat penguasaan menulis dapat memfasilitasi perkembangan bahasa. Interaksi dan mediasi oleh guru selama mendongeng dapat meningkatkan penguasaan bahasa tertulis dengan memberikan kesempatan diskursif (Silva & Ghirello-Pires, 2019).
- Kegiatan menyenangkan yang merangsang keterampilan fonologis dan pemahaman tentang sistem alfabet telah terbukti meningkatkan kemampuan membaca dan menulis pada anak-anak dengan sindrom Down. Kegiatan ini termasuk latihan kesadaran fonologis dan permainan yang mempromosikan keterampilan kognitif-linguistik (Pelosi et al., 2018).
Teknologi Bantu dan Alat Digital
- Game digital yang dirancang untuk pengembangan literasi dapat menjadi sumber daya yang berharga. Permainan ini sering menggabungkan kegiatan yang selaras dengan profil pembelajaran anak-anak dengan sindrom Down, membuat proses literasi lebih menarik dan efektif (Freitas et al., 2023).
Meskipun strategi ini efektif, penting untuk mengenali perbedaan individu dalam kemajuan literasi di antara anak-anak dengan sindrom Down. Beberapa anak dapat mencapai tingkat melek huruf fungsional di kemudian hari, dan dukungan dan keterlibatan berkelanjutan dalam kegiatan melek huruf sangat penting sepanjang masa remaja dan dewasa mereka (Buckley, 2001). Selain itu, integrasi metode menyenangkan dan interaktif dapat membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan efektif, menumbuhkan pemahaman yang lebih dalam tentang makna kata.