Joyful family enjoying a day together at Los Rios Historic District, capturing a priceless moment of happiness.

Bagaimana Cara Mengajarkan Anak Sindrom Down Berhitung Dengan Bantuan Benda Sehari-Hari?

Mengajar anak dengan sindrom Down untuk menghitung menggunakan objek sehari-hari dapat menjadi strategi yang efektif, karena memanfaatkan kekuatan mereka dalam pembelajaran visual dan memberikan konteks nyata untuk konsep abstrak. Penggunaan objek dan pengaturan kehidupan nyata tidak hanya membuat pembelajaran lebih relevan tetapi juga membantu memperkuat keterampilan secara fungsional. Pendekatan ini dapat sangat bermanfaat bagi anak-anak dengan sindrom Down, yang mungkin mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa dan memori pendengaran tetapi sering unggul dalam pembelajaran visual. Bagian berikut menguraikan berbagai strategi dan alat yang dapat digunakan untuk mengajarkan menghitung menggunakan benda sehari-hari.

Penggunaan Objek Kehidupan Nyata

  • Keterampilan Menghitung Fungsional: Memasukkan benda sehari-hari seperti makanan ringan atau wadah susu dapat membantu anak-anak dengan sindrom Down belajar berhitung dalam konteks yang bermakna. Misalnya, aktivitas pengiriman makanan ringan memungkinkan anak-anak berlatih menghitung di lingkungan alami, yang dapat direplikasi di rumah atau di komunitas (Xin & Holmdal, 2003).
  • Pembelajaran Visual dan Taktil: Menggunakan benda nyata seperti manik-manik pada tali dapat membantu anak-anak memahami konsep penghitungan dengan menggerakkan manik-manik satu per satu, yang memperkuat prinsip korespondensi satu-ke-satu (Norris, 1993)].

Pendekatan Interaktif dan Multi-Sensorik

  • Permainan dan Bermain: Game sederhana yang dirancang untuk mengajarkan berhitung dapat secara signifikan meningkatkan akurasi penghitungan pada anak-anak dengan cacat mental sedang. Permainan ini membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan menarik, yang sangat penting untuk menjaga minat dan motivasi anak(McEvoy, 1992).
  • Pembelajaran Multi-Sensor: Menggabungkan alat bantu visual dan desain interaktif, seperti kotak penghitung atau batang Cuisenaire yang disesuaikan, dapat memfasilitasi pembelajaran konsep matematika dengan memberikan pengalaman langsung yang lebih mudah dipahami oleh anak-anak dengan sindrom Down (Finandhita & Octaviana, 2023) (Vaudano et al., 2022).

Bahasa dan Komunikasi

  • Integrasi Bahasa: Mengajar menghitung juga harus melibatkan pengembangan bahasa, karena memahami kata angka dan jumlah yang sesuai sangat penting. Menggunakan lagu, sajak anak-anak, dan kegiatan bahasa berulang dapat membantu anak-anak mengasosiasikan angka dengan objek dan tindakan (Bird, 2001).
  • Gerakan dan Prompts: Menggunakan gerakan sebagai petunjuk dapat membantu mengingatkan anak-anak tentang setiap langkah dalam proses penghitungan, sehingga memperkuat pembelajaran mereka dan membantu mereka menginternalisasi urutan penghitungan (Xin & Holmdal, 2003).

Kesadaran dan Intervensi Awal

  • Kesadaran Kuantitas Awal: Mengembangkan kesadaran awal tentang kuantitas dapat memberikan dasar yang kuat untuk keterampilan matematika di kemudian hari. Ini melibatkan penggunaan interaksi sehari-hari untuk menyoroti perbedaan kuantitas dan mendorong anak-anak untuk membandingkan dan membedakan objek (Porter, 2019).
  • Pertimbangan Perkembangan: Penting untuk menyesuaikan aktivitas penghitungan dengan tingkat perkembangan anak daripada hanya berfokus pada usia kronologis mereka. Ini memastikan bahwa proses pembelajaran selaras dengan kemampuan kognitif mereka dan memaksimalkan potensi keberhasilan (Caycho et al., 1991).

Sementara strategi ini memberikan kerangka kerja yang kuat untuk mengajar menghitung kepada anak-anak dengan sindrom Down, penting untuk menyadari bahwa setiap anak itu unik dan dapat merespons secara berbeda terhadap berbagai metode. Oleh karena itu, sangat penting untuk menyesuaikan strategi ini agar sesuai dengan kebutuhan dan preferensi individu anak. Selain itu, penelitian dan inovasi yang sedang berlangsung dalam alat dan metode pendidikan terus meningkatkan efektivitas pengajaran menghitung dan keterampilan matematika lainnya untuk anak-anak dengan sindrom Down.

Xin, J. F., & Holmdal, P. (2003). Snacks and Skills: Teaching Children Functional Counting Skills. Teaching Exceptional Children. https://doi.org/10.1177/004005990303500506
Norris, V. E. (1993). A counting training aid.
McEvoy, J. (1992). An evaluation of simple games as a method of teaching counting to children with a moderate mental handicap. European Journal of Psychology of Education. https://doi.org/10.1007/BF03172824
Finandhita, A., & Octaviana, G. (2023). Interaction Design of Number Counting Operation Learning Media for Mildly Mentally Retarded Children. https://doi.org/10.1109/incitest59455.2023.10397032
Vaudano, G., Casal, J., & Picado, L. (2022). The Mathematical Development of Children with Down Syndrome: The Adapted Cuisenaire Material as a Learning Facilitator. International Journal of Social Science Research and Review. https://doi.org/10.47814/ijssrr.v5i10.649
Bird, G. (2001). Number skills development for infants with Down syndrome (0-5 years). https://doi.org/10.3104/9781903806142
Porter, J. (2019). Discriminating Quantity: New Points for Teaching Children with Down Syndrome About Number? International Journal of Disability Development and Education. https://doi.org/10.1080/1034912X.2019.1569208
Caycho, L., Gunn, P., & Siegal, M. (1991). Counting by children with Down syndrome. American Journal on Mental Retardation.
Scroll to Top