Mengajar anak hiperaktif untuk menjadi lebih sabar melibatkan pendekatan multifaset yang menggabungkan teknik manajemen perilaku, strategi pendidikan, dan intervensi terapeutik.

Bagaimana Cara Mengajarkan Anak Hiperaktif Untuk Lebih Sabar?

Mengajar anak hiperaktif untuk menjadi lebih sabar melibatkan pendekatan multifaset yang menggabungkan teknik manajemen perilaku, strategi pendidikan, dan intervensi terapeutik. Anak-anak hiperaktif sering berjuang dengan impulsif dan kegelisahan, yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk menunggu dan bersabar. Strategi yang efektif untuk mengatasi tantangan ini termasuk modifikasi perilaku, pemantauan diri, dan menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung. Metode ini bertujuan untuk meningkatkan kontrol diri, fokus, dan kemampuan anak untuk mengelola emosi, yang pada akhirnya menumbuhkan kesabaran.

Teknik Manajemen Perilaku

  • Penguatan Positif dan Ekonomi Token: Memanfaatkan penguatan positif dapat membantu meningkatkan harga diri dan mendorong perilaku yang diinginkan. Ekonomi token, di mana anak-anak mendapatkan token untuk perilaku baik yang dapat ditukar dengan hadiah, telah terbukti efektif dalam mengelola perilaku hiperaktif (Murray, 1980) (Wolraich, 1979).
  • Strategi Pemantauan Mandiri: Mengajar anak-anak untuk memantau perilaku mereka sendiri dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan mereka untuk menunggu dan mengendalikan impuls. Metode ini telah efektif dalam meningkatkan kesabaran selama kegiatan kelompok dan mengurangi perilaku yang mengganggu (Jahedi et al., 2013) (Barkley et al., 1980).
  • Terapi Perilaku: Melibatkan pelatihan orang tua dan guru untuk menerapkan teknik modifikasi perilaku, yang bisa lebih efektif daripada terapi tradisional saja. Pendekatan ini memanfaatkan pengaruh orang-orang di lingkungan sehari-hari anak untuk memperkuat perilaku positif (Phillips & Wright-Saunders, 1979).

Strategi Pendidikan

  • Lingkungan Kelas Terstruktur: Menciptakan lingkungan kelas yang mendukung anak-anak hiperaktif melibatkan pengorganisasian kegiatan yang melibatkan mereka dan mempromosikan pengendalian diri. Ini termasuk menggunakan kegiatan bermain untuk membantu anak-anak memahami dan mengelola perilaku mereka (“Pedagogical conditions of educating hyperactive children in primary school”, 2022).
  • Pedagogi Kemitraan: Mendorong kemitraan antara guru, orang tua, dan siswa dapat meningkatkan motivasi dan harga diri, yang sangat penting untuk mengembangkan kesabaran. Pendekatan ini membantu anak-anak merasa nyaman dan didukung dalam lingkungan belajar mereka (“Pedagogical conditions of educating hyperactive children in primary school”, 2022).

Intervensi Terapi

  • Terapi Musik dan Bermain: Terapi ini dapat membantu anak-anak hiperaktif meningkatkan fokus dan regulasi emosional, yang penting untuk mengembangkan kesabaran. Terlibat dalam kegiatan ini memberikan jalan keluar yang konstruktif untuk energi dan membantu anak-anak belajar menunggu dan bergiliran (Abidin, 2023)].
  • Pelatihan Biofeedback: Teknik ini dapat menenangkan anak-anak hiperaktif dengan membantu mereka menjadi lebih sadar akan respons fisiologis mereka dan belajar mengendalikannya, sehingga meningkatkan kemampuan mereka untuk bersabar (Omizo & Williams, 1981).

Meskipun strategi ini efektif, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan individu setiap anak. Beberapa anak mungkin merespons intervensi tertentu lebih baik daripada yang lain, dan kombinasi metode mungkin diperlukan untuk mencapai hasil terbaik. Selain itu, sementara pengobatan dapat digunakan untuk mengelola hiperaktif, sering direkomendasikan untuk dikombinasikan dengan strategi perilaku untuk hasil yang lebih berkelanjutan (Omizo & Williams, 1981) (Wolraich, 1979).

Murray, M. E. (1980). Behavioral management of the hyperactive child. Journal of Developmental and Behavioral Pediatrics. https://doi.org/10.1097/00004703-198009000-00004
Wolraich, M. L. (1979). Behavior Modification Therapy in Hyperactive Children Research and Clinical Implications. Clinical Pediatrics. https://doi.org/10.1177/000992287901800909
Jahedi, S., Hosseiny, S., Sharifi, A., & Ghajarieh, M. (2013). Effect of Self-monitoring Strategy Instruction on Modify Behavior of Hyperactive Disorder in Early Childhood of Shiraz City.
Barkley, R. A., Copeland, A. P., & Sivage, C. (1980). A self-control classroom for hyperactive children. Journal of Autism and Developmental Disorders. https://doi.org/10.1007/BF02408435
Phillips, D. R., & Wright-Saunders, M. H. (1979). Behavior therapy with hyperactive children. International Journal of Mental Health. https://doi.org/10.1080/00207411.1979.11448823
Pedagogical conditions of educating hyperactive children in primary school. (2022). Наукові Записки Ніжинського Державного Університету Ім. Миколи Гоголя. https://doi.org/10.31654/2663-4902-2022-pp-1-46-53
Abidin, M. (2023). Analysis of hyperactive child behavior and handling efforts in education. Al-Iltizam. https://doi.org/10.33477/alt.v8i1.4489
Omizo, M. M., & Williams, R. E. (1981). Biofeedback Training can Calm the Hyperactive Child. Intervention In School And Clinic. https://doi.org/10.1177/105345128101700106
Scroll to Top