online school, distance learning, little girl, remote learning, remote education, online school, online school, online school, online school, online school, distance learning, remote learning, remote learning

Bagaimana Cara Mengajarkan Anak Hiperaktif Untuk Fokus Saat Belajar Online?

Mengajar anak hiperaktif untuk fokus ketika belajar online melibatkan pendekatan multifaset yang mengintegrasikan teknologi, strategi pembelajaran terstruktur, dan intervensi yang dipersonalisasi. Anak-anak hiperaktif, terutama mereka dengan ADHD, sering berjuang untuk mempertahankan perhatian, yang dapat diperburuk dalam lingkungan belajar online. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa solusi teknologi inovatif dan intervensi pendidikan strategis dapat secara signifikan meningkatkan fokus dan hasil pembelajaran untuk anak-anak ini. Bagian berikut menguraikan metode dan alat yang efektif berdasarkan penelitian terbaru.

Neurofeedback dan Pelatihan Kognitif

  • Pelatihan Neurofeedback: Neurofeedback telah muncul sebagai intervensi non-farmakologis yang menjanjikan untuk meningkatkan perhatian pada anak-anak dengan ADHD. Dengan menggunakan pemantauan gelombang otak yang terintegrasi dengan permainan komputer, anak-anak dapat belajar mengendalikan perhatian dan relaksasi mereka, yang meningkatkan efisiensi belajar mereka dan mengurangi gejala ADHD (Chen et al., 2017).
  • Pelatihan Berbasis Neuroplastisitas Online: Program seperti ONTRAC menawarkan pelatihan kognitif berbasis internet yang disesuaikan dengan kapasitas kognitif setiap anak. Intervensi ini secara progresif meningkatkan kinerja dalam domain neuro-kognitif tertentu, membuatnya dapat diakses dan efektif untuk digunakan di rumah (Mishra et al., 2013).

Lingkungan Pembelajaran yang Digamifikasi

  • Permainan Serius: Penggunaan game serius, yang menggabungkan elemen augmented reality, realitas virtual, dan antarmuka otak-komputer, dapat secara signifikan meningkatkan kompetensi kognitif dan sosioemosional pada anak-anak dengan ADHD. Game-game ini dirancang untuk meningkatkan memori kerja visuospasial, perhatian, dan pengaturan emosional (Doulou et al., 2025).
  • Sistem FocusLocus: Sistem gamifikasi ini memberikan pengalaman bermain game multifaset dan adaptif yang mencakup ruang virtual dan fisik. Ini menggunakan neurofeedback EEG dan augmented reality untuk memantau dan meningkatkan perhatian dan perilaku pada anak-anak dengan ADHD (Kanellos et al., 2018).

Strategi Pembelajaran Terstruktur

  • Strategi FOKUS: Mengajar strategi pembelajaran terstruktur, seperti metode FOCUS, dapat membantu anak-anak dengan ADHD meningkatkan keterampilan mendengarkan dan mengikuti arah mereka. Strategi ini melibatkan pengajaran, praktik, dan evaluasi efektivitas pendekatan dalam berbagai konteks (Scott & Fark, 2011).
  • Montessori dan IKT: Menggabungkan metode Montessori dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dapat mengatasi kebutuhan perilaku dan multisensori, mempromosikan penyesuaian sosial-emosional dan keterlibatan belajar (Gkeka et al., 2018).

Adaptasi Lingkungan dan Teknologi

  • Lingkungan Pembelajaran Virtual: Lingkungan virtual yang disesuaikan, seperti yang menampilkan permainan berbasis cerita interaktif, dapat meningkatkan konsentrasi dengan memberikan pengalaman mendalam yang melibatkan anak-anak dalam tugas melalui metode sensorik dan perubahan tugas yang sering (Silva & Frère, 2007).
  • Alat Pembelajaran Jarak Jauh: Penggunaan alat pembelajaran jarak jauh elektronik dapat mendukung pendekatan pengajaran yang berbeda, memungkinkan guru untuk mengatasi masalah perhatian sambil mempertahankan pengiriman kurikulum reguler (Fovet, 2007)].

Sementara intervensi ini menunjukkan harapan, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi individu setiap anak. Tidak semua anak dapat merespons intervensi teknologi secara merata, dan beberapa mungkin mendapat manfaat lebih dari metode tradisional atau kombinasi keduanya. Selain itu, peran orang tua, pendidik, dan dokter sangat penting dalam memantau dan mengadaptasi intervensi ini untuk memastikannya efektif dan menarik bagi anak.

Chen, C.-L., Tang, Y.-W., Zhang, N.-Q., & Shin, J. (2017). Neurofeedback based attention training for children with ADHD. IEEE International Conference on Adaptive Science & Technology. https://doi.org/10.1109/ICAWST.2017.8256530
Mishra, J., Merzenich, M. M., & Sagar, R. (2013). Accessible online neuroplasticity-targeted training for children with ADHD. Child and Adolescent Psychiatry and Mental Health. https://doi.org/10.1186/1753-2000-7-38
Doulou, A., Pergantis, P., Drigas, A., & Skianis, C. (2025). Managing ADHD Symptoms in Children Through the Use of Various Technology-Driven Serious Games: A Systematic Review. Multimodal Technologies and Interaction. https://doi.org/10.3390/mti9010008
Kanellos, T., Doulgerakis, A., Georgiou, E., Bessa, M., Thomopoulos, S. C. A., Vatakis, A., Behan, Á., Arambarri, J., & Navarra, J. (2018). FocusLocus: ADHD management gaming system for educational achievement and social inclusion. https://doi.org/10.1117/12.2307087
Scott, V. G., & Fark, K. (2011). Teaching Students with ADHD to F.O.C.U.S.: A Learning Strategy.
Gkeka, E. G., Gougoudi, Î., Mertsioti, L., & Drigas, A. (2018). Intervention for ADHD Child using the Montessori Method and ICTs. International Journal of Recent Contributions from Engineering, Science & IT. https://doi.org/10.3991/IJES.V6I2.8729
Silva, A. P. da, & Frère, A. F. (2007). Ambiente virtual para a auxiliar a concentração de crianças com hiperatividade. https://doi.org/10.1007/978-3-540-74471-9_247
Fovet, F. (2007). Using distance learning electronic tools within the class to engage ADHD students: A key to inclusion? Frontiers in Education Conference. https://doi.org/10.1109/FIE.2007.4417842
Scroll to Top