Mengajar anak hiperaktif membaca tanpa menggunakan gadget memerlukan pendekatan strategis yang mengakomodasi kebutuhan belajar unik mereka. Anak-anak hiperaktif, sering didiagnosis dengan ADHD, menghadapi tantangan seperti kesulitan dalam mempertahankan perhatian dan mengendalikan impuls, yang dapat menghambat perkembangan membaca mereka. Strategi pengajaran yang efektif harus fokus pada melibatkan anak melalui metode interaktif dan multisensori, sementara juga membina lingkungan belajar yang mendukung. Berikut adalah beberapa strategi yang berasal dari penelitian akademis yang dapat digunakan untuk mengajarkan membaca kepada anak-anak hiperaktif tanpa bergantung pada gadget.
Pendekatan Pembelajaran Multisensori
- Demonstrasi Suara dan Visual: Menggabungkan elemen pendengaran dan visual dapat meningkatkan pemahaman dan retensi. Misalnya, menggunakan sarana suara untuk memperkenalkan huruf dan suara, diikuti dengan alat bantu visual, dapat membantu dalam membangun keterampilan membaca (M, 2005).
- Sesi Membaca Interaktif: Melibatkan anak-anak dalam kegiatan membaca lisan dapat meningkatkan pemahaman. Metode ini memungkinkan umpan balik dan interaksi langsung, yang bermanfaat bagi anak-anak hiperaktif (Dubey & O’Leary, 1975).
Lingkungan Terstruktur dan Mendukung
- Manajemen Kelas: Menciptakan lingkungan terstruktur dengan harapan yang jelas dapat membantu mengelola hiperaktif. Teknik seperti menetapkan tugas tertentu dan memberikan pujian untuk penyelesaian tugas dapat meningkatkan fokus dan motivasi (Jannah et al., 2024).
- Kondisi Pedagogis: Memastikan bahwa anak merasa nyaman dan termotivasi dalam lingkungan belajar sangat penting. Ini melibatkan mengadaptasi metode pengajaran agar sesuai dengan kebutuhan anak dan membina pendidikan berbasis kemitraan (“Pedagogical conditions of educating hype…”, 2022).
Strategi Perilaku dan Kognitif
- Strategi FOKUS: Ini melibatkan mengajar anak-anak strategi khusus untuk meningkatkan mendengarkan dan mengikuti arahan, yang sangat penting untuk pemahaman membaca. Strategi FOCUS dapat dipraktikkan dan dievaluasi dalam berbagai konteks untuk memastikan efektivitasnya (Scott & Fark, 2011).
- Teknik Kognitif-Perilaku: Menerapkan strategi perilaku kognitif, seperti manajemen diri dan penguatan token, dapat meningkatkan keterampilan membaca dan perilaku sosial yang sesuai (Fine, 1980).
Peran dan Interaksi Guru
- Keterlibatan Aktif: Guru harus secara aktif melibatkan anak-anak hiperaktif dalam kegiatan belajar yang membutuhkan gerakan dan interaksi. Ini dapat mencakup membaca dengan keras, bermain peran, dan aktivitas dinamis lainnya yang menarik minat anak (Jannah et al., 2024).
- Konseling dan Bimbing: Guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator, memberikan bimbingan dan dukungan untuk membantu anak-anak mengembangkan rasa tanggung jawab dan pencapaian dalam tugas membaca mereka (Jannah et al., 2024).
Sementara strategi ini memberikan pendekatan komprehensif untuk mengajar membaca kepada anak-anak hiperaktif, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi individu setiap anak. Beberapa anak mungkin merespons metode tertentu lebih baik daripada yang lain, dan fleksibilitas dalam pendekatan pengajaran adalah kuncinya. Selain itu, sementara gadget tidak digunakan dalam strategi ini, menggabungkan teknologi secara terkontrol berpotensi menawarkan manfaat tambahan bagi beberapa anak, asalkan digunakan dengan bijaksana dan di bawah pengawasan.