A child enjoys playtime with toy trucks and blocks in a cozy living room setting.

Bagaimana cara mengajarkan anak hiperaktif membaca dengan metode multisensori?

Mengajar anak hiperaktif membaca menggunakan metode multisensori melibatkan melibatkan banyak indera untuk meningkatkan pembelajaran dan retensi. Pendekatan ini sangat efektif untuk anak-anak yang mungkin berjuang dengan metode membaca tradisional karena defisit perhatian atau tantangan belajar lainnya. Metode multisensori mengintegrasikan elemen visual, pendengaran, kinestetik, dan sentuhan untuk menciptakan pengalaman belajar komprehensif yang dapat membantu anak-anak hiperaktif fokus dan menyimpan informasi lebih efektif. Bagian berikut menguraikan strategi dan pertimbangan utama untuk menerapkan pendekatan membaca multisensori untuk anak-anak hiperaktif.

Teknik Multisensori

  • Integrasi Visual dan Auditori: Pendekatan Slingerland menekankan penyatuan otomatis rangsangan pendengaran dan visual, yang dapat membantu anak-anak mengasosiasikan suara dengan huruf dan kata-kata secara lebih efektif. Integrasi ini sangat penting bagi anak-anak yang mungkin mengalami kesulitan fokus pada satu masukan sensorik pada satu waktu (Restiglian & Tonegato, 2023).
  • Pembelajaran Taktil dan Kinestetik: Menggunakan elemen sentuhan, seperti menelusuri huruf dengan jari pada permukaan bertekstur, dapat meningkatkan pengalaman belajar. Metode ini didukung oleh perangkat yang menggabungkan pola sentuhan, memungkinkan anak-anak untuk terlibat secara fisik dengan materi (James, 2018) (Edwards & Goldberg, 2001).
  • Aktivitas Interaktif: Kegiatan seperti ‘huruf pasir’ dan ‘lompat alfabet’ memberikan cara yang dinamis untuk belajar, menggabungkan gerakan dengan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan anak-anak yang hiperaktif akan aktivitas fisik (Rostan et al., 2021).

Manfaat Metode Multisensori

  • Peningkatan Keterampilan Melaksara: Penelitian telah menunjukkan bahwa metode multisensori dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan membaca dan menulis dini pada anak-anak, menjadikannya pilihan yang layak bagi mereka yang mengalami hiperaktivitas (Novita & Juhairiah, 2021) (Zulhendri & Warmansyah, 2020).
  • Keterlibatan yang Ditingkatkan: Dengan melibatkan banyak indera, metode ini dapat menarik perhatian anak-anak hiperaktif lebih efektif daripada metode tradisional, yang mengarah pada keterlibatan dan hasil pembelajaran yang lebih baik (Neumann et al., 2012) (Mitak et al., 2023).
  • Kemampuan Beradaptasi untuk Disabilitas Belajar: Pendekatan multisensori sangat bermanfaat bagi anak-anak dengan disleksia atau ketidakmampuan belajar lainnya, karena menyediakan jalur alternatif untuk belajar dan pemahaman (Mulyawati, 2023).

Strategi Implementasi

  • Lingkungan Belajar Terstruktur: Menciptakan lingkungan terstruktur dengan rutinitas yang jelas dan konsisten dapat membantu anak-anak hiperaktif fokus lebih baik selama aktivitas multisensor (Mitak et al., 2023).
  • Penggunaan Alat Multisensoris: Menggabungkan alat seperti buku multisensori dengan huruf bertekstur dan kata-kata terkait dapat memberikan pengalaman belajar sentuhan dan visual yang memperkuat keterampilan membaca (Edwards & Goldberg, 2001).
  • Keterlibatan Orang Tua dan Guru: Keterlibatan aktif dari orang tua dan guru dalam menggunakan strategi multisensori dapat memberikan dukungan dan penguatan tambahan bagi anak, meningkatkan proses belajar (Neumann et al., 2012).

Sementara metode multisensori menawarkan banyak manfaat untuk mengajar anak-anak hiperaktif membaca, penting untuk mempertimbangkan perbedaan dan preferensi individu. Beberapa anak mungkin merespons input sensorik tertentu lebih baik daripada yang lain, dan mungkin perlu untuk menyesuaikan pendekatan agar sesuai dengan kebutuhan unik anak. Selain itu, sementara pendekatan multisensori menjanjikan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami efektivitas jangka panjangnya dan untuk menyempurnakan teknik untuk tantangan pembelajaran spesifik (Neumann et al., 2012).

Restiglian, E., & Tonegato, P. (2023). A Multisensory Approach to Language Arts  The Slingerland Approach in a Californian School. Educazione Linguistica Language Education. https://doi.org/10.30687/elle/2280-6792/2023/01/002
James, R. M. (2018). Multisensory learning devices and system for teaching using the method of multisensory learning.
Edwards, A., & Goldberg, K. (2001). Method and device for multi-sensory learning book.
Rostan, N. N. A., Ismail, H., & Jaafar, A. N. M. (2021). The practice of multisensory technique towards reading skills of open syllables by preschoolers. Jurnal Pendidikan Awal Kanak-Kanak. https://doi.org/10.37134/jpak.vol10.1.5.2021
Novita, C. C., & Juhairiah, J. (2021). Multisensory’s Approach to Stimulate Child Early Literacy Ability. https://doi.org/10.14421/JOYCED.2021.11-01
Zulhendri, Z., & Warmansyah, J. (2020). The effectiveness of the Multisensory Method on Early Reading Ability in 6-7 Years Old Children. https://doi.org/10.31004/OBSESI.V5I1.568
Neumann, M. M., Hyde, M. B., Neumann, D. L., Hood, M., & Ford, R. M. (2012). Multisensory Methods for Early Literacy Learning.
Mitak, M., Fitriah, ., & Chesoh, M. (2023). Implementing Multisensory Approach to Overcome Reading Difficulties in 4th Grade Students. Buletin Edukasi Indonesia. https://doi.org/10.56741/bei.v2i02.184
Mulyawati, Y. Y. (2023). Penerapan Metode Multisensori Berbantu Balok Hurup Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa Disleksia Di Sekolah Dasar Inklusi. Foundasia: Majalah Ilmiah Fondasi-Fondasi Pendidikan. https://doi.org/10.21831/foundasia.v13i2.57974
Scroll to Top