Mengajar anak hiperaktif untuk membaca dalam bahasa Inggris membutuhkan pendekatan multifaset yang mengatasi tantangan unik mereka dan memanfaatkan kekuatan mereka. Anak-anak hiperaktif sering berjuang dengan perhatian dan konsentrasi, yang dapat menghambat perkembangan literasi mereka. Namun, dengan strategi dan intervensi yang ditargetkan, pendidik dapat secara efektif mendukung anak-anak ini dalam memperoleh keterampilan membaca. Bagian berikut menguraikan strategi dan pertimbangan utama untuk mengajar membaca kepada anak-anak hiperaktif.
Memahami Hiperaktif dan Tantangan Literasi
- Anak-anak hiperaktif sering menunjukkan kesulitan dalam konsentrasi dan belajar, yang dapat menghambat perkembangan literasi mereka. Guru dan psikolog memainkan peran penting dalam memfasilitasi keterampilan membaca dan menulis bagi siswa dengan ADHD atau ADD dengan memahami kebutuhan dan tantangan spesifik mereka (Silva et al., 2024).
- Akuisisi bahasa pada anak hiperaktif dapat ditingkatkan melalui metode yang berfokus pada peningkatan fokus, kepercayaan diri, dan keterampilan komunikasi. Teknik seperti metode pengeboran menggunakan media visual dapat membantu anak-anak ini memahami pesan dan konsep dengan lebih efektif (Kurniawati, 2018).
Memanfaatkan Kekuatan dan Model Peran
- Strategi yang efektif untuk mengajar siswa hiperaktif melibatkan menganalisis kekuatan mereka dan menggunakannya untuk mengembangkan metode pengajaran. Misalnya, panutan dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan berbicara dalam lingkungan kelas yang inklusif, yang juga dapat berdampak positif pada keterampilan membaca (Desmita & Machrus, n.d.) (Desmita & Machrus, 2019).
- Guru harus fokus pada kekuatan siswa hiperaktif, seperti kosakata mereka yang besar, dan menggunakan kekuatan ini untuk menyesuaikan instruksi membaca yang memenuhi kebutuhan mereka (Desmita & Machrus, n.d.).
Intervensi Perilaku dan Kognitif
- Pendekatan perilaku, seperti menggunakan aktivitas dan penguat token, dapat meningkatkan prestasi membaca dan perilaku sosial yang sesuai pada anak-anak hiperaktif. Modifikasi perilaku kognitif juga dapat membantu mengelola impulsif dan aktivitas yang berlebihan, sehingga meningkatkan keterampilan membaca(Fine, 1980).
- Intervensi yang berfokus pada peningkatan keterampilan meneliti melalui kegiatan seperti memainkan pesan seri dapat meningkatkan perhatian dan pemahaman pada anak-anak hiperaktif (Yesiazizah, 2013).
Praktik Pengajaran Kolaboratif dan Inklusif
- Komunitas pembelajaran kolaboratif dan pengembangan profesional untuk guru dapat mengarah pada peningkatan berkelanjutan dalam praktik pengajaran literasi untuk siswa dengan ADHD. Inisiatif ini membantu guru mengembangkan rasa efikasi diri dan kasih sayang, yang sangat penting untuk mengajar siswa hiperaktif (Murphy, 2015).
- Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menggunakan strategi instruksional multisensori dapat mendukung anak hiperaktif dalam mengembangkan keterampilan membaca. Guru dapat bertindak sebagai fasilitator dengan menyediakan alat, media, dan permainan yang memenuhi minat dan kebutuhan anak (Simanjuntak & Marbun, 2023).
Mengatasi Pemahaman dan Perhatian
- Masalah pemahaman membaca pada anak hiperaktif sering dikaitkan dengan keterampilan membaca kata yang buruk dan pemahaman mendengarkan. Intervensi harus fokus pada peningkatan pemahaman membaca dan mendengarkan untuk mengatasi tantangan ini secara efektif (Cain & Bignell, 2014).
- Membaca lisan telah ditemukan lebih efektif daripada membaca diam untuk meningkatkan pemahaman pada anak-anak hiperaktif, menunjukkan bahwa kegiatan membaca interaktif dan menarik mungkin menguntungkan (Dubey & O’Leary, 1975).
Sementara anak-anak hiperaktif menghadapi tantangan unik dalam belajar membaca, mereka juga memiliki kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi pengembangan literasi mereka. Dengan menerapkan strategi yang ditargetkan yang memenuhi kebutuhan spesifik mereka dan memanfaatkan kekuatan mereka, pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung. Pendekatan ini tidak hanya membantu dalam akuisisi membaca tetapi juga menumbuhkan kepercayaan diri dan keterampilan komunikasi, berkontribusi pada perkembangan keseluruhan anak-anak hiperaktif.
Referensi
Silva, B. M. da, Guabira, M. E. da S. S., Brito, M. J. da S., Souza, L. G. de, Pereira, E. C., & Silva, I. D. M. (2024). Literacy and hyperactivity in early early education. Revista Gênero e Interdisciplinaridade. https://doi.org/10.51249/gei.v5i01.1814
Kurniawati, W. (2018). Pemerolehan Bahasa pada Anak Hiperaktif yang Sulit Memusatkan Perhatian. https://doi.org/10.26499/METALINGUA.V15I2.161
Desmita, N., & Machrus, M. A. (n.d.). His Strength is My Strategies: Experience of an English Teacher in Indonesia Teaching English for Hyperactive Students in Inclusive Class. https://doi.org/10.26500/jarssh-04-2019-0204
Desmita, N., & Machrus, M. A. (2019). His strength is my strategies: Experience of an English teacher in Indonesia teaching English for hyperactive students in inclusive class.
Fine, M. J. (1980). Intervention With Hyperactive Children: A Case Study Approach.
Yesiazizah, F. (2013). Keterampilan menyimak melalui bermain pesan berantai pada anak hiperaktif kelas ii.
Murphy, S. L. (2015). How Do We Teach Them to Read If They Can’t Pay Attention? Change in Literacy Teaching Practice through Collaborative Learning. Language and Literacy. https://doi.org/10.20360/G2XK5M
Simanjuntak, J., & Marbun, S. (2023). The Role of Teachers in Teaching Children Who Have Symptoms of Hyperactive Behavior in Group B of the TK Yayasan Perguruan Gajah Mada Medan Timur. https://doi.org/10.55927/ijar.v2i8.5401
Cain, K., & Bignell, S. (2014). Reading and listening comprehension and their relation to inattention and hyperactivity. British Journal of Educational Psychology. https://doi.org/10.1111/BJEP.12009
Dubey, D. R., & O’Leary, S. G. (1975). Increasing reading comprehension of two hyperactive children: preliminary investigation. Perceptual and Motor Skills. https://doi.org/10.2466/PMS.1975.41.3.691
