A child appears stressed and frustrated while seated in a library, holding their head.

Bagaimana Cara Mengajarkan Anak Dengan Retardasi Mental Untuk Menghitung Mundur?

Mengajar anak dengan keterbelakangan mental untuk menghitung mundur melibatkan penggunaan strategi khusus yang memenuhi kebutuhan belajar unik mereka. Strategi ini sering kali mencakup pendekatan interaktif dan multisensori, yang dapat membuat proses pembelajaran lebih menarik dan efektif. Penggunaan permainan, media interaktif, dan konteks kehidupan nyata sangat bermanfaat dalam mengajarkan keterampilan berhitung kepada anak-anak penyandang cacat intelektual. Berikut adalah beberapa metode dan pertimbangan yang efektif untuk mengajarkan keterampilan hitung mundur kepada anak-anak tersebut.

Penggunaan Game Interaktif

  • Permainan interaktif telah terbukti secara signifikan meningkatkan keterampilan menghitung pada anak-anak dengan cacat mental sedang. Dengan melibatkan anak-anak dalam permainan yang dirancang khusus, mereka dapat belajar berhitung dalam lingkungan yang menyenangkan dan mendukung, yang membantu dalam mempertahankan minat dan motivasi mereka (McEvoy, 1992) (McEvoy & McConkey, 2009).
  • Game instruksi berbantuan komputer (CAI), seperti GEMA, telah efektif dalam mengajarkan aritmatika sederhana kepada siswa yang terbelakang mental. Permainan ini menyediakan lingkungan belajar yang terstruktur namun fleksibel yang dapat beradaptasi dengan kecepatan anak, meningkatkan kemampuan mereka untuk memahami konsep penghitung (Dico et al., 2023).

Materi Pembelajaran Multisensori

  • Materi multisensori, seperti Numicon, memberikan representasi taktil dan visual angka, yang dapat membantu anak-anak penyandang cacat intelektual memahami konsep numerik dengan lebih baik. Bahan-bahan ini memungkinkan anak-anak untuk memanipulasi objek secara fisik, membantu dalam pemahaman menghitung sebagai urutan angka (Yokoyama, 2011).
  • Menggunakan objek dan pengaturan kehidupan nyata, seperti makanan ringan di kelas, juga dapat membantu anak-anak belajar keterampilan menghitung dengan cara yang fungsional dan bermakna. Pendekatan ini memungkinkan anak-anak untuk berlatih berhitung dalam konteks yang mereka temui setiap hari, memperkuat pembelajaran mereka (Xin & Holmdal, 2003).

Pembelajaran yang Disederhanakan dan Terstruktur

  • Menyederhanakan tugas dan memastikan kesuksesan di setiap tahap sangat penting. Memecah proses penghitungan menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan dapat dikelola dapat membantu anak-anak dengan keterbelakangan mental memahami dan menyimpan informasi dengan lebih baik (McEvoy & McConkey, 2009).
  • Urutan pembelajaran terstruktur, seperti pemodelan, partisipasi, dan praktik mandiri, telah efektif dalam mengajarkan keterampilan berhitung. Metode ini memungkinkan anak-anak untuk mengamati terlebih dahulu, kemudian berpartisipasi dengan bimbingan, dan akhirnya berlatih secara mandiri, yang memperkuat pembelajaran (Lowe & Cuvo, 1976).

Desain Berpusat pada Pengguna di Media Pembelajaran

  • Merancang media pembelajaran dengan pendekatan yang berpusat pada pengguna memastikan bahwa kebutuhan khusus anak-anak penyandang cacat intelektual ditangani. Ini melibatkan pemahaman tantangan pembelajaran saat ini dan menciptakan desain interaktif yang memfasilitasi keterlibatan dan pemahaman(Finandhita & Octaviana, 2023).
  • Keberhasilan desain semacam itu terbukti dalam tingkat keberhasilan interaksi yang tinggi yang diamati dalam tes kegunaan, menunjukkan bahwa anak-anak dapat secara efektif mempelajari operasi penghitungan melalui media interaktif yang dirancang dengan baik (Finandhita & Octaviana, 2023).

Meskipun metode ini telah menunjukkan harapan, penting untuk menyadari bahwa setiap anak dengan keterbelakangan mental mungkin memiliki kebutuhan dan gaya belajar yang unik. Oleh karena itu, pendekatan yang dipersonalisasi yang mempertimbangkan tantangan dan kekuatan spesifik anak sangat penting. Selain itu, meskipun metode interaktif dan multisensori efektif, metode tersebut harus dilengkapi dengan latihan dan penguatan yang konsisten dalam berbagai pengaturan untuk memastikan keterampilan digeneralisasi dan dipertahankan dari waktu ke waktu.

McEvoy, J. (1992). An evaluation of simple games as a method of teaching counting to children with a moderate mental handicap. European Journal of Psychology of Education. https://doi.org/10.1007/BF03172824
McEvoy, J., & McConkey, R. (2009). Count me in. Journal of The British Institute of Mental Handicap (Apex). https://doi.org/10.1111/J.1468-3156.1986.TB00359.X
Dico, A. M., Hastuti, W. D., & Am, M. S. (2023). Math Educational Game (GEMA) Based on CAI (Computer Assisted Instruction) in Learning Simple Counting for Mentally Impaired Students. Journal of ICSAR. https://doi.org/10.17977/um005v7i12023p159
Yokoyama, L. A. (2011). Primeiras noções numéricas para crianças com deficiência intelectual através de materiais multissensoriais (TA).
Xin, J. F., & Holmdal, P. (2003). Snacks and Skills: Teaching Children Functional Counting Skills. Teaching Exceptional Children. https://doi.org/10.1177/004005990303500506
Lowe, M. L., & Cuvo, A. J. (1976). Teaching coin summation to the mentally retarded. Journal of Applied Behavior Analysis. https://doi.org/10.1901/JABA.1976.9-483
Finandhita, A., & Octaviana, G. (2023). Interaction Design of Number Counting Operation Learning Media for Mildly Mentally Retarded Children. https://doi.org/10.1109/incitest59455.2023.10397032
Scroll to Top