Mengajar anak dengan keterbelakangan mental untuk mengenali huruf dan suara membutuhkan pendekatan yang disesuaikan yang mempertimbangkan kebutuhan belajar unik mereka. Berbagai strategi telah dieksplorasi dalam penelitian untuk meningkatkan pengenalan huruf dan kesadaran fonologis pada anak-anak cacat intelektual. Strategi ini sering melibatkan pendekatan multisensori, program kesadaran fonologis, dan penggunaan teknologi bantu. Bagian berikut menguraikan metode dan pertimbangan yang efektif untuk mengajar huruf dan pengenalan suara kepada anak-anak dengan keterbelakangan mental.
Pendekatan Multisensori
- Pendekatan multisensori, yang melibatkan banyak indera secara bersamaan, telah terbukti efektif dalam mengajarkan korespondensi huruf-suara. Misalnya, sebuah penelitian di Kuwait menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pengenalan huruf dan korespondensi suara di antara siswa dengan cacat intelektual ringan menggunakan pendekatan multisensori (Moustafa & Ghani, 2016).
- Penggunaan mnemonik audio-visual, yang menggabungkan mnemonik cerita dan gambar dengan isyarat audio, juga efektif dalam meningkatkan pengenalan huruf di antara anak-anak prasekolah. Metode ini mengurangi beban kognitif dan membantu retensi memori, sehingga cocok untuk anak-anak dengan kesulitan belajar (Jamian et al., 2025).
Program Kesadaran Fonologis
- Mengembangkan kesadaran fonologis sangat penting untuk keterampilan membaca. Sebuah program yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran fonologis pada anak-anak dengan cacat mental ringan menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam keterampilan membaca. Program ini menggunakan berbagai kegiatan dan strategi untuk meningkatkan kesadaran fonologis (El-Naiem & Aldarmkey, 2024).
- Game edukatif yang mempromosikan kesadaran fonologis melalui lingkungan belajar yang menyenangkan juga efektif. Permainan ini melibatkan anak-anak dalam mengidentifikasi suara dalam kata-kata, yang dapat sangat bermanfaat bagi anak-anak dengan gangguan perkembangan saraf (Rybarczyk, 2018).
Teknologi Bantu dan Komunikasi Alternatif
- Untuk anak-anak dengan kebutuhan komunikasi yang kompleks, termasuk mereka yang memiliki gangguan spektrum autisme, sistem komunikasi augmentatif dan alternatif (AAC) dapat mendukung akuisisi literasi. Instruksi sistematis menggunakan bahan yang disesuaikan dan sistem AAC telah terbukti meningkatkan korespondensi huruf-suara pada pelajar yang lebih tua dengan sedikit atau tanpa ucapan (Caron et al., 2022).
- Perangkat yang menyediakan pelatihan visual, pendengaran, dan pembuatan suara juga dapat meningkatkan pembelajaran dengan merangsang banyak indera. Perangkat ini menggunakan suara dan cahaya untuk melibatkan anak-anak, sehingga meningkatkan kemampuan pemrosesan visual dan pendengaran mereka (Xiaoyong, 2015).
Faktor Rumah dan Lingkungan
- Pengalaman rumah memainkan peran penting dalam kesiapan anak untuk pengenalan huruf dan suara. Keterlibatan orang tua dalam mengajarkan keterampilan ini di rumah, menggunakan kegiatan dan teknologi yang sudah dikenal, dapat mendukung proses pembelajaran. Guru dapat merencanakan instruksi berdasarkan pengalaman rumah ini untuk memperkuat pembelajaran di ruang kelas (Orillosa, 2014).
Sementara strategi ini memberikan pendekatan komprehensif untuk mengajar huruf dan pengenalan suara, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan individu setiap anak. Menyesuaikan intervensi agar sesuai dengan profil pembelajaran spesifik anak dan menggabungkan keterlibatan keluarga dapat meningkatkan efektivitas metode ini. Selain itu, penilaian berkelanjutan dan adaptasi strategi pengajaran sangat penting untuk mengatasi kebutuhan anak-anak dengan keterbelakangan mental yang berkembang.