Mengajar anak dengan keterbelakangan mental untuk menjadi lebih sabar melibatkan pendekatan multifaset yang menggabungkan kesabaran dari pendidik, metode pembelajaran terstruktur, dan strategi interaksi sosial. Kesabaran adalah komponen penting dalam pendidikan anak-anak terbelakang mental, karena membantu dalam mengelola kebutuhan belajar dan tantangan perilaku mereka yang unik. Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik untuk menumbuhkan kesabaran pada anak-anak ini, yang dapat mengarah pada peningkatan interaksi sosial dan hasil pembelajaran.
Menerapkan Kesabaran dalam Pendidikan
- Peran Guru: Guru di SLB-C Silih Asih telah menunjukkan bahwa kesabaran sangat penting dalam mendidik anak-anak terbelakang mental. Mereka menggunakan metode seperti komunikasi, simulasi, latihan, dan petunjuk, yang lebih efektif bila disampaikan dengan sabar (“Implementasi Sabar dalam Mendidik Anak Tunagrahita”, 2023)].
- Pembelajaran Individu: Menyesuaikan pendidikan dengan kebutuhan individu sangat penting. Anak-anak dengan keterbelakangan mental mendapat manfaat dari strategi pembelajaran yang dipersonalisasi yang mempertimbangkan tantangan dan kemampuan spesifik mereka (Huda, 2022).
Interaksi sosial dan keterlibatan teman sebaya
- Bimbingan Rekan: Anak-anak normal dapat bertindak sebagai tutor untuk mengajarkan respons sosial kepada teman sebaya yang terbelakang mental. Metode ini telah menunjukkan keberhasilan dalam meningkatkan interaksi sosial dan kesabaran melalui permainan kooperatif dan verbalisasi positif (Lancioni, 1982).
- Pembelajaran Kooperatif: Pendekatan ini, yang melibatkan instruksi yang dimediasi teman sebaya, dapat membantu mengembangkan kesabaran dan konstruksi psikologis lainnya pada anak-anak dengan disabilitas belajar (Kishore & Sahni, 2011).
Intervensi dan Teknik Pendidikan
- Debat Filsafat dan Sastra: Melibatkan anak-anak dalam debat filosofis dan mempelajari literatur tentang kesabaran dapat membantu mereka memahami pentingnya menunggu dan mempertimbangkan orang lain, sehingga menumbuhkan kesabaran (Segond, 2016).
- Penundaan Waktu Konstan: Prosedur instruksional ini dapat efektif dalam mengajar siswa penyandang cacat intelektual, membantu mereka belajar menunggu dan merespons dengan tepat dari waktu ke waktu (Horn et al., 2020).
Intervensi Teknologi dan Awal
- Program Berbantuan Komputer: Program intervensi dini, seperti program Upanayan, menggunakan teknologi untuk mengajarkan keterampilan swadaya kepada anak kecil dengan keterbelakangan mental, yang secara tidak langsung dapat meningkatkan kesabaran dengan meningkatkan kemampuan mereka untuk mengelola tugas secara mandiri (Krishnaswamy, 1994).
- Adaptasi Pembelajaran Online: Mengadaptasi materi pendidikan dengan kebutuhan anak-anak penyandang cacat intelektual, terutama dalam pengaturan online, dapat membantu mereka terlibat lebih efektif dan mengembangkan kesabaran melalui kegiatan pembelajaran terstruktur(Jucan, 2022)].
Meskipun strategi ini efektif, penting untuk mempertimbangkan konteks pendidikan kesabaran yang lebih luas. Misalnya, pendidikan kesabaran telah terbukti meningkatkan kesejahteraan mental ibu dari anak-anak cacat mental, meskipun tidak secara signifikan mengurangi stres (Maryami & Ahmadian, 2016). Ini menunjukkan bahwa sementara kesabaran dapat dikembangkan dalam pengaturan pendidikan, dampaknya terhadap stres dan kesejahteraan emosional dapat bervariasi, menyoroti perlunya sistem dukungan komprehensif untuk anak-anak dan pengasuh mereka.