Mengajar anak dengan disleksia untuk memahami ejaan kata-kata melibatkan pendekatan multifaset yang mengatasi tantangan unik yang dihadapi anak-anak ini, seperti kesulitan dengan kesadaran fonologis dan pemrosesan ortografi. Strategi yang efektif meliputi penggunaan metode berbasis fonik, teknik pembelajaran multi-sensorik, dan intervensi yang dibantu teknologi. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak untuk mengenali pola suara, memahami asosiasi huruf-suara, dan terlibat dengan ejaan dalam lingkungan yang interaktif dan mendukung. Di bawah ini adalah strategi dan metode utama yang berasal dari makalah penelitian.
Metode Fonik dan Ejaan
- Metode ejaan, yang menekankan pemahaman fonetik dan kesadaran fonologis, telah terbukti efektif. Pendekatan ini melibatkan praktik yang konsisten dan kolaborasi antara sekolah dan orang tua, yang mengarah pada peningkatan signifikan dalam kemampuan membaca (Sari et al., 2024).
- Fonik melalui intervensi ejaan berfokus pada peningkatan efisiensi membaca kata dan kata semu, yang sangat penting untuk anak-anak dengan disleksia (Rijthoven et al., 2021).
Pendekatan Multi-Sensorik dan Interaktif
- Intervensi dua tahap terstruktur yang menggabungkan strategi perbaikan dan kompensasi dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan mengeja. Ini termasuk teknik pembelajaran multi-modal yang mengintegrasikan aktivitas visual, pendengaran, dan kinestetik, membuat proses pembelajaran lebih melibat (Mordecai & Nair, 2024).
- Penggunaan intervensi kesadaran linguistik, yang mempromosikan perhatian pada fonologi, ortografi, morfologi, semantik, dan sintaks, telah terbukti meningkatkan ejaan dan ekspresi tertulis pada anak-anak disleksia (Niolaki et al., 2021).
Pembelajaran Berbantuan Teknologi
- Metode berbasis komputer, seperti game Dyseggxia, menggunakan latihan berbasis kesalahan untuk meningkatkan keterampilan mengeja. Latihan-latihan ini dirancang untuk menyenangkan dan ditargetkan, membantu anak-anak dengan disleksia untuk memperbaiki kata-kata yang salah eja dan mengurangi kesalahan penulisan (Rello et al., 2015) (Rello et al., 2014).
- Penggunaan perangkat lunak pengolah kata yang menyoroti kata-kata yang salah eja juga dapat membantu peningkatan ejaan dengan memungkinkan siswa untuk memperbaiki kesalahan secara real-time (Quratulain et al., 2023).
Lokakarya Membaca-Menulis Terpadu
- Lokakarya yang menggabungkan pelatihan korespondensi grafem-fonem, strategi ejaan ortografi, dan strategi morfologi telah efektif. Lokakarya ini juga mencakup kegiatan baca-menulis terintegrasi, yang penting untuk meningkatkan kefasihan ejaan dan baca (Berninger et al., 2013).
Meskipun metode ini telah menunjukkan harapan, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan individu setiap anak dengan disleksia. Beberapa anak mungkin merespons intervensi tertentu lebih baik daripada yang lain, dan durasi dan intensitas intervensi juga dapat memengaruhi efektivitasnya. Selain itu, menumbuhkan pola pikir pertumbuhan pada siswa dapat membantu mereka mengatasi tantangan dan membangun kepercayaan pada kemampuan mengeja mereka (Gritz, 2020).