Mengajar anak dengan diskalkulia untuk tetap gigih dan tidak menyerah dengan mudah melibatkan kombinasi strategi pendidikan yang disesuaikan, dukungan emosional, dan penggunaan alat inovatif. Dyscalculia, kesulitan belajar yang mempengaruhi pemahaman numerik, memerlukan intervensi khusus untuk membantu anak-anak mengatasi tantangan dalam matematika. Ketekunan dapat dipupuk melalui lingkungan belajar yang menarik dan mendukung yang memenuhi kebutuhan unik anak-anak ini. Bagian berikut menguraikan strategi dan alat yang efektif untuk mendorong kegigihan pada anak-anak dengan diskalkulia.
Gamifikasi dan Alat Interaktif
- Gamifikasi dapat menjadi alat yang ampuh dalam mengajar anak-anak dengan diskalkulia. Dengan memasukkan elemen seperti permainan ke dalam pembelajaran, anak-anak dapat terlibat dengan konsep matematika dengan cara yang menyenangkan dan bebas stres. Pendekatan ini mengurangi kecemasan dan mendorong upaya berkelanjutan dalam tugas belajar (Ramadhan et al., 2023).
- Alat seperti aplikasi seluler “Ganitha Piyasa” menyediakan lingkungan belajar terstruktur dengan tingkat yang semakin menantang, umpan balik berbasis kinerja, dan keterlibatan orang tua, yang dapat memotivasi anak-anak untuk bertahan dalam perjalanan belajar mereka (A.N. et al., 2023).
Pembelajaran Langsung dan Terwujud
- Sistem pembelajaran langsung, seperti yang menggabungkan penghitungan jari, membantu anak-anak menghubungkan representasi verbal dan numerik. Metode ini mendukung kognisi yang diwujudkan, membuat konsep abstrak lebih nyata dan lebih mudah dipahami, sehingga mendorong kegigihan (Erfurt et al., 2019).
- Menggunakan objek fisik dan manipulatif dapat membantu anak-anak memvisualisasikan masalah matematika, membuatnya lebih mudah didekati dan tidak terlalu mengintimidasi (Butterworth & Yeo, 2004).
Intervensi Awal dan Disesuaikan
- Diagnosis dan intervensi dini sangat penting. Strategi pedagogis yang disesuaikan yang berfokus pada kebutuhan individu anak dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan matematika dan ketekunan mereka (Delgado et al., 2019).
- Model SDTA, yang melibatkan intervensi dan perawatan yang direncanakan, telah menunjukkan keberhasilan dalam membantu anak-anak dengan dyscalculia maju melalui fase pembelajaran matematika, sehingga menumbuhkan persistensi (Azhari et al., 2024).
Dukungan Emosional dan Psikologis
- Mengatasi kesejahteraan emosional anak-anak dengan diskalkulia sangat penting. Membangun harga diri dan mengurangi kecemasan matematika dapat membantu anak-anak tetap gigih dalam upaya mereka(Butterworth & Yeo, 2004).
- Menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan memahami di mana kesalahan dipandang sebagai kesempatan belajar dapat mendorong anak-anak untuk terus berusaha meskipun mengalami kesulitan (Hannell, 2013).
Penggunaan Teknologi dan Metode Inovatif
- Teknologi memainkan peran penting dalam mendukung anak-anak dengan diskalkulia. Perangkat lunak pendidikan dan alat digital yang dirancang untuk mengajarkan konsep matematika dengan cara non-tradisional dapat membuat pembelajaran lebih mudah diakses dan melibat (Mishra, 2013).
- Memasukkan konteks yang akrab dan elemen interaktif ke dalam pelajaran dapat membantu anak-anak berhubungan dengan konsep matematika, membuat mereka lebih cenderung bertahan dalam upaya belajar mereka (Nelissen, 2024).
Meskipun strategi ini efektif dalam menumbuhkan kegigihan pada anak-anak dengan diskalkulia, penting untuk menyadari bahwa setiap anak itu unik, dan apa yang berhasil untuk satu mungkin tidak berhasil untuk yang lain. Pengamatan berkelanjutan dan adaptasi metode pengajaran diperlukan untuk memenuhi kebutuhan setiap anak yang terus berkembang. Selain itu, kolaborasi antara pendidik, orang tua, dan spesialis sangat penting dalam menciptakan sistem dukungan komprehensif yang mendorong ketekunan dan ketahanan pada anak-anak dengan diskalkulia.