Mengajar anak autis untuk menulis berdasarkan gambar atau cerita melibatkan memanfaatkan kekuatan mereka sebagai pembelajar visual dan menggunakan pendekatan berbasis bukti yang terstruktur. Media visual dan mendongeng dapat menjadi alat yang ampuh dalam proses pendidikan ini, karena mereka selaras dengan preferensi belajar banyak anak pada spektrum autisme. Bagian berikut menguraikan strategi dan pertimbangan yang efektif untuk mengajar menulis kepada anak-anak dengan autisme menggunakan gambar dan cerita.
Strategi Pembelajaran Berbasis Visual
- Penggunaan Media Visual: Siswa autis sering mendapat manfaat dari strategi pembelajaran visual. Menggunakan media visual, seperti gambar dan storyboard, dapat meningkatkan keterlibatan dan pemahaman mereka. Pendekatan ini sangat efektif karena selaras dengan preferensi belajar alami mereka, membuat proses penulisan lebih mudah diakses dan menyenangkan (Faruga et al., 2023) (Tissot & Evans, 2003).
- Augmented Reality and Gamification: Menggabungkan augmented reality (AR) dan elemen gamified dapat lebih meningkatkan pengalaman belajar. AR memungkinkan anak-anak untuk berinteraksi dengan gambar tiga dimensi, yang dapat membuat hubungan antara gambar dan kata-kata lebih nyata dan menarik. Metode ini telah menunjukkan hasil positif dalam meningkatkan keterampilan menulis di antara anak-anak dengan autisme (Mota et al., 2020).
Teknik Mendongeng
- Cerita Khusus dan Teknik Rantai: Menggunakan cerita yang disesuaikan dengan urutan logis dapat membantu anak-anak dengan autisme mengembangkan keterampilan naratif. Teknik seperti rantai reguler, di mana cerita dipecah menjadi beberapa bagian dan diceritakan kembali dengan petunjuk visual dan verbal, telah terbukti efektif. Metode ini memungkinkan anak-anak untuk secara bertahap membangun kemampuan mendongeng mereka dengan berfokus pada satu bagian pada satu waktu (Matos et al., 2021).
- Bercerita Digital: Menerapkan cerita digital dalam instruksi penulisan dapat secara signifikan meningkatkan hasil penulisan. Dengan menggunakan alat yang dibantu komputer, anak-anak dapat membuat dan mengedit cerita digital, yang membantu mereka berlatih merencanakan, menyusun, dan merevisi pekerjaan mereka. Pendekatan ini telah terbukti meningkatkan jumlah kata-kata tertulis dan meningkatkan struktur kalimat pada siswa dengan autisme (Xin, 2014).
Praktik Berbasis Bukti
- Instruksi Penulisan Terstruktur: Praktik berbasis bukti, seperti penggunaan alat bantu visual dan latihan menulis terstruktur, sangat penting untuk mengajar menulis kepada anak-anak dengan autisme. Praktik-praktik ini membantu mengatasi tantangan unik yang dihadapi oleh siswa autis, seperti kesulitan dengan konsep abstrak dan kosakata (Asaro-Saddler, 2016) (Sideridou, 2019).
- Buku Gambar dan Bahasa Ekspresif: Mengembangkan media buku bergambar yang menggabungkan gambar dengan teks dapat mendukung keterampilan bahasa ekspresif. Metode ini efektif karena melayani kekuatan visual anak-anak dengan autisme dan menyediakan format terstruktur bagi mereka untuk mengekspresikan pikiran dan ide mereka (Suistika & Ishartiwi, 2019).
Meskipun metode visual dan mendongeng efektif, penting untuk mengenali keragaman dalam spektrum autisme. Tidak semua anak dengan autisme akan menanggapi metode pengajaran yang sama, dan beberapa mungkin memerlukan pendekatan yang lebih individual. Selain itu, sementara strategi visual bermanfaat, strategi tersebut harus dilengkapi dengan metode sensorik dan interaktif lainnya untuk memenuhi beragam kebutuhan pelajar autis. Pendekatan holistik ini memastikan bahwa setiap anak menerima dukungan yang mereka butuhkan untuk mengembangkan keterampilan menulis mereka secara efektif.