Mengajar anak autis untuk membaca paragraf panjang melibatkan penanganan tantangan khusus yang terkait dengan pemahaman bacaan, yang seringkali lebih terasa pada anak-anak dengan gangguan spektrum autisme (ASD). Tantangan ini termasuk kesulitan dengan Teori Pikiran, Koherensi Pusat Lemah, dan Fungsi Eksekutif, yang dapat menghambat kemampuan untuk memahami dan mengintegrasikan informasi dari teks. Strategi yang efektif harus disesuaikan dengan karakteristik kognitif dan sosial unik anak-anak dengan ASD, dengan fokus pada keterampilan decoding dan pemahaman. Bagian berikut menguraikan strategi dan intervensi utama yang telah ditemukan efektif dalam mengajarkan pemahaman bacaan kepada anak-anak dengan autisme.
Strategi Berbasis Bukti
- Hubungan Tanya Jawab (QAR) : Strategi ini membantu siswa memahami berbagai jenis pertanyaan dan bagaimana menemukan jawaban dalam teks. Ini mendorong siswa untuk memikirkan teks dan pengetahuan mereka sendiri, yang dapat meningkatkan keterampilan pemahaman (Whalon & Hart, 2011).
- Pertanyaan Timbal Balik: Ini melibatkan mengajar siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang teks, yang dapat meningkatkan keterlibatan dan pemahaman. Hal ini memungkinkan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses membaca dan memperjelas pemahaman mereka dengan berinteraksi dengan guru (Saad, 2022).
- Isyarat anaforik: Teknik ini melibatkan meminta siswa untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan kata ganti dan istilah referensial lainnya dalam teks, yang dapat membantu mereka melacak dan mengintegrasikan informasi lintas kalimat (Saad, 2022).
Mengatasi Defisit Kognitif
- Teori Pikiran dan Fungsi Eksekutif: Praktik instruksional harus dirancang untuk mengatasi defisit kognitif ini. Misalnya, menggunakan peta cerita dapat membantu siswa mengatur informasi dan memahami urutan peristiwa, yang seringkali menantang bagi anak-anak dengan ASD (Nguyen et al., 2018).
- Koherensi Pusat Lemah: Strategi yang fokus membantu siswa melihat gambaran besar dan mengintegrasikan detail ke dalam keseluruhan yang koheren sangat penting. Hal ini dapat dicapai melalui pengajaran eksplisit ringkasan dan identifikasi ide utama (Nguyen et al., 2015) (Nguyen et al., 2018).
Praktik Instruksional
- Instruksi Literasi Komprehensif: Pendekatan seimbang yang mencakup keterampilan yang berfokus pada kode (decoding) dan berfokus pada makna (pemahaman) sangat penting. Ini memastikan bahwa siswa tidak hanya belajar membaca kata-kata tetapi juga memahami artinya dalam konteks teks (Whalon, 2018)].
- Penggunaan Dukungan Visual: Alat bantu visual dan pengatur grafis dapat membantu siswa dengan proses ASD dan mengatur informasi, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk memahami paragraf panjang (Никонова & Павлова, 2020).
Keterampilan Sosial dan Komunikasi
- Perhatian Bersama dan Timbal Balik Sosial: Mengembangkan keterampilan ini dapat meningkatkan pemahaman membaca dengan meningkatkan kemampuan anak untuk terlibat dengan teks dan dengan orang lain selama kegiatan membaca. Ini dapat didukung melalui sesi membaca interaktif dan pelatihan keterampilan sosial (Whalon, 2018) (Cass, 2008).
Meskipun strategi ini efektif, penting untuk mengenali heterogenitas dalam membaca profil di antara anak-anak dengan ASD. Beberapa anak mungkin unggul dalam decoding tetapi berjuang dengan pemahaman, sementara yang lain mungkin menghadapi tantangan di kedua bidang. Oleh karena itu, instruksi individual yang mempertimbangkan kekuatan dan kebutuhan spesifik setiap anak sangat penting. Selain itu, penelitian berkelanjutan dan adaptasi metode pengajaran diperlukan untuk mengatasi pemahaman ASD yang berkembang dan dampaknya pada pemahaman bacaan.