Mengajar anak autis untuk membaca dengan intonasi yang tepat melibatkan kombinasi strategi yang membahas karakteristik kognitif dan sosial-emosional yang unik dari anak-anak dengan autisme. Intonasi, aspek kefasihan membaca, bisa sangat menantang bagi anak-anak dengan autisme karena kesulitan dalam pemrosesan bahasa dan komunikasi sosial. Oleh karena itu, strategi pengajaran yang efektif harus disesuaikan dengan kebutuhan ini, menggabungkan praktik berbasis bukti dan pendekatan individual. Bagian berikut menguraikan strategi dan pertimbangan utama untuk mengajar intonasi dalam membaca kepada anak-anak dengan autisme.
Dialogis dan Membaca Bersama
- STRATEGI RECALL: Strategi RECALL (Reading to Engage Children with Autism in Language and Learning) mengadaptasi membaca dialogis untuk meningkatkan keterampilan bahasa dan literasi pada anak-anak dengan autisme. Pendekatan ini melibatkan sesi membaca interaktif di mana anak didorong untuk berpartisipasi secara aktif, yang dapat membantu dalam mengembangkan prosodi dan intonasi melalui pembacaan ekspresif yang dimodelkan oleh pendidik (Whalon et al., 2013).
- Kegiatan Membaca Bersama: Kegiatan membaca bersama sangat penting untuk mempromosikan pemahaman bahasa dan mendengarkan. Kegiatan ini dapat dirancang untuk memasukkan teks berulang dan dapat diprediksi, yang membantu anak-anak dengan autisme mengantisipasi dan mempraktikkan pola intonasi (Conner et al., 2023).
Instruksi Literasi Inklusif dan Adaptif
- Praktek Kelas Inklusif: Dalam pengaturan inklusif, guru dapat menggunakan instruksi yang berbeda untuk memenuhi beragam kebutuhan siswa dengan autisme. Ini termasuk menggunakan dukungan visual dan teknologi untuk memodelkan intonasi dan memberikan umpan balik tentang kelancaran baca (Brenenstuhl, 2007).
- Adaptasi Kurikuler: Mengadaptasi kurikulum untuk memasukkan materi yang relevan dan menarik bagi anak dapat meningkatkan keterlibatan dan motivasi, yang penting untuk berlatih intonasi. Guru dapat menggunakan cerita atau teks yang selaras dengan minat anak untuk mendorong membaca ekspresif (Kluth & Chandler-Olcott, 2007).
Teknik Berbasis Bukti
- Kesadaran Fonemik dan Fonik: Mengajar kesadaran fonemik dan fonik dapat mendukung perkembangan intonasi dengan membantu anak-anak memahami struktur suara bahasa. Pengetahuan dasar ini sangat penting untuk kelancaran membaca dan dapat diajarkan menggunakan pendekatan multisensori (Whalon et al., 2009).
- Pelatihan Keterampilan Perilaku (BST) : BST dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan membaca tertentu, termasuk intonasi. Ini melibatkan pemodelan, latihan, dan umpan balik, memungkinkan anak-anak untuk berlatih dan memperbaiki intonasi mereka dalam pengaturan terstruktur (Singh et al., 2017).
Pelatihan dan Dukungan Guru
- Pengembangan Profesional: Guru membutuhkan pelatihan dalam strategi khusus untuk mengajar membaca kepada anak-anak dengan autisme. Ini termasuk memahami karakteristik kognitif dan sosial-emosional autisme dan bagaimana pengaruhnya terhadap perkembangan baca (Mislan et al., 2012).
- Pendekatan Kolaborasi: Kolaborasi antara guru pendidikan khusus dan pendidikan umum dapat meningkatkan efektivitas instruksi membaca. Berbagi strategi dan sumber daya dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung bagi anak-anak autism (Vacca, 2007).
Sementara strategi ini memberikan pendekatan komprehensif untuk mengajar intonasi dalam membaca kepada anak-anak dengan autisme, penting untuk mengenali perbedaan individu di antara peserta didik. Setiap anak dengan autisme dapat merespons secara berbeda terhadap berbagai metode pengajaran, yang memerlukan penilaian berkelanjutan dan adaptasi strategi pengajaran. Selain itu, sementara fokusnya adalah pada intonasi, sangat penting untuk mengintegrasikan aspek kefasihan membaca ini dengan komponen lain seperti pemahaman dan kosa kata untuk mendukung pengembangan literasi secara keseluruhan.