Mengajar anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) untuk memahami nilai uang dan transaksi sederhana melibatkan kombinasi strategi pendidikan terstruktur, kegiatan praktis, dan teknologi pendukung. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan kemandirian dan mengurangi ketergantungan pada orang lain untuk transaksi keuangan. Berbagai metode telah dieksplorasi untuk mencapai hal ini, termasuk rantai maju, pelatihan percobaan diskrit, dan penggunaan alat pembelajaran yang ditingkatkan teknologi. Pendekatan ini bertujuan untuk membuat konsep keuangan dapat diakses dan menarik bagi anak-anak dengan ASD, sehingga meningkatkan kemampuan mereka untuk mengelola uang secara efektif.
Strategi Pendidikan Terstruktur
- Pelatihan Rantaian Maju dan Uji Coba Diskrit: Metode ini melibatkan pemecahan tugas menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan dapat dikelola dan mengajarkannya secara berurutan. Pendekatan ini efektif dalam membantu anak-anak dengan ASD belajar mengidentifikasi dan memahami nilai koin, yang merupakan keterampilan dasar untuk menangani uang (Allen, 2016).
- Pembelajaran Tanpa Kesalah: Teknik ini meminimalkan kesalahan selama proses pembelajaran, yang dapat sangat bermanfaat bagi anak-anak dengan ASD karena mengurangi frustrasi dan membangun kepercayaan pada kemampuan mereka untuk melakukan tugas keuangan (Allen, 2016).
Kegiatan Praktis dan Bermain Peran
- Permainan Peran Ekonomi: Melibatkan anak-anak dalam kegiatan bermain peran di mana mereka mensimulasikan pembelian dan penjualan barang dapat membantu mereka memahami transaksi ekonomi. Metode ini memungkinkan anak-anak untuk mengeksplorasi konsep keuangan dalam lingkungan yang terkontrol dan menyenangkan, yang dapat meningkatkan pemahaman dan retensi keterampilan ini(Sunal et al., 1988).
- Game Interaktif dan Buku Cerita: Memanfaatkan permainan edukasi dan buku cerita yang menggabungkan tema literasi keuangan dapat membuat pembelajaran tentang uang lebih relevan dan menyenangkan bagi anak-anak. Sumber daya ini dapat digunakan untuk mengajarkan konsep keuangan dasar dengan cara yang menarik dan mendidik (Yanuarsari et al., 2023) (Birbili & Kontopoulou, 2015).
Pembelajaran yang Ditingkatkan Teknologi
- Teknik Berbantuan Komputer: Penggunaan tablet dan smartphone dengan aplikasi yang dirancang khusus dapat memberikan cara interaktif dan merangsang secara visual bagi anak-anak dengan ASD untuk belajar tentang uang. Alat-alat ini sering menyertakan fitur seperti suara, warna, dan gerakan untuk menarik perhatian anak dan memfasilitasi pembelajaran (Buyuk et al., 2019).
- Aplikasi Pembelajaran Berbasis Gam: Aplikasi web yang dirancang untuk individu ASD yang berfungsi tinggi dapat menawarkan skenario praktis di mana pengguna mempraktikkan keterampilan manajemen uang. Aplikasi ini telah menunjukkan harapan dalam membantu pengguna menerapkan konsep keuangan dalam situasi kehidupan nyata (Caria et al., 2017).
Lingkungan dan Kolaborasi yang Mendukung
- Keterlibatan Orang Tua dan Guru: Dukungan yang konsisten dari orang tua dan guru sangat penting dalam memperkuat pendidikan literasi keuangan. Kolaborasi antara lingkungan rumah dan sekolah memastikan bahwa anak-anak menerima pengalaman belajar yang kohesif, yang penting untuk mengembangkan keterampilan manajemen keuangan (Susanti & Kemala, 2023).
- Pendidikan Keuangan Dini: Memperkenalkan literasi keuangan di usia muda dapat meletakkan dasar bagi pemahaman keuangan yang lebih kompleks di kemudian hari. Paparan awal terhadap konsep keuangan membantu anak-anak mengembangkan pemahaman yang matang tentang manajemen uang (Susanti & Kemala, 2023) (Hikmah et al., 2019).
Sementara strategi ini memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk mengajarkan keterampilan keuangan kepada anak-anak dengan ASD, penting untuk mengenali kebutuhan individu dan gaya belajar setiap anak. Menyesuaikan pendekatan pendidikan untuk memenuhi kebutuhan ini dapat meningkatkan efektivitas pendidikan literasi keuangan. Selain itu, sementara teknologi menawarkan cara-cara inovatif untuk melibatkan anak-anak, itu harus digunakan bersama dengan metode pengajaran tradisional untuk memberikan pengalaman belajar yang seimbang.