Menciptakan lingkungan rumah yang mendukung anak autis dalam belajar membaca melibatkan pemahaman tantangan dan kekuatan unik anak-anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) dan menyesuaikan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan spesifik mereka. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan ASD sering menghadapi kesulitan dengan perhatian bersama, timbal balik sosial, dan bahasa/komunikasi, yang dapat memengaruhi perkembangan membaca mereka. Namun, dengan strategi dan lingkungan yang tepat, anak-anak ini dapat mengembangkan keterampilan decoding dan pemahaman. Bagian berikut menguraikan strategi dan pertimbangan utama untuk menciptakan lingkungan literasi rumah yang mendukung untuk anak autis.
Lingkungan Literasi Rumah (HLE)
- Praktik Membaca Bersama: Terlibat dalam membaca bersama dan diskusi tentang buku dapat secara signifikan bermanfaat bagi anak-anak dengan ASD, terutama mereka yang memiliki gangguan bahasa. Meskipun anak-anak dengan ASD dapat terlibat dalam membaca bersama untuk durasi yang lebih pendek daripada teman sebaya yang biasanya berkembang, frekuensi dan kualitas interaksi ini sangat penting(Lucas & Norbury, 2018).
- Minat Membaca dan Hubungan Orangtua-Anak: HLE yang merangsang yang menumbuhkan minat membaca dan hubungan orangtua-anak yang kuat dapat secara langsung dan tidak langsung meningkatkan perkembangan literasi pada anak-anak dengan ASD. Hubungan ini bertindak sebagai mediator, menyumbang sebagian besar efek pengembangan literasi (Huang et al., 2022).
Praktik Instruksional
- Keterampilan Berfokus pada Kode dan Makna: Instruksi literasi yang efektif untuk anak-anak dengan ASD harus membahas keterampilan decoding (berfokus pada kode) dan pemahaman (berfokus pada makna). Pendekatan komprehensif ini sangat penting karena heterogenitas dalam membaca profil di antara anak-anak dengan ASD(Whalon, 2018).
- Lingkungan Literasi Visual: Mengingat pentingnya persepsi visual dalam pembelajaran untuk anak-anak dengan ASD, menciptakan lingkungan literasi visual dapat bermanfaat. Ini melibatkan penggunaan alat bantu visual dan metode pengajaran terstruktur untuk mendukung pengembangan literasi (Reiter et al., 2011).
Pertimbangan Komunitas dan Lingkungan
- Perpustakaan Komunitas dan Waktu Cerita: Perpustakaan komunitas dapat menawarkan sumber daya berharga dan sesi waktu cerita yang mendukung pengembangan literasi. Namun, orang tua dari anak-anak dengan ASD sering menyebut ketidakcocokan lingkungan dan kurangnya minat sebagai hambatan partisipasi. Mengatasi hambatan ini dapat meningkatkan efektivitas sumber daya masyarakat(Simpson et al., 2020).
- Desain Sensori-Mitigasi: Merancang lingkungan yang ramah autisme yang mempertimbangkan sensitivitas sensorik dapat mempromosikan suasana belajar yang lebih kondusif. Ini termasuk meminimalkan kelebihan sensorik dan menciptakan ruang yang tenang dan terstruktur untuk aktivitas baca(Mohamed & Almaz, 2024).
Tantangan dan Pertimbangan
Meskipun menciptakan lingkungan rumah yang mendukung sangat penting, penting untuk mengenali tantangan yang mungkin timbul. Anak-anak dengan ASD mungkin berjuang dengan pemahaman karena kurikulum bergeser dari decoding ke tugas pemahaman yang lebih maju. Kesulitan ini dapat dikaitkan dengan defisit kognitif seperti Koherensi Pusat Lemah dan Fungsi Eksekutif. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan praktik instruksional yang ditargetkan yang mengatasi defisit ini dan mendukung pengembangan pemahaman (Nguyen et al., 2018). Selain itu, sementara lingkungan literasi rumah berhubungan positif dengan pencapaian membaca awal, dampaknya dapat berkurang di kelas selanjutnya, menunjukkan perlunya adaptasi dan dukungan yang berkelanjutan (Johnson et al., 2024).
Kesimpulannya, menciptakan lingkungan rumah yang mendukung anak autis dalam belajar membaca membutuhkan pendekatan beragam yang mencakup lingkungan literasi rumah yang merangsang, praktik instruksional yang efektif, dan pertimbangan faktor sensorik dan komunitas. Dengan mengatasi bidang-bidang ini, orang tua dapat membantu anak-anak mereka mengembangkan keterampilan membaca yang penting dan menumbuhkan minat seumur hidup dalam melek huruf.