Mengobati gangguan jantung pada anak-anak dengan sindrom Down (DS) melibatkan pendekatan multifaset yang mencakup diagnosis dini, intervensi bedah, dan perawatan pasca operasi. Penyakit jantung kongenital (PJK) lazim pada populasi ini, dengan kondisi seperti defekt septum atrioventrikular (AVSD), defek septum atrium (ASD), dan defek septum ventrikel (VSD) menjadi umum. Strategi pengobatan terutama bedah, didukung oleh tim multidisiplin untuk mengatasi kebutuhan kompleks pasien ini. Berikut adalah aspek kunci dari mengobati gangguan jantung pada anak-anak dengan sindrom Down:
Diagnosis dan Skrining Dini
- Skrining dan diagnosis dini sangat penting untuk mengelola PJK pada anak-anak dengan DS. Evaluasi jantung rutin direkomendasikan untuk mengidentifikasi cacat jantung sejak dini, yang secara signifikan dapat meningkatkan hasilnya (Daf et al., 2023) (Banoth et al., 2022).
- Teknik diagnostik lanjutan, seperti ekokardiografi dan pengujian genetik, digunakan untuk mendeteksi PJK dan menilai risiko kekambuhan familial (Asim & Agarwal, 2021).
Intervensi Bedah
- Perbaikan bedah adalah pengobatan utama untuk PJK pada anak-anak dengan DS. Prosedur seperti perbaikan AVSD dan penutupan VSD biasa terjadi, dengan intervensi bedah menjadi pilihan yang paling layak untuk meningkatkan umur panjang dan kualitas hidup (Kong et al., 2023) (Santos et al., 2019).
- Database Kolaboratif Peningkatan Kualitas Internasional untuk Penyakit Jantung Kongenital (IQIC) menyediakan data tentang hasil bedah, menunjukkan bahwa meskipun prosedur ini tidak terlalu kompleks, mereka terkait dengan komplikasi infeksi dan memerlukan manajemen pasca operasi yang cermat (Santos et al., 2019) (Santos et al., 2019)].
Perawatan Pasca Operasi dan Fisioterapi
- Perawatan pasca operasi sangat penting dan termasuk fisioterapi jantung dan pernapasan untuk meningkatkan penyembuhan, membersihkan sekresi paru-paru, dan meningkatkan mobilitas dada. Perawatan ini sangat penting untuk mengatasi tonggak perkembangan yang tertunda pada anak-anak dengan DS (Daf et al., 2023).
- Lama rawat inap di rumah sakit dan ICU dapat diperpanjang karena komplikasi seperti infeksi, yang memerlukan manajemen pasca operasi yang komprehensif (Santos et al., 2019) (Arias-Lobo et al., 2023).
Pendekatan Multidisiplin
- Pendekatan tim multidisiplin sangat penting untuk mengelola PJK pada anak-anak dengan DS. Ini termasuk ahli jantung, ahli bedah, fisioterapis, dan konselor genetik yang bekerja sama untuk memberikan perawatan holistik (Drakopoulou et al., 2024) (Constantine et al., 2021).
- Kolaborasi antara pakar internasional dan organisasi seperti Down Syndrome International bertujuan untuk menetapkan praktik terbaik dan menginformasikan pedoman masa depan untuk mengelola penyakit kardiovaskular pada populasi ini (Constantine et al., 2021)].
Tantangan dan Pertimbangan
- Anak-anak dengan DS dan PJK sering menghadapi tantangan tambahan seperti hipertensi paru, yang mempersulit keputusan bedah dan membutuhkan manajemen yang cermat (Kong et al., 2023) (Drakopoulou et al., 2024).
- Terlepas dari kemajuan dalam teknik bedah dan perawatan pasca operasi, risiko komplikasi dan kematian tetap ada, menyoroti perlunya penelitian berkelanjutan dan protokol pengobatan yang lebih baik (Arias-Lobo et al., 2023).
Sementara intervensi bedah tetap menjadi landasan pengobatan untuk gangguan jantung pada anak-anak dengan sindrom Down, kompleksitas kasus-kasus ini memerlukan pendekatan komprehensif yang mencakup diagnosis dini, perawatan multidisiplin, dan manajemen pasca operasi yang kuat. Integrasi teknologi diagnostik yang muncul dan kolaborasi internasional terus meningkatkan pemahaman dan pengobatan PJK pada populasi ini, yang bertujuan untuk meningkatkan hasil dan kualitas hidup bagi anak-anak yang terkena dampak.